Tommy3, Ponsel dengan Internet Tanpa Batas dari Wiko
JAKARTA, KOMPAS — Wiko meluncurkan dua varian ponsel pintar kelas menengah ke bawah, yakni Tommy3 dan Tommy3 Plus, untuk pasar Indonesia dengan harga Rp 1,5 juta dan Rp 1 juta. Mereka berkolaborasi dengan penyedia jasa internet Skyroam untuk memungkinkan pengalaman berinternet tanpa batas bagi para pengguna.
Keduanya diluncurkan di Jakarta, Kamis (1/11/2018), dengan opsi penjualan secara daring ataupun luring. Untuk seri Tommy3 Plus, penjualan melalui kampanye khusus di Tokopedia akan mendapatkan potongan harga sehingga harganya turun menjadi Rp 1,3 juta.
Keduanya memiliki bentang layar 5,45 inci dan rasio layar 18:9 meski dengan resolusi yang berbeda, 480p untuk Tommy3 dan 720p untuk Tommy3 Plus. Tommy3 yang mengincar kelas pemula memiliki RAM 1 gigabita dan ROM 16 gigabita, kamera 8 megapiksel di belakang dan 5 megapiksel di depan, serta baterai dengan 2.500 mAh. Tommy3 Plus menawarkan spesifikasi lebih baik, di antaranya RAM 2 GB, ROM 16 GB, kamera 13 MP di belakang dan 5 MP di depan, serta baterai 2.900 mAh.
Meski tidak memiliki sensor sidik jari, baik Tommy3 maupun Tommy3 Plus mengandalkan pemindai wajah untuk pembuka kuncian layar.
Satu hal yang menarik dari dua seri ponsel pintar tersebut adalah dukungan layanan Skyroam, sebuah layanan internet yang memungkinkan pengguna terhubung internet tanpa harus terpaku pada satu operator telekomunikasi. Cara kerjanya, ujar CEO Skyroam Jing Liu, layanan tersebut mencari sinyal dari operator telekomunikasi yang dianggap paling ideal untuk terhubung dengan jaringan internet.
”Dengan demikian, pengguna bisa menikmati internet di mana saja tanpa harus khawatir dengan ketersediaan sinyal operator ataupun sinyal Wi-Fi,” ujar Liu.
Layanan Skyroam lebih banyak digunakan oleh wisatawan mancanegara dalam bentuk MiFi. Mereka sudah beroperasi di 135 negara oleh 10 juta pengguna. Dengan berlangganan paket berdasarkan regional, mereka bisa menggunakan layanan internet tanpa harus membeli nomor setempat dan berlaku hingga ke negara di kawasan yang sama.
Sebagai simulasi, wisatawan yang ingin pelesir ke Eropa bisa berlangganan Skyroam untuk paket wilayah Eropa. Selama berada di negara-negara yang masuk dalam wilayah layanan, dia bebas mengakses internet dengan kuota data yang disepakati sebelumnya, atau bisa menambah volumenya dengan permintaan.
Liu mengatakan, layanan Skyroam untuk wisatawan mancanegara berbeda dengan layanan yang disematkan ke Tommy3 dan Tommy3 Plus. Layanan tersebut dimungkinkan berkat kerja sama ponsel yang beroperasi dengan sistem dalam cip (SoC) Mediatek.
Layanan yang diaktifkan untuk pengguna dua ponsel pintar tersebut adalah layanan kawasan Indonesia. Dengan kata lain, kolaborasi itu memang tidak dimaksudkan agar pengguna Tommy3 membawanya pelesir ke luar negeri meski hal itu dimungkinkan dengan berlangganan paket internasional.
”Untuk sementara, pembayaran menggunakan kartu kredit, tapi di masa mendatang akan diupayakan opsi yang lebih banyak,” kata Liu.
