Secuplik Edukasi Ala Si Jambul Kuning Excel dan Musang Bulan
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
Puluhan pecinta hewan berkumpul di Restoran Sophie Authentique, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019) malam. Beberapa orang bahkan membawa hewan peliharaannya, seperti musang, burung kakatua, hingga ular. Tidak hanya berkumpul bersama, mereka juga dengan senang hati memperkenalkan hewan peliharaannya kepada publik.
Roy Bagas (25), datang bersama burung kakatua peliharaannya. Ia membiarkan burung itu menjadi pusat perhatian bagi sejumlah orang yang penasaran. Ia pun tak lupa memperkenalkan Excel, burung yang ia pelihara.
“Ini Excel, kakatua jenis jambul kuning. Butuh sertifikat khusus untuk memeliharanya. Usianya sekarang dua tahun. Kalau di alam liar, usianya bisa mencapai 20 tahun,” kata Roy pada acara temu media untuk acara Jakarta Indonesia Pet Show (JIPS) 2019.
JIPS 2019 akan diselenggarakan pertama kali di Indonesia pada 22-24 Februari 2019 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Tema yang diusung adalah “Your Pet Deseves The Best Care and Good Welfare”. Acara ini diselenggarakan PT Mavic Media Indonesia, PT Dyandra Global Edutainment, dan Creative Network.
Roy adalah salah satu anggota Indonesian Parrot Lovers, sebuah komunitas pecinta burung kakatua. Ia bergabung dengan komunitas itu karena kecintaannya pada burung kakatua. Selain itu, pengetahuannya tentang pemeliharaan burung kakatua juga menjadi lebih luas.
Anggota Indonesian Parrot Lovers lainnya, Jack (35), mengatakan hal serupa. Komunitas tersebut dinilai sebagai ajang untuk saling bertukar pikiran dan membuka wawasan baru antaranggota komunitas. Dengan begitu, semuanya belajar cara memelihara burung kakatua yang benar.
“Misalnya, masih ada orang yang kasih susu ke burung. Seharusnya tidak boleh, cukup air putih. Sebab, burung kakatua tidak bisa mencerna glukosa yang ada pada susu. Akibatnya, burung bisa diare. Itu juga memendekkan usia burung,” kata Jack.
Menurut Jack, ada banyak makanan yang dapat dikonsumsi oleh burung kakatua, antara lain jagung kangkung, kacang panjang, buah, dan beragam jenis kacang. Namun, kakatua tidak boleh mengonsumsi alpukat dan coklat.
Indonesian Parrot Lovers menjadi salah satu komunitas yang berpartisipasi pada JIPS 2019. Jack mengatakan, komunitasnya ingin mendekatkan diri dengan masyarakat. Burung kakatua juga dinilai lebih mudah diajak berinteraksi.
“Kami akan adakan lomba free fly juga pada JIPS 2019. Nanti burung-burung kami lepas untuk terbang di dalam aula venue dan mereka harus terbang kembali ke pemiliknya. Ini akan jadi atraksi yang menarik juga bagi pengunjung,” kata Jack.
Edukasi
JIPS 2019 tidak hanya menjadi ajang berkumpulnya para komunitas pecinta hewan. Acara yang diklaim sebagai salah satu pameran hewan terbesar di Asia Tenggara ini juga punya tujuan sebagai ajang edukasi bagi masyarakat.
“Kami juga ingin memberi edukasi bagi anak-anak sekolah (agar lebih dekat dengan satwa). Kami juga akan membuat acara menarik, seperti atraksi, kontes, dan peragaan satwa peliharaan,” kata panitia JIPS 2019 Arya Seta.
Kami juga ingin memberi edukasi bagi anak-anak sekolah agar lebih dekat dengan satwa.
Acara ini diikuti lebih dari 150 peserta pameran dari dalam dan luar negeri, seperti China dan Kanada. Ada beberapa komunitas yang berpartisipasi, antara lain Ayam Hias Tangerang, Aquascape, Nusantara Aquatic, Indonesian Rabbit Society, dan The Cat Fanciers’ Association.
Ketua Umum Perkumpulan Pemerhati Musang Indonesia (Pepmi) Evi Sabir mengatakan, JIPS 2019 merupakan ajang sosialisasi kepada masyarakat tentang musang. Acara ini dinilai sebagai jembatan bagi komunitasnya agar lebih dekat dengan masyarakat.
“Banyak musang dibunuh oleh manusia karena dianggap hama. Padahal, mereka masuk ke area warga karena tempat tinggalnya di hutan rusak. Musang juga berperan besar sebagai media alami budi daya pohon aren dan tanaman kopi,” kata Evi.
Banyak musang dibunuh oleh manusia karena dianggap hama. Padahal, mereka masuk ke area warga karena tempat tinggalnya di hutan rusak. Musang juga berperan besar sebagai media alami budi daya pohon aren dan tanaman kopi.
Ia berharap, masyarakat bisa semakin menyadari pentingnya menjaga musang. Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak membunuh musang bila menemuinya. Selain karena musang juga adalah makhluk hidup yang punya hak hidup, musang juga bisa membantu kesejahteraan petani pohon aren. (SEKAR GANDHAWANGI)