Membangunkan Lahan “Tidur” Maja
Harga properti di tengah kota tentu selangit. Bagi sebagian orang, harganya tidak realistis. Belum lagi, suasana hiruk-pikuknya seakan tak pernah tidur. Tak semua orang juga merasa betah tinggal di perkotaan.
Bagi sebagian orang lainnya, membeli atau berinvestasi properti di kota Jakarta juga tidak menarik. Mengapa? Karena, pertumbuhan harga sudah nyaris menyentuh langit sehingga potensi pertumbuhan harganya menjadi minim.
Akhir bulan November 2018 lalu, tim properti Kompas pun menyambangi kawasan perumahan Citra Maja Raya, Banten, yang dibangun pada lahan seluas 2.600 hektar. Selama empat jam, kami diajak berkeliling di dalam dan sekitar kawasan Maja untuk menyaksikan pembangunan yang sedang dikerjakan pengembang ternama Ciputra.
Tidak sedikitpun ada nuansa "jualan"yang disampaikan oleh Managing Director Ciputra Budiarsa Sastrawinata, di kantornya di Citra Maja Raya di Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (26/11/2018). Ketika itu, Budiarsa juga didampingi oleh Direktur Senior Ciputra Agussurja Widjaja dan Direktur Ciputra Mary Octo Sihombing serta sejumlah jajaran direksinya.
Budiarsa misalnya, justru mengawali perjumpaan itu dengan membeberkan kebolehan alat transportasi kereta commuterline rute Tanah Abang-Rangkas Bitung. Ketika layanan KRL menjadi lebih baik, maka warga masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke KRL.
Bahkan, Budiarsa bercerita tentang perjalanan dari Stasiun Palmerah menuju Maja yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 1,5 jam. Perjalanan itu melintasi 14 stasiun dan hanya mengeluarkan tarif sebesar Rp 4.000 per orang.
“Saya juga pernah menemani Menteri Perhubungan Budi Karya lho naik kereta dari Stasiun Palmerah yang dekat Kompas itu. Kami sama-sama menikmati perjalanan, berdiri sambil ngobrol berbagai hal melintasi stasiun demi stasiun,” kata Budiarsa, sambil menunjukkan foto yang tersimpan di gawainya.
Kata Budiarsa, Menhub sempat ragu dengan kemajuan pembangunan Citra Maja. Namun, Menhub terkesima saat turun di Maja, dan melihat pembangunan properti Citra Maja terus dibangun dengan kecepatan tinggi.
Bulan Agustus 2018, pembangunan Citra Maja juga telah memasuki tahap kedua. Ciputra tentu saja telah berpengalaman membangun kota baru di atas lahan yang luas. Diantaranya, pembangunan perumahan Citra Raya (Cikupa) seluas 2.760 hektar. "Namun, Citra Maja Raya inilah yang dibangun paling cepat, dan cepat juga penjualannya," ujar Budiarsa, sambil tersenyum.
Citra Maja Raya inilah yang dibangun paling cepat, dan cepat juga penjualannya.
Cikal-bakal Maja
Budiarsa sekilas mengisahkan sejarah Maja. Dahulu, Maja pernah dikenalkan pada zaman politisi kawakan Akbar Tanjung. Namun, ketika itu begitu sulit untuk mencapai Maja. Kalaupun harus naik kereta, jadwal operasionalnya sangat sedikit dan kacau. Itu pun harus berdesak-desakan dengan pedagang sayur atau hewan ternak lainnya.
Pada era Ignasius Jonan menjadi Direktur Utama PT KAI, KRL pun menjadi lebih baik. “Akhirnya diputuskan, inilah saatnya dibangun. ‘Semua memang indah pada waktunya’. Dan, kami serius membangun Citra Maja," ujar Budiarsa.
Citra Maja Raya bahkan telah mendesain stasiun baru yang terletak tepat di dalam perumahan itu. Kemudian, Budiarsa mendorong PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek untuk menghadirkan kereta ekspres sehingga penghuni dapat menjangkau Jakarta dengan waktu tempuh lebih singkat.
Terkait pembangunan Citra Maja Raya, Agussurja menegaskan, “Dalam setiap proyek pengembangan properti kami, Pak Ci selalu mendorong untuk membangun integrated town. Pola yang sudah dilakukan di Citra Raya, kini tinggal direpetisi saja di proyek Citra Maja Raya".
Apa yang kini dibutuhkan Citra Maja Raya? Bagi pengembang, dukungan pemerintah pusat dibutuhkan terutama dalam pendefinisian ulang masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) juga sebaiknya direvisi untuk lebih memberi ruang bagi masyarakat untuk membeli rumah.
Animo masyarakat cukup besar di proyek Citra Maja Raya. Ketika pembangunan tahap kedua dimulai, telah ada 1.000 pendaftar padahal baru tersedia 650 unit rumah. Namun, regulasi tetap perlu direvisi karena ada begitu banyak masyarakat yang belum mempunyai rumah.
Budiarsa pun sempat mengajak Kompas berkeliling. Dia memperlihatkan kontribusi pengembang Ciputra dalam hal pembangunan jalan bahkan jalan layang melintasi jalur rel kereta api.
Ketersediaan listrik, kata Budiarsa, tidak lagi menjadi masalah. Begitu pula penyediaan air bersih, PDAM Banten sudah menyatakan kesiapannya. Namun, manajemen Citra Maja tetap mempersiapkan fasilitas cadangan untuk penyediaan air bersih tersebut.
Sebagai catatan, jaringan listrik pada perumahan Citra Maja tidak diinstalasi di bawah tanah. Namun, kata Budiarsa, Ciputra harus menghemat supaya harga rumah tetap terjangkau. "Keterjangkauan harga demi konsumen menjadi prioritas utama kami," ujarnya.
Ciputra harus menghemat supaya harga rumah tetap terjangkau.
Pembeli Citra Maja Raya sesungguhnya juga tidak semua adalah pembeli akhir. Catatan menarik diberikan oleh Dewi Damajanti Widjaja, Head of Mortgage Permata Bank, dalam sebuah seminar properti. Menurutnya, properti juga merupakan investasi yang perlu dioptimalkan.
Untuk menambah penghasilan, properti bisa disewakan, diposisikan sebagai aset produktif ataupun bekal tabungan masa pensiun atau warisan keluarga yang dipastikan akan memiliki nilai kenaikan asetnya. Mengingat, aset properti, terlebih berada di daerah strategis pada masa mendatang, nilainya akan cepat melonjak.
Nah, kebangkitan pasar properti kini semakin tersebar. Tak hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota baru lainnya. Pilihannya ada di depan mata kita. Ketika rumah pertama sudah terbeli, akankah Anda juga siap untuk berinvestasi?