Riana Singgih Foundation melalui Komunitas Riana Yoga Institute menggelar acara yoga amal bertajuk ”Yoga Charity for Humankind” pada 15-16 Desember 2018. Festival ini digelar di PSW Tower, kawasan Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan. Selain diisi kelas yoga dan yoga talk, festival ini juga dimeriahkan dengan yoga performances, lelang, dan bazar pernak-pernik yoga.
Dari total 18 kelas yoga yang dibuat selama dua hari, beberapa di antaranya mencakup kelas yoga 108 Surya Namaskar Challenge, Iyengar Dynamics, Fly With Me: Arm Balances, Awakening Your Charkra, Art of Living: Breathing & Meditation, Yoga for Breast Cancer Awareness, dan Yoga for Women.
Seluruh dana yang terkumpul dari penjualan tiket peserta serta keikutsertaan kelas yoga serta donasi-donasi lain dari berbagai pihak akan disumbangkan untuk korban gempa dan tsunami Palu, Donggala, serta Sigi di Sulawesi Tengah. Secara khusus, donasi akan digunakan untuk membangun temporary learning centre (sekolah darurat sementara), bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia.
Pendiri Riana Singgih Foundation yang juga seorang praktisi yoga, Riana A Singgih, Jumat (14/12/2018), mengatakan, Yoga Charity for Humankind digelar atas dasar pemahaman bahwa yoga tidak semata gerakan untuk melatih tubuh. Lebih dari itu, yoga juga bisa membantu orang untuk melepaskan hal-hal negatif dalam hidupnya sehingga kualitas hidup orang tersebut menjadi lebih baik.
”Yoga membantu memperbaiki kondisi mental setiap orang yang memiliki kesulitan dalam hidup. Dengan yoga, mereka bisa belajar untuk let go (melepaskan) sehingga bisa menjalani hidup dengan lebih full (penuh),” kata Riana.
Selama ini, menurut Riana, yoga masih lebih banyak dipahami sebatas pada pose atau asana atau gerakan-gerakan tubuh tertentu saja. Hal ini antara lain tampak pada foto-foto pose atau gerakan yoga yang diunggah secara masif di Instagram.
”Yoga lebih dari itu. Jadi jangan takut. Sebagai way of life, yoga mengajarkan kebaikan, cinta kasih, keberanian, kebahagiaan, dan hal-hal positif lain,” kata Riana. Dalam konteks kindness dan love, yoga kemudian juga bermuara pada kepedulian terhadap sesama, termasuk kepedulian kepada korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang dirilis pada 20 Oktober 2018, sekitar 2,4 juta warga terkena dampak gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 di Sulawesi Tengah. Dari jumlah itu, 2.113 orang meninggal, 1.309 orang hilang, 4.612 orang terluka, dan 223.751 orang mengungsi karena rumah mereka hancur atau rusak parah.
Menurut Riana, melalui Yoga Charity for Humankind, pihaknya memfokuskan perhatian pada pembangunan sekolah darurat sementara karena hingga saat ini masih banyak area terdampak gempa dan tsunami yang belum bisa ditinggali. Oleh karena itu, sekolah yang dibangun pun sifatnya sementara.
”Kami semua yang terlibat di acara ini, guru-gurunya, semua volunteer, pro bono. Tidak ada yang dibayar untuk acara ini,” kata Riana. (DOE)