Untuk mendapatkan akses internet melalui layanan Skyroam, pengguna tinggal membeli di layar aplikasi dan memilih sesuai kebutuhan. Untuk paket Indonesia, data sebesar 100 megabita dihargai 0,13 dollar AS atau dengan kurs saat ini setara Rp 2.000, sementara volume terbesar, yakni 1 gigabita, mencapai 0,8 dollar AS atau setara Rp 12.200.
Wiko dan Skyroam menyiapkan paket promosi Tommy3 dan Tommy3 Plus berupa 1 gigabita data gratis menggunakan layanan tersebut selama enam bulan.
Penggunaan Skyroam akan memiliki kelebihan pada pengguna untuk mengakses layanan internet terbaik karena tidak lagi terikat dengan layanan dari kartu SIM yang dipasang di dalam ponsel pintar. Catatannya, mereka harus senantiasa membandingkan biaya internet. Bisa jadi harganya lebih mahal ketimbang akses dengan layanan dari operator telekomunikasi.
Setidaknya dengan layanan tersebut, pengguna yang hendak bepergian ke luar negeri bisa berlangganan layanan internet sesuai kawasan tujuan asalkan mempertimbangkan dukungan frekuensi yang bisa dioperasikan oleh ponsel ini.
Kolaborasi
Meskipun Tommy3 memiliki spesifikasi standar seperti RAM 1 gigabita, Wiko menanamkan Android Go untuk memastikan layanan tetap enteng dijalankan. Android Go merupakan ekosistem layanan dari Google seperti navigasi, surel, asisten pribadi, serta layanan streaming video yang dipangkas tanpa mengurangi fungsionalitasnya dan menyasar ponsel-ponsel dengan spesifikasi terbatas seperti ponsel ini.
Dengan seperangkat aplikasi ringan ini, bahkan ponsel dengan kapasitas RAM 1 gigabita pun bisa menikmati versi terbaru dari Android 8.0. Aplikasi versi enteng yang tidak kehilangan fungsinya.
Inisiatif serupa sebetulnya ditemukan di ponsel-ponsel di rentang harga yang sama seperti HYPhonE dari SPC Mobile atau S50 4G dari Advan. Spesifikasi yang standar mendorong merek-merek untuk mengimplementasikan Android Go demi memastikan pengalaman menggunakan ponsel pintar tidak terkendala dengan keterbatasan konsumsi RAM dan semacamnya.
SPC Mobile merilis ponsel mereka dengan dua varian, yakni HYPhonE seharga Rp 750.000 dan HYPhonE Pro dengan harga Rp 1 juta. Bedanya terletak pada sensor pemindai sidik jari untuk varian HYPhonE Pro serta spesifikasi yang lebih baik.
Advan juga melakukannya. Mereka merilis ponsel pintar S50 4G dengan harga Rp 777.000 lengkap dengan Android Go.
Baik HYPHonE maupun S50 4G memiliki benang merah, yakni kolaborasi dengan operator telekomunikasi untuk menghadirkan layanan internet secara gratis. Menggandeng Axis, HYPHonE memungkinkan penggunanya untuk menikmati layanan streaming musik dari Joox secara gratis tanpa memotong data, sedangkan Advan bekerja sama dengan Indosat untuk menghadirkan layanan gratis akses untuk Youtube, Spotify, dan media sosial.
”Pengguna hanya perlu mengisi pulsa Rp 25.000 untuk menikmati layanan, tapi tidak akan dipotong untuk penggunaan,” kata Radhia Bendhifi, Group Head Retail & Device Management Indosat Ooredoo, dalam acara pada Jumat (26/10/2018).
Disinggung mengenai latar belakang kerja sama itu, Radhia menjelaskan bahwa manfaat yang diberikan oleh kerja sama dengan merek ponsel pintar dilakukan demi menekan angka churn atau pelanggan yang berhenti menggunakan layanan karena begitu mudahnya mendapatkan nomor baru. Dengan layanan yang setidaknya bermanfaat hingga satu tahun, diharapkan bisa membuat pengguna mempertahankan loyalitasnya.