Kencan Pertama dengan Toyota Camry TNGA
Toyota Camry generasi kedelapan menjadi mobil baru pertama yang diperkenalkan di Tanah Air tahun 2019 ini. Satu hal paling menarik dari sedan favorit para eksekutif Indonesia ini adalah platform barunya yang telah mengadopsi Toyota New Global Architecture alias TNGA. Platform ini menjanjikan tunggangan yang lebih menyenangkan. Benarkah?
TNGA sendiri adalah konsep platform modular yang diterapkan Toyota Motor Corporation sejak 2015. Konsep ini memungkinkan Toyota mengembangkan berbagai model mobil berdasarkan platform dan suku cadang inti yang sama guna meningkatkan fleksibilitas manufaktur dan menekan biaya produksi.
Bersamaan dengan itu pula, Toyota ingin memperkenalkan konsep baru mobil-mobil masa depannya yang kini menekankan kenikmatan berkendara, di luar kenyamanan dan reliabilitas yang sudah jadi kekuatan utama Toyota selama ini.
Untuk itu mobil-mobil berarsitektur TNGA didesain memiliki titik pusat gravitasi yang lebih rendah, stir yang responsif, bobot lebih ringan, dan rekayasa kaki-kaki untuk memberi kenyamanan sekaligus stabilitas berkendara.
Produk pertama TNGA adalah Toyota Prius generasi keempat pada 2015 disusul mobil crossover Toyota C-HR pada 2016. Keduanya menggunakan platform TNGA-C, yang akan menjadi dasar pengembangan mobil-mobil kompak Toyota di masa depan, seperti Corolla dan Auris.
Sementara All New Toyota Camry ini (kode model XV70) menjadi Toyota pertama yang menggunakan platform TNGA-K, yang nantinya akan menjadi dasar pengembangan Toyota Avalon dan Highlander. ”Camry ini dikembangkan dari nol karena menggunakan platform yang benar-benar baru,” kata Dimas Aska, Media Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), dalam uji perdana eksklusif All New Camry di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/1/2018).
Lebih mengalir
Secara desain, Camry baru ini mengambil bentuk yang lebih mengalir dan sporty dibandingkan Camry generasi sebelumnya yang cenderung mengotak. Ciri desainnya mengingatkan pada generasi terbaru sedan-sedan Lexus. Bahkan pahatan pada bagian buritan Camry ini sekilas mengingatkan pada lekukan pada ekor Lexus LS 500. Walau lampu belakangnya lebih mengingatkan pada Corolla Altis generasi saat ini.
All New Camry ditawarkan dalam dua pilihan sistem penggerak, yakni mesin bensin 4 silinder 2.5 liter (mesin 2AR-FE, sama dengan mesin Camry generasi sebelumnya) dan sistem penggerak hybrid. Untuk versi non-hybrid dibagi lagi dalam dua varian, yakni G dan V.
Rentang harganya Rp 613 juta untuk tipe G, Rp 646 juta untuk tipe V, dan Rp 806 juta untuk Camry Hybrid. Semuanya dalam kondisi on the road di Jakarta.
Kompas berkesempatan menguji perdana All New Camry Hybrid yang memiliki fitur dan kelengkapan paling lengkap. Kesan pertama begitu duduk di kursi pengemudi adalah aura mewah dari desain dasbornya yang kini berbentuk huruf Y.
Layar sentuh berukuran 9 inci di tengah dasbor menjadi pusat kontrol berbagai fitur dan setting mobil. Ada tulisan JBL di atas layar ini, yang menunjukkan sistem audionya dibesut oleh merek perangkat audio asal Amerika Serikat itu.
Camry Hybrid juga dilengkapi fitur head-up display (HUD) berwarna dan berbagai sistem monitor keselamatan, seperti monitor titik buta pengemudi (blind spot monitoring/BSM) dan monitor lalu lintas di belakang mobil (rear cross traffic alert/RCTA).
Mobil ini juga dilengkapi fitur sederhana yang sangat berguna di negeri beriklim tropis, yakni lubang-lubang ventilasi udara AC di sandaran punggung kursi depan.
Penumpang di belakang bisa mengatur kemiringan sandaran kursinya (reclining) dengan papan kontrol menyerupai layar sentuh di sandaran tangan tengah. Dari layar ini, penumpang belakang juga bisa mengatur pilihan fitur hiburan, saluran radio, volume audio, hingga suhu AC kabin belakang, karena mobil sudah menerapkan AC tiga zona yang dilengkapi pemurni udara Nanoe.
Ringan dan presisi
Posisi mengemudi terbaik juga mudah didapatkan karena kursi depan dan posisi roda kemudi bisa diatur secara elektrik. Saat mobil berjalan, pengemudi tak terasa tengah mengendalikan mobil sepanjang hampir 4,9 meter dan lebar 1,8 meter. Kemudi terasa ringan dan presisi, serta pandangan ke depan leluasa membuat berkendara terasa mudah dan menyenangkan.
Empat mode berkendara, yakni Eco, Normal, Sport, dan EV Mode, memberi kebebasan bagi pengemudi untuk berkendara sesuai gaya dan kebutuhannya. Di mode Sport, terasa akselerasi berlangsung cepat walau tetap lembut khas Camry.
Menurut Public Relation Department Head PT TAM, Rouli Sijabat, Camry baru ini sudah menerapkan suspensi double wishbone di bagian belakang untuk memaksimalkan kenyamanan dan stabilitas. Jarak antarporos roda juga bertambah 50 milimeter dibandingkan Camry sebelumnya.
Tak heran duduk di kursi belakang masih terasa lega dan nyaman, serta tak terasa gejala limbung parah saat mobil menikung dalam kecepatan cukup tinggi.
Jika ada catatan terkait mobil baru ini, adalah pada masih banyaknya material plastik keras di bagian interior dan kualitas jahitan bahan pelapis interior yang kurang prima.
Plastik-plastik tipis berkesan murahan juga ditemui di dalam ruang bagasi belakang, seperti pada tuas pembuka tutup ban cadangan atau pegangan penutup bagasi. Namun, menurut Rouli, hal itu terkait dengan pemilihan bahan-bahan yang ringan untuk menunjang efisiensi mobil.
Saat peluncurannya di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2018), Presiden Direktur PT TAM Yoshihiro Nakata mengatakan, Camry generasi kedelapan ini berkonsep ”Outclass Elegance” untuk memberikan pengalaman berkendara lebih menyenangkan, mewah, dan sporty bagi pelanggan sekaligus untuk mendorong pasar sedan lebih menarik.
”Optimisme menghadirkan All New Camry ini karena pasar sedan akan terus ada di Indonesia walaupun kuantitasnya kecil,” kata Henry Tanoto, Wakil Presdir PT TAM, yang menjelaskan bahwa segmen konsumen Camry mencakup para pebisnis yang sudah mapan, eksekutif top manajemen perusahaan, serta para profesional, seperti dokter dan pengacara.