Mercedes-Benz Cetak Pertumbuhan Dua Digit Pada 2018
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah stagnasi pasar otomotif, pabrikan mobil premium Mercedes-Benz justru berhasil mencatat angka pertumbuhan mengesankan pada tahun lalu. Sepanjang 2018, penjualan mobil-mobil penumpang Mercedes-Benz tumbuh sebesar dua digit, yakni 12 persen, dibanding pada 2017. Angka ini mengukuhkan pabrikan asal Stuttgart, Jerman, itu, sebagai mobil premium terlaris di Indonesia.
Dalam jumpa pers awal tahun yang digelar Jumat (25/01/2019), Presiden dan CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) Roelof Lamberts mengatakan, pihaknya mencetak angka penjualan total sebesar 3.859 unit. Jumlah ini adalah untuk mobil-mobil penumpang Mercedes-Benz, yakni sedan, SUV, dan van/minibus.
“Kami berhasil mencetak angka penjualan dua digit di tahun yang bisa dikatakan jauh dari mudah. Kami juga mencatat penjualan tertinggi di segmen premium selama 12 bulan berturut-turut tahun lalu. Dan ini membuat kami mengukuhkan posisi sebagai nomor 1 di segmen premium di Indonesia, dengan market share 50 persen,” papar Lamberts di kantor baru PT MBDI di kompleks perkantoran CIBIS Nine, Jakarta Selatan.
Karyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operations and Product Management PT MBDI, mengungkapkan, rekor angka penjualan tersebut didukung peningkatan signifikan penjualan sedan seri C-Class. Tahun lalu, sedan-sedan C-Class terjual sebanyak 941 unit, atau berkontribusi sebesar 25 persen dari total penjualan Mercedes. “C-Class juga mencatat kenaikan sebesar 25 persen dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Karyanto.
Sedan-sedan medium seri E-Class, yang terdiri atas varian E 200, E 250, dan E 300, juga mencatat pertumbuhan signifikan, yakni 22 persen dibanding tahun 2017. Mobil-mobil eksekutif ini terjual 887 unit sepanjang 2018.
Bahkan sedan termewah Mercedes-Benz, yakni S-Class, menorehkan rekor dengan kenaikan sebesar 116 persen dibanding tahun sebelumnya. Mercedes-Benz S 450L, satu-satunya varian S-Class yang dipasarkan di Indonesia, terjual sebanyak 286 unit dari Januari-Desember 2018.
“Selain itu, angka indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index/CSI) terhadap produk-produk kami juga mencetak rekor baru, yang menunjukkan para pelanggan merasa puas dengan produk dan layanan kami,” imbuh Lamberts.
Karyanto menambahkan, mobil-mobil SUV Mercedes-Benz juga menunjukkan peningkatan 18 persen dibanding 2017. Mobil-mobil SUV, yang terdiri atas Mercedes-Benz GLA, GLC, GLE, dan GLS, tahun lalu menyumbangkan 35 persen terhadap total penjualan mobil berlogo bintang tiga sudut ini. Mercedes-Benz GLC menjadi penyumbang terbesar.
Selain itu, mobil-mobil van/minibus Mercedes, yakni V-Class dan Sprinter, juga menunjukkan tren meningkat. Sepanjang tahun lalu, sebanyak 90 unit V-Class dan Sprinter laku terjual di Tanah Air.
Rakitan lokal
Karyanto menggarisbawahi juga tingginya angka penjualan mobil-mobil yang sudah dirakit di dalam negeri. Sebanyak 77 persen dari total mobil Mercedes yang terjual tahun lalu sudah dirakit di pabrik PT Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Terjadi kenaikan 25 persen pada penjualan mobil-mobil yang sudah dirakit di dalam negeri,” kata Karyanto.
Dalam pembicaraan dengan Kompas, Lamberts mengatakan, selain faktor agresivitas pemasaran dan pengenalan banyak produk baru, kenaikan penjualan yang di luar dugaan ini turut disumbang berpindahnya sebagian konsumen yang dulu loyal terhadap merek pesaing Mercedes menjadi konsumen Mercedes. “Tahun ini kami berencana akan meluncurkan lebih dari 10 kendaraan baru untuk pasar Indonesia guna meraih pencapaian yang lebih baik lagi,” kata Lamberts.
Bersamaan dengan jumpa pers hari ini, MBDI juga memperkenalkan varian baru E-Class, yakni Mercedes-Benz E 350. Ini adalah varian tertinggi E-Class untuk pasar Indonesia sejauh ini, yang sudah dilengkapi teknologi EQ Boost. Sedan yang juga sudah dirakit di Wanaherang ini ditawarkan dengan harga Rp 1,499 miliar (off the road).