SINGAPURA, KOMPAS – Facebook mendorong penggunanya membuat dan menyebarkan unggahan atau berita positif agar semakin banyak orang mendapatkan informasi yang baik sekaligus bermanfaat.
“Orang-orang suka membicarakan berita, membagikan berita, dan mendiskusikan berita,” kata Direktur News Partnerships Facebook APAC Anjali Kapoor di Singapura, Rabu (14/11/2018) dalam sesi diskusi Facebook Journalism Project.
Anjali menyampaikan, unggahan berita positif itu kiranya dapat diterima pertama kali oleh sahabat dan keluarga pengunggah, umpan berita (news feed) sebaiknya tersampaikan, umpan berita sebaiknya menghibur. “Kami adalah sebuah platform bagi banyak ide dan kami menghargai komunikasi yang asli,” tuturnya.
Facebook, lanjut Anjali, antara lain melakukan inventarisir apa saja jenis unggahan yang ada, memberi tanda siapa yang mengunggah, memprediksi dengan melihat seberapa banyak yang menyukai dan memberi komentar, serta menentukan skor hubungan.
Anjali menyampaikan, interaksi yang bermakna terhadap sahabat dan keluarga akan lebih diprioritaskan serta jadi perhatian Facebook.
Pada 2017, kata Anjali, sejumlah usaha untuk melawan unggahan negatif antara lain, menindaklanjuti video clickbait, membloking iklan dari halaman yang membagikan berita atau unggahan salah secara berulang, serta menurunkan unggahan dari orang dan halaman yang menggunakan perjanjian yang memikat (engagement bait) meliputi vote baiting, react baiting, share baiting, tag baiting, dan comment baiting.
Dalam berjejaring di Facebook, lahir pula sejumlah komunitas mulai untuk bisnis, membangun kesadaran dan perhatian bagi sesama. Chief of Awesome at Blessings in a Bag and WorldChange Agents Emily Teng yang juga hadir di kantor Facebook Singapura memiliki perhatian bagi pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Jaringan relawan dan komunitasnya berada di sejumlah negara. “Anda bisa berbicara. Anda bisa memengaruhi," kata Emily.