Dalam pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Oktober 2018 lalu, ada satu hal menarik terselip di antara kesibukan para tamu undangan dan panitia. Salah satu kendaraan yang disediakan Kementerian Perindustrian untuk antar jemput para tamu adalah Toyota Alphard Hybrid.
Selama 14 hari, PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku distributor resmi mobil-mobil bermerek Toyota di Indonesia, menyediakan enam unit MPV premium bermesin hybrid itu.
Para wartawan peliput acara internasional tahunan itu sempat diajak mencicipi kendaraan tersebut. Kami diajak bertemu tim dari TAM di Dealer Agung Toyota, Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Bali, untuk mencoba berkendara dengan Alphard Hybrid ini menuju kawasan pertemuan di Nusa Dua yang berjarak sekitar 26 kilometer, kemudian berlanjut ke Garuda Wisnu Kencana yang berjarak 11 km lagi.
Satu hal istimewa bagi mereka yang baru pertama mencoba mobil hybrid adalah tidak adanya suara mesin saat mobil mulai bergerak pada akselerasi awal. Itu karena pada akselerasi awal ini mobil bergerak murni dengan tenaga listrik dari baterai khusus.
“Itu sebabnya, mobil ini tanpa suara. Hanya saja, orang yang melihat mobil ini dijalanan bisa saja mengira tidak menyala. Padahal, mobil ini menyala dan bergerak,” kata Dimas Aska, Head of Media Relation PT TAM, ketika bertemu di Denpasar.
Seperti lazimnya mobil hybrid lain, macam Toyota Prius, ada dua sumber penggerak pada Alphard Hybrid ini, yakni motor listrik dan mesin bensin konvensional. Menurut Dimas, Alphard Hybrid didukung dengan teknologi Toyota Hybrid Synergy Drive.
Dimas menjelaskan TAM meminjamkan mobil-mobil Alphard Hybrid ini untuk acara KTT IMF dan World Bank di Bali untuk menunjukkan dukungan Indonesia memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan. “Terutama, kendaraan yang hemat bahan bakar. Selain itu, mobil hybrid ini mendukung pula konsep industri 4.0 dari pemerintah. Jadi, kami menyetujui untuk ikut berpartisipasi menyiapkan enam unit kendaraan Alphard di pertemuan IMF-BD itu,” jelas Dimas, akhir bulan Oktober 2018 lalu, di Nusa Dua.
Karena kendaraan hemat energi hybrid ini belum populer di masyarakat Indonesia, Dimas menambahkan, TAM menggandeng beberapa kampus, di antaranya Universitas Udayana (Denpasar), Universitas Negeri Sebelas Maret (Solo), Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk bersama membandingkan kendaraan non-hybrid dan hybrid.
Hasil uji coba dan penelitian bersama kampus ini menjadi penting karena bakal memberikan gambaran lengkap kelebihan dan kekuarangan dari masing-masing kendaraan.