Bagi sebagian masyarakat, hiburan telah menjadi sebuah kebutuhan primer, tak terkecuali menonton film. Pada era digital seperti sekarang, bioskop tidak lagi menjadi media tunggal untuk menikmati tayangan film. Bermacam-macam gawai mulai dari telepon pintar, tablet, laptop/PC juga telah bisa memuaskan dahaga penikmat film akan tayangan berkualitas dengan sambungan internet.
Kemajuan teknologi juga memperkenalkan masyarakat di kota besar seperti Jakarta pada layanan streaming film berbayar seperti Netflix, Iflix, HOOQ, dan lain lain. Banyaknya pilihan untuk menikmati film membuat mereka semakin dimanjakan untuk menyaksikan aktor dan aktris favoritnya menunjukkan kemampuan akting kelas satu.
Salah satu orang yang menikmati banyaknya alternatif tayangan film maupun serial di beberapa media adalah Ferdi (35). Ia mengatakan, kini tidak hanya mengandalkan bioskop sebagai tempat menonton film. Dirinya kini telah berlangganan salah satu penyedia layanan streaming film Netflix selama satu tahun terakhir.
Sebagai penikmat film, Ferdi amat gembira dengan kehadiran layanan seperti ini. Dengan berlangganan, ia dapat menyaksikan film ataupun serial yang ditawarkan penyedia jasa streaming tanpa harus memikirkan waktu atau lokasi. Cukup menyediakan telepon pintar atau laptop, ia dapat menghibur diri di sela-sela pekerjaan yang padat atau berjibaku di tengah kepadatan transportasi umum Jakarta saat jam pulang kerja.
Pria yang tinggal di Jatinegara, Jakarta Timur ini juga mengaku sudah jarang menyaksikan tayangan film layar lebar melalui televisi atau TV kabel. Pasalnya, tayangan yang disediakan kebanyakan film lama dan ia tidak memiliki pilihan dalam menonton, berbeda dengan penyedia layanan streaming dimana konsumen bebas menentukan tayangan apa yang ingin dinikmati.
“Nonton dari layanan streaming enaknya lebih bebas. Gak perlu kemana-mana, bisa di kantor atau di rumah sama keluarga. Sekarang juga lebih sering menonton di HP daripada ke bioskop,” ungkapnya saat ditemui pada Selasa (12/2/2019).
Sementara itu, Lina (26) juga melakukan hal yang sama. Ia telah berlangganan Netflix selama setahun dan baru mencoba layanan Iflix beberapa bulan terakhir. Menurutnya, keberadaan penyedia layanan streaming menjadi alternatif hiburan baginya apabila tidak bisa ke bioskop.
Ia melanjutkan, konten yang ditawarkan oleh layanan streaming secara kualitas tidak kalah dan bahkan beberapa diantaranya melebihi film-film bioskop. Apalagi, situs seperti ini kebanyakan menyediakan serial yang tidak disediakan oleh stasun televisi biasa ataupun TV kabel.
“Tayangan-tayangan yang tidak ada di TV Indonesia bisa menjadi referensi atau bahkan topik obrolan untuk saya dan teman-teman,” tuturnya.
Selain itu, ia merasa biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan lebih ringan bila dibandingkan dengan menonton film layar lebar ke bioskop. Untuk menyaksikan tayangan di bioskop, Lina rata-rata harus mengeluarkan uang minimal Rp 100 ribu per orang untuk tiket dan makanan ringan.
Kendati demikian, Lina mengaku masih rutin menyambangi gedung bioskop untuk menonton film yang ia nilai menarik. Adapun untuk tayangan lain yang ia lewatkan dapat disaksikan menggunakan internet saat diluncurkan di kanal streaming.
Sementara itu, Ardi (24) menceritakan, dirinya masih cukup sering menonton di bioskop meskipun dirinya juga berlangganan layanan streaming film di internet. Biasanya, ia menyambangi bioskop seminggu sekali untuk menyaksikan film bersama teman-temannya.
Menurutnya, keberadaan bioskop sebagai salah satu tempat utama untuk menyaksikan film tidak akan tergeser oleh media lain. Sensasi “nonton” film dari layar raksasa yang didukung kualitas tata suara yang mumpuni tidak akan mampu disamai dengan menonton pada layar ponsel pintar ataupun laptop/PC.
“Bioskop kan juga masih jadi tempat peluncuran film-film terbaru, jadi pasti akan rutin ke sini (bioskop),” katanya saat ditemui di Bioskop CGV Grand Indonesia seusai menonton The LEGO Movie 2, film animasi yang dirilis secara resmi di Indonesia pada 8 Februari lalu.
Variasi pilihan untuk menikmati tayangan film layar lebar bukan menggantikan keberadaan “saudara tua” seperti bioskop, tetapi justru melengkapi dan menambah pengalaman menonton yang berbeda pada masing-masing media. Pada akhirnya, pihak yang paling diuntungkan adalah para penonton yang kini dapat menyaksikan film dimana saja dan kapan saja.(Lorenzo Anugrah Mahardhika)