Perawatan Hewan Peliharaan Penting Dipahami secara Mendalam
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keinginan masyarakat untuk memiliki hewan peliharaan belum dibarengi dengan pengetahuan perawatan secara mendalam. Padahal, pengetahuan itu penting untuk mencegah risiko penyakit hewan serta penyebarannya ke manusia.
Topik itu mengemuka dalam konferensi pers pra-acara Jakarta Indonesia Pet Show, di Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2019). Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Muhammad Munawaroh mengatakan, kesadaran masyarakat untuk memberi vaksin hewan peliharaan, terutama untuk anjing dan kucing, masih minim.
”Kesadaran untuk merawat hewan peliharaan biasanya berkurang saat hewan mulai beranak-pinak. Waktu yang diberikan pemilik kepada hewan peliharaan pun jadi semakin sedikit,” ujar Munawaroh.
Beberapa hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, dapat terjangkit penyakit pneumonia dan panleukopenia saat musim hujan. Dalam kasus terparah, sebagian penyakit juga dapat bersifat zoonosis atau menular ke manusia.
Munawaroh mengatakan, masyarakat perlu memahami prinsip bahwa hewan peliharaan mesti diperlakukan selayaknya makhluk hidup secara umum. Adapun hal tersebut diatur dalam Pasal 66 dan 67 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009.
Selanjutnya, setiap orang yang memiliki hewan peliharaan setidaknya mengenal seorang dokter hewan. Dokter ini harus tahu persis rekam jejak kesehatan hewan tersebut.
”Dokter ini juga yang semestinya rutin memvaksin kekebalan tubuh hewan. Untuk vaksin rabies, misalnya, harus dilakukan secara rutin tiap tahun,” kata Munawaroh.
Perawatan hewan ini juga menjadi konsentrasi pemerintah. Pada akhir 2018, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta berupaya memasang microchip untuk merekam data kesehatan hewan peliharaan. Hal ini dapat mempermudah pekerjaan dokter hewan dalam memantau rekam data kesehatan tersebut.
Kesehatan jiwa
Munawaroh menyebutkan, merawat hewan peliharaan bermanfaat bagi kesehatan jiwa manusia. Emosi negatif yang muncul saat lelah sepulang kerja, misalnya, dapat diredam dengan merawat hewan peliharaan.
Hal tersebut disetujui sejumlah komunitas perawat hewan peliharaan. Sebagai contoh, Zainal Arifin (34), anggota Indonesia Rabbit Society, merasa mendapat manfaat dari hobinya merawat kelinci sejak 2010.
”Saya merasa bisa lebih meredam emosi. Terutama ke anak saya yang masih kecil, saya jadi merasa bisa lebih sabar dalam bersikap,” ucap Zainal.
Hal yang sama dirasakan Christina (38), pemilik hewan peliharaan kura-kura. Menurut dia, kegiatan merawat hewan dapat melepas stres sepulang kerja.
”Selain melepas stres, merawat kura-kura juga memberi saya manfaat untuk lebih disiplin dan tepat waktu. Setiap hari, saya harus bangun pagi-pagi untuk merawat enam kura-kura di rumah sepulang kerja,” kata Christina. (ADITYA DIVERANTA)