Jam tangan pintar kini bukan lagi sekadar pelengkap ponsel pintar. Persaingan fungsi tambahan pada tiap-tiap jam menjadi keunggulan, salah satunya untuk menarik para petualang yang ingin menjelajah alam. Fitur seperti penunjuk arah, navigasi, pengukur langkah, dan detak jantung pun kini wajib ada di pergelangan tangan.
Beberapa penyedia jam tangan pintar bagi para penyuka petualangan dan olahraga itu antara lain Garmin dan Samsung. Baru-baru ini, Garmin meluncurkan Garmin Instinct berstandar militer Amerika Serikat untuk para penyuka kegiatan luar ruang berat.
Adapun Samsung di antaranya memiliki Samsung Gear Sport yang dianggap sebagai penantang Apple di pasar jam tangan pintar saat diluncurkan.
Kedua jam tangan ini memiliki fungsi tambahan yang memanjakan para penikmat petualangan dan olahraga. Misalnya, terdapat fitur pengukur jumlah langkah dan detak jantung.
Saat digunakan, secara otomatis jam juga mengukur jumlah detak jantung dari pergelangan tangan pengguna. Sensornya terdapat di belakang jam.
Namun, tak hanya olahraga biasa, Instinct juga menyentuh para petualang dengan fasilitas penunjuk arah yang didukung sejumlah sistem satelit navigasi, selain global positioning system (GPS).
Agar lebih akurat, jam tangan ini dilengkapi pula dengan sistem satelit yang dioperasikan Rusia (GLONASS) dan Galileo yang merupakan sistem satelit Eropa, dengan jarak akurat hingga 1 meter (m).
Selain penunjuk arah, Garmin Instict memiliki kemampuan tahan air dengan standar militer. Garmin bisa bertahan di air hingga kedalaman 100 meter. Sebagai perbandingan, Samsung dilengkapi dengan fitur antiair 5 atmosfer atau bisa bertahan di air hingga kedalaman 50 meter.
Gengsi paling utama dalam pembuatan jam tangan pintar juga terletak pada ketahanan baterai. Kebutuhan luar ruang juga membutuhkan baterai yang lebih tahan lama. Samsung Gear Sport dilengkapi dengan fitur penghematan sehingga jam tangan ini bisa bertahan selama 2 hari.
Daya tahan baterai Garmin Instinct mencapai 14 hari jika hanya digunakan dalam mode jam tangan pintar. Sementara saat menggunakan mode GPS akan bertahan selama 14 jam. Untuk mengimbanginya, terdapat mode hemat baterai UltraTrac yang dapat membuat jam bertahan hingga 35 jam.
Instinct memang dibuat dengan mengupayakan kemudahan bagi para petualang di alam liar. Garmin melihat kebutuhan ini jauh lebih penting saat ini, melihat perkembangan hobi bertualang yang semakin berkembang.
”Segmen outdoor di Indonesia lagi berkembang saat ini. Oleh karena itu, pengembangan inovasi dan teknologi Garmin Instinct hadir untuk memberikan pengalaman sempurna bagi para traveller alam,” kata Marketing Manager Garmin Indonesia Rian Krisna saat meluncurkan Garmin Instinct di Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2018).
Jam tangan Garmin Instinct juga dilengkapi dengan altimeter untuk mengukur ketinggian, dan barometer untuk mengukur tekanan udara. Saat digunakan untuk bertualang di luar, jam ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur perjalanan dan menentukan kapan waktu kembali. Namun, fitur ini baru dapat dinikmati setelah menggunakan aplikasi Garmin Explore.
Terbuat dari bahan polimer, jam ini dapat bertahan di suhu dari minus 20 derajat hingga 60 derajat celsius. Sementara untuk guncangan, Instinct lulus uji dengan ketinggian jatuh 122 sentimeter.
”Setelah mengetes jam outdoor ini (Instinct), saya merasa memiliki asisten pribadi saat bertualang. Menggunakannya pun tidak ada ketakutan akan terkena baret,” kata penyuka perjalanan dan petualangan Jeremiah Lakhwani.
Namun, untuk kemampuan layar, Instinct harus mengakui kemampuan Samsung Gear Sport. Jam tangan Samsung ini memiliki layar Super AMOLED 1,2 inci dengan resolusi 360 x 360. Layar dari wearable ini cukup terang bahkan di bawah terik matahari. Layar sentuhnya juga cukup responsif.
Berbeda dengan Samsung yang memiliki layar berwarna dan sentuh, Instinct tidak dilengkapi dengan layar sentuh dan berwarna walaupun jam ini juga tetap terang di bawah terik matahari. Garmin mengandalkan tombol di sisi jam untuk sistem antarmuka jam.
Selain itu, Instinct tidak memanjakan pengguna dengan pemutar musik langsung. Hanya pengendali pemutar musik ponsel, misalnya untuk mengganti lagu dan volume musik di ponsel dari jam tangan.
Harga pertama yang ditawarkan Instinct saat rilis adalah Rp 4,999 juta. Walau tergolong di atas harga jam tangan pintar pada umumnya, Director Marketing and Communication Erajaya Group Djatmiko Wardoyo yakin produk yang ia pasarkan ini akan memiliki banyak pembeli walau hingga saat ini, ia belum memasang target penjualan.
”Setelah tiga sampai empat bulan masa pengenalan ini, baru kami berani pasang target penjualan. Namun, kami yakin Garmin Instinct akan memiliki banyak penggemar,” kata Djatmiko. (E12)