Warna-warni Salad Betawi
Makanan aneka warna yang enak dipandang mata tersaji di The Betawi Salad. Tak sekadar enak dilihat, lebih dari 60 ragam makanan itu juga sedap dan yang paling penting sangat sehat. Kalori pada setiap porsinya pun terukur.
Seperti nama restorannya, makanan andalan di The Betawi Salad adalah salad Betawi. Orang mungkin bakal mengenalinya sebagai ketoprak atau gado-gado, tetapi salad yang satu ini dijamin lebih sehat.
“Kami ingin menyajikan makanan Indonesia yang sehat,” kata chef sekaligus pemilik The Betawi Salad, Vania Wibisono.
Di tangan Chef Vania, masakan yang disuguhkan digarap dengan penuh kecintaan dan serius. Keseriusan itu yang membuat Vania dan rekan bisnisnya, Krisha Melwani serta Susana Tjandra, tak terburu-buru melebarkan jejaring The Betawi Salad menjadi waralaba. Memasuki tahun kedua, The Betawi Salad bisa dijumpai di The ShopHaus Menteng dan The Senopati Building di Jakarta.
”Pengen orang kenal dulu. Bukan company yang mengutamakan keuntungan banget. Teman banyak yang lihat makanannya enak kenapa baru buka dua cabang? Ini bisnisnya enggak bisa dibikin cepat, murah, dan banyak. Harus mengedukasi pembeli dan sumber daya manusia yang mengelola restorannya,” tambah Vania.
Keseriusan dalam mengolah menu bisa dilihat dari sepiring salad Betawi yang terdiri atas campuran lebih dari 10 jenis makanan hangat dan dingin. Ada biji lentil dengan taburan kelapa sangrai mirip serundeng, tempe yang dimasak dengan teknik air fryer, kentang balado kukus, tahu lada hitam, jagung balado pedas, telur iris, hingga sayuran seperti tomat ceri, mentimun, dan kol ungu. Taburan kerupuk diganti dengan keripik tempe.
Salad Betawi makin lengkap dengan cocolan bumbu yang tak kalah sehat. Sekilas cocolan bumbu ini mirip dengan saus kacang. Namun, saus ini sama sekali tak mengandung kacang tanah yang biasanya digoreng, lalu dijadikan bumbu saus kacang. Kacang tanah diganti kacang mede serta biji bunga matahari. Saus sehat ini juga digunakan untuk cocolan otak-otak.
Meskipun sama-sama menguarkan bau ikan tenggiri, otak-otak tak memakai terigu yang biasanya menjadi bahan dasar. Agar bebas gluten, terigu diganti dengan kacang hijau yang sudah dihaluskan. Kolesterol dihilangkan dengan sama sekali tak memakai santan kelapa. Cita rasa dimunculkan dari olahan ikan tenggiri dengan bumbu hanya bawang putih dan irisan cabai.
Hadir di tengah masyarakat urban Jakarta yang sangat dinamis, The Betawi Salad pun terus berinovasi. Masakan yang dihadirkan terus berbenah mengikuti tren kuliner dunia.
Ikuti tren
Dari awalnya hanya menyajikan sayuran serupa salad lokal yang disuguhkan dingin, masakan yang dihadirkan kini mulai dominan warmsalad yang disajikan hangat.
Sereal kinoa yang tadinya dingin, misalnya, mulai disuguhkan sebagai tumpeng salad hangat dengan bumbu kunyit. Kembang kol tak lagi tampil melulu dingin, tetapi diolah menjadi nasi goreng sambal ijo. Irisan kentang dingin berganti rupa menjadi kentang balado kukus panas.
Perkembangan tren ke warm salad ini justru sangat cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Orang Asia cenderung lebih bisa makan makanan hangat dibandingkan dengan dingin.
”Kalau sudah lapar disuruh makan dingin, kok, enggak enak. Tren luar negeri berubah ke warm. Orang bilang, pergeseran kuliner terjadi tiap tahun ada. Enggak bisa stagnan,” kata Vania.
Rendang yang dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia juga dihadirkan tanpa lemak. Bahan baku beras putih pada bubur ayam tergantikan oleh oatmeal. Daging ayam yang diolah adalah bagian dada yang rendah lemak. ”Sayademen problem solving. Makanan yang guilty feeling yang biasanya enak. Gimana supaya bisa tetap sehat?” tambahnya.
Makanan tradisional Indonesia ternyata sangat berpotensi diolah menjadi lebih sehat. Citra makanan tradisional berupa gorengan atau bersantan musnah di The Betawi Salad. Perkedel jagung yang biasanya digoreng bertransformasi menjadi perkedel jagung kukus. Santan pada lontong sayur tergantikan oleh kelapa parut yang ditaburkan tanpa dimasak.
Bahan organik
Agar semakin baik bagi tubuh, masakan sengaja minim bumbu garam dengan bahan baku sayuran yang seluruhnya organik. Tak heran jika tubuh terasa lebih ringan ketika rutin mengonsumsi masakan sehat seperti yang ditawarkan The Betawi Salad.
Lokasi The Betawi Salad di The Senopati Building pun sengaja diposisikan dekat dengan tempat fitness sehingga bisa menjangkau konsumen yang memang sudah sadar gaya hidup sehat. Kandungan kalori di hampir setiap menu ditulis. Sekali makan, konsumen direkomendasikan tak makan lebih dari 350 kalori.
Selain mengenalkan masakan tradisional Indonesia yang sehat, The Betawi Salad juga hadir untuk meyakinkan bahwa makanan sehat tak melulu harus mahal. Sebagai gambaran, otak-otak dijual Rp 10.000 per potong atau Rp 2.000 lebih mahal dibandingkan dengan otak-otak pada umumnya. Namun, harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan otak-otak di mal kelas atas yang bisa mencapai Rp 20.000 per potong.
Dalam merancang menu, Vania sangat memperhatikan estetika makanan. Setiap
piring menunya tampil menarik berwarna-warni. Tak sekadar indah, warna-warni tersebut ternyata menyimpan kekayaan beragam jenis vitamin. Jangan lupa, setiap warna itu menyimpan vitamin yang berbeda.