Kesetaraan Jender Dimulai dari Dapur
Memasak menjadi kegiatan sehari-hari bagi ibu rumah tangga kebanyakan. Pada peringatan Hari Ibu, Sabtu (22/12/2018), para suami menyadari rutinitas yang terlihat enteng itu sesungguhnya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Andrean Susanto (26) diam termenung menyaksikan rekannya mengiris bawang merah di Balai Pameran Jakarta Convention Center. Siang itu, dia beserta 9 bapak lainnya tengah mencoba memasak menu tempe kecap wijen.
Ia mengaku tak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, khususnya memasak. Sehari-hari, sang istrilah yang bertugas menyiapkan sarapan dan menu makanan baginya dan keluarga.
”Ternyata memasak itu tidak semudah kelihatannya,” ujar Andrean ditemui di sela-sela kegiatan Suami Sejati Masak yang diselenggarakan Kecap ABC dalam rangka memperingati Hari Ibu di Jakarta.
Pada kegiatan tersebut, 1.000 suami yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya ditantang untuk menghasilkan satu menu masakan. Masakan itu dikerjakan secara tim. Satu tim terdiri dari 10 suami. Menu yang harus dimasak ditentukan oleh panitia.
Anggota tim memiliki peran dan tugas masing-masing. Ada yang bertugas memotong tempe, menumis dan menumbuk bumbu, mencuci bahan-bahan, dan membersihkan ikan teri dengan air dingin. Mereka diberi waktu selama lebih kurang 15 menit untuk merampungkan masakan.
Mengenakan celemek dan sarung tangan plastik, beberapa dari sekian banyak suami itu terlihat canggung saat menggenggam pisau. Gerakan tangannya amat berhati-hati ketika mengiris bawang merah agar pisau tak melukai jarinya. Sejumlah orang lainnya tampak kebingungan ketika memulai memasukkan bumbu dapur.
Marketing Manajer Kecap ABC Andita Rasyid mengatakan, peserta acara berasal dari komunitas suami dari Jakarta dan sekitarnya. Mereka tergabung dalam berbagai komunitas, seperti komunitas sepeda motor atau mobil. Pihak panitia menyiapkan satu juru masak profesional guna mendampingi setiap tim.
Kegiatan memasak oleh suami itu secara tak langsung membuat para suami bertukar peran dengan sang istri. Mereka turut merasakan letihnya menyiapkan menu makanan bagi keluarga.
Kepala Marketing Kraft Heinz ABC regional Asia Tenggara Dhiren Amin menyampaikan, salah satu maksud dari penyelenggaraan kegiatan itu adalah membuat suami menjadi pasangan yang setara bagi istri. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk merawat keharmonisan keluarga.
”Ada pengalaman suami yang bercerai karena dia tak mampu menjadi pasangan setara untuk istrinya. Dia kurang mengapresiasi istri. Memasak menjadi satu dari sekian banyak cara mengapresiasi istri,” katanya.
Peringatan Hari Ibu menjadi momentum bagi para suami untuk mengapresiasi pasangan hidup mereka.
Saling pengertian
Kesetaraan jender dan sikap saling pengertian memang bisa dimulai dari dapur. Seperti yang diutarakan Fitra Taufik (41) dan Candra Sari (50).
Pasangan suami-istri itu membangun rasa saling memahami dan pengertian dari kegiatan memasak. Fitra Taufik berasal dari Kepulauan Riau dan gemar menyantap masakan pedas dan asin. Sementara sang istri, Candra Asri, kelahiran Semarang, Jawa Tengah. Berbeda dengan sang suami, Candra tak menyukai masakan pedas dan asin. Ia lebih menyenangi masakan-masakan bercita rasa manis.
Setiap kali memasak, Fitra memisahkan masakan untuk istrinya terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cabai. Bagian masakan yang telah dicampur cabai itulah yang kemudian disantap Fitra. Hal itu ia lakukan agar sang istri tidak kepedasan saat menyantap makanan.
Fitra tergolong suami yang sudah terbiasa memasak. Keterampilan itu diperolehnya dari keluarga besar. Urusan memasak tidak melulu menjadi tanggung jawab Candra. Mereka berbagi peran dalam urusan pangan keluarga.
Peserta lainnya, Rudi Ardiansyah (22), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengakui memasak tidak semudah kelihatannya. Siang itu ia tersadar betapa beratnya peran dan tugas sebagai seorang istri.
Secara garis besar peran istri atau ibu rumah tangga terbagi menjadi tiga, yaitu peran reproduktif, produktif, dan sosial. Peran reproduktif berkaitan dengan tanggung jawab seorang ibu di keluarga. Tanggung jawab itu termasuk melahirkan dan membesarkan anak.
Peran produktif artinya berkegiatan yang mendatangkan penghasilan, sedangkan peran sosial adalah berkiprah sesuai potensi dan kemampuan di tengah masyarakat.
Setelah waktu memasak habis, setiap tim diperkenankan menyantap hasil masakan mereka bersama istri masing-masing. Menyadari waktu yang diberikan panitia sudah berakhir, beberapa tim bergegas menyiapkan piring dan menata masakan sebaik mungkin.
Dede Suswati (38) tersenyum ketika menyantap tempe kecap wijen hasil racikan suaminya. Berkesempatan makan siang bersama keluarga di Hari Ibu, serta mendapat jamuan hasil masakan suami tercinta membuat wajah Dede berseri-seri. Tempe kecap wijen yang manis itu tiba-tiba terasa jauh lebih manis di lidahnya.