Selaras di Rumah Sammy
Rumah adalah ruang silaturahmi, menjalin kasih sayang, baik antara anggota keluarga inti maupun dalam keluarga besar. Itu sebabnya, ruang keluarga mendapat porsi terluas di rumah Sammy Hendramianto, desainer interior.
Sammy Hendramianto mempunyai kebiasaan yang sudah ia lakoni selama 10 tahun terakhir bersama keluarga. Setiap pagi, sebelum berangkat ke kantor atau sekolah, semua anggota keluarga akan duduk di meja makan dan berdoa bersama. Mereka memanjatkan syukur dan memohon kelancaran urusan yang akan dilakoni pada hari itu.
”Ini kebiasaan yang saya adopsi dari tempat saya bekerja selama 28 tahun di Hadiprana Consultant. Saya pikir kenapa kebiasaan bagus ini tidak saya bawa ke rumah,” kata Sammy.
Ia bekerja di Hadiprana sejak 1986 seusai lulus dari Jurusan Desain Interior Institut Teknologi Bandung. Sammy bekerja di sana hingga 2014, lalu ia membangun usahanya sendiri, SHS & Associates. Sammy yang juga tergabung dalam ID12, kelompok berisi 12 desainer interior Ibu Kota itu, kini lebih sering menggarap interior untuk hunian.
Ruang makan di rumah Sammy sebenarnya tidak terlalu besar. Namun, ruangan itu seolah hidup dengan dinding utama berhias lukisan bernuansa biru dan putih serta hiasan burung kakaktua biru dari bahan resin yang bertengger di dekatnya.
”Dulu saya suka pelihara burung beneran. Pernah pelihara burung puter karena rumah ini, kan, alamatnya di Jalan Puter, tapi saya enggak pinter peliharanya. Cuma sempat bersihkan kandang seminggu sekali. Kan, kasihan burung-burungnya,” kata Sammy.
Sebagai pengganti, Sammy mengoleksi burung-burungan yang terbuat dari berbagai material, mulai dari kain, kayu, keramik, hingga logam. Benda koleksi ini ia kumpulkan ketika pergi ke luar kota atau ke luar negeri, lalu disimpan di lemari kaca yang ditempatkan di foyer (ruang transisi).
Sammy sesekali menata ulang koleksinya ini, terutama jika ada barang baru yang perlu dimasukkan. ”Sekarang jadi ada yang dicari kalau pergi, cari pajangan burung- burung,” tambahnya.
Foyer menjadi ruang penghubung antara ruang keluarga dan ruang makan. Adapun antara ruang makan dan teras dibatasi dinding kaca yang memungkinkan penghuninya memandang halaman berhias pohon-pohon yang dibentuk mengerucut seperti cemara.
”Ruang makan ini tempat favorit saya. Pagi-pagi, sambil sarapan, saya baca koran dulu sebelum ke kantor. Berdoa bersama juga kami lakukan di sini,” kata Sammy.
Selain untuk makan minum, ruang ini juga menjadi ruang yang paling sering disinggahi, selain di ruang keluarga. Ruang makan juga kerap menjadi area perluasan jika digelar arisan keluarga yang membutuhkan tempat lebih luas. Hanya tinggal menggeser meja makan ke dinding, diperoleh luasan yang cukup menghubungkan ruang makan, ruang transisi, dan ruang keluarga.
Setiap dua bulan sekali, keluarga besar Sammy menggelar arisan untuk menjaga silaturahmi. Sammy adalah anak ke-10 dari 11 bersaudara. Kebanyakan keluarganya tinggal di Jakarta.
Sammy sendiri selalu senang mengumpulkan sanak saudara dan kerabat. Meski rumahnya tidak terlalu luas, ia menyediakan rumahnya untuk acara rutin keluarga besar, seperti arisan, pengajian, dan halalbihalal.
