JAKARTA, KOMPAS - Jika Anda tinggal di Jakarta dan sedang rindu makan kuliner khas dari daerah, tetapi karena kesibukan tidak ada waktu mengunjungi daerah itu, ada sejumlah tempat yang bisa Anda kunjungi.
Pasar Kue Subuh Senen, Jakarta, misalnya. Terletak di dekat Stasiun Senen, pasar tradisional yang selalu buka sejak malam hari, sekitar pukul 18.00, hingga pagi hari, sekitar pukul 07.00, menjual bermacam-macam kue khas dari berbagai daerah. Diantaranya, getuk lindri, arem-arem, lemper, klepon, onde-onde, dan kue tok. Selain itu, ada pula mochi, risoles, dan segala macam jenis roti tersedia.
Salah satu pedagang, Kami Suharti (45), saat ditemui di tempatnya berjualan, Jumat (4/1/2019), mengatakan, sejak dirinya mulai berjualan tahun 1998, kebanyakan pembelinya, membeli kue dalam jumlah banyak. Ini karena mereka akan menjualnya kembali di berbagai tempat di seputaran Jakarta.
Hal ini setidaknya terlihat saat Suhartini (50) membeli kue arem-arem dalam jumlah banyak. "Disini harganya murah, makanya bisa dijual lagi," katanya.
Dia menambahkan kue yang paling banyak diminati adalah risoles. Rata-rata kue dijual dengan harga seribu rupiah hingga tiga ribu rupiah.
Panganan Lokal
Selain di Pasar Kue Subuh Senen, kuliner khas daerah juga dijajakan di mal.
Jadi jika Anda ingin mencicipi kuliner khas daerah sambil jalan-jalan di mal, bisa coba mengunjungi acara Djadjanan Djoeang di Mal Artha Gading Jakarta Utara. Acara sudah digelar sejak 31 Desember 2018 dan akan berlangsung hingga 20 Januari 2019. Di acara ini, Anda bisa mencoba Bakso Podomoro, Batagor Bandung, Tahu Gejrot, Sate Padang Ajo Ramon, Ketroprak Pak Jangkung, Siomay Kang Iyan, Serabi Solo Ujung Notosuman, dan banyak lainnya.
Menurut sejumlah pedagang, kuliner khas daerah yang dijajakan di mal itu, banyak pula dicari oleh pengunjung mal. "Hari pertama bisa jual 70 porsi, tapi pernah juga jual sampai 97 porsi. Tergantung rame nggaknya pengunjung," kata Sugiyatno (40) yang sehari-harinya berjualan bakso di daerah Ciledug.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Iyan (50) penjual siomay, adanya Djadjanan Doeang membantunya untuk mencari pelanggan baru. Dalam sehari, rata-rata dia bisa menjual 50 porsi dengan harga per porsi Rp 20.000.
Menurut General Manager Mal Artha Gading Genta Ferdianto, acara tersebut merupakan bentuk dukungan pihaknya dalam menyukseskan program pemerintah, yaitu mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, sebagai bentuk partisipasi pihaknya dalam memberdayakan masyarakat.
"Selain itu, acara ini sekaligus dibuat bagi pengunjung yang rindu menikmati kuliner tradisional nusantara dengan suasana yang nyaman dan mudah dijangkau," ujar dia. (Fransisca Natalia Anggraeni)