Serbaguna
Ruang keluarga ini sebenarnya ruang serbaguna yang bisa difungsikan pula sebagai ruang tamu. Selain sofa, terdapat pula televisi dan meja besar di tengah yang berhias koleksi benda interior Sammy. Di ruang ini, ia dan keluarga sering bercengkerama sambil menonton televisi dan mengudap. ”Kalau punya kesempatan bisa bangun rumah lagi, saya pengin bikin ruang keluarga yang lebih luas,” ungkap Sammy.
Sebulan sekali, istrinya, Sandra, bersama teman-temannya menggelar pengajian di ruang keluarga. Cukup meminggirkan sofa dan kursi- kursi akan diperoleh area yang cukup untuk 15-an orang.
Saat Lebaran hari kedua, Sammy dan istri juga akan menggelar acara halalbihalal di jalan raya depan rumah mereka. Posisi rumah Sammy di pojok jalan buntu, membuatnya tidak perlu khawatir mengganggu arus lalu lintas. Di situ, ia mendirikan tenda untuk menerima kehadiran kerabat dan teman, terutama dari pihak orangtua istri yang dituakan di keluarga.
”Ini sebenarnya untuk meringankan mertua karena tamu biasanya datang mengalir berhari-hari. Kalau dibuat open house begini lebih enak,” kata Sammy.
Dekat mertua
Rumah Sammy dan orang- tua Sandra saling membelakangi dan ”memangku” jalan masing-masing. Sammy dan Sandra sudah tinggal di rumah ini semenjak menikah, tahun 1990. Beberapa tahun kemudian, rumah di belakang rumah mereka dijual dan ibunda Sandra, Sussy Cassandra, tertarik membelinya. Semula ia tinggal di Pamulang, sebelumnya pindah dari Pondok Indah.
”Dulu, maunya ibu, semua anaknya kumpul dengan beliau. Makanya beli lahan di Pamulang agar dapat luas. Ternyata sekarang malah tinggal di daerah sini semua,” ungkap Sandra.
Dulu, akses kedua rumah melalui pintu yang menembus kamar si bungsu, Shamira. Belakangan, pintu itu ”dimatikan” dan akses dipindah lewat pintu samping. Sussy masih tampak segar di usianya yang senja. Hampir setiap saat, ia merajut atau menjahit baju-baju untuk anak, cucu, dan kerabatnya.
Suara mesin jahitnya terdengar dari ruang keluarga Sammy. Begitu pula sang suami yang masih rajin menulis blog. ”Syarat saya dulu satu, boleh tetap sibuk-sibuk begini,” kata Sussy.
”Dekat dengan orangtua begini lebih banyak manfaatnya. Masing-masing tetap punya privasi, kalau mau ketemu gampang, bisa sewaktu-waktu. Kami juga tidak perlu waswas karena mudah memantau perkembangan,” timpal Sammy.
Lahan rumah Sammy yang berlokasi di Sektor V Bintaro, Tangerang Selatan, ini sebenarnya mungil, hanya 120 meter persegi. Sekitar empat tahun lalu luasannya ditambah 100 meter persegi dari lahan kosong milik mertuanya. Lahan yang semula kebun kemudian dibangun untuk membuat ruang keluarga, kamar anak, dan toilet tamu.
”Tadinya rumah ini dan rumah mertua akan kami jual untuk cari tanah yang lebih luas karena anak-anak sudah besar dan butuh kamarnya sendiri. Tapi, karena paket begini mungkin tidak ada yang berani, akhirnya lahan kebun direlakan ibu untuk kami bangun,” kata Sammy.
Kamar anak bungsunya di lantai bawah tersambung langsung dengan kamar kakak sulungnya, Kenny, di lantai atas lewat tangga. Kamar Sammy berada di samping kamar Kenny. Adapun kamar anak keduanya, Ray, di lantai bawah dekat ruang makan.
Untuk menyiasati ruang yang hanya berukuran 2 x 2 meter tersebut, kamar dibuat bertingkat. Di lantai bawah ditempatkan lemari berisi koleksi action figure dan barang-barang lain, sedangkan di atas ditaruh ranjang sehingga secara keseluruhan tampak seperti bunk bed.