Layanan Transportasi Daring dan “Streaming” Video Kini Berpadu
Oleh
·4 menit baca
Ada dua tren layanan berbasis aplikasi yang pertumbuhannya signifikan di Indonesia. Pertama, layanan transportasi daring. Kedua, layanan streaming video, film, hingga serial televisi. Keduanya kini bisa dinikmati berbarengan dengan simplifikasi akses ke satu platform.
Perusahaan penyedia layanan transportasi daring Grab mencatat, pihaknya melayani tiga juta perjalanan di Indonesia selama Januari 2019. Sementara itu, tercatat ada dua miliar perjalanan di Asia Tenggara pada 2018. Angka ini diprediksi akan terus bertambah.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, aplikasinya diunduh lebih dari 130 juta kali oleh penduduk Asia Tenggara. Pihaknya pun sudah menjangkau 336 kota di Asia Tenggara. Dari angka itu, 222 kota berada di Indonesia.
Di sisi lain, menurut data AOL State of The Video Industry Report 2017, ada 83 persen masyarakat Asia Tenggara yang menonton video daring setiap hari. Tren ini diprediksi juga akan meningkat.
Menurut riset firma global di bidang telekomunikasi, televisi, dan bisnis media Dataxis pada 2018, pendapatan dari langganan video on demand diprediksi meningkat 6,5 kali. Pendapatan sebesar 60 juta dollar AS saat ini dapat meningkat menjadi 390 juta Dollar AS pada 2022.
Penyedia layanan video on demand berbayar HOOQ mencatat, aplikasinya sudah diunduh 35 juta kali di Indonesia. Dengan layanan tersebut, pengguna dapat memilih sendiri tayangan yang diinginkan dengan koneksi internet. Layanan video on demand biasanya berisi video, film lokal dan internasional, hingga serial televisi, misalnya Grey’s Anatomy, Agents of S.H.I.E.L.D., The Mentalist, serta Supergirl.
HOOQ pun disebut telah menjangkau 1,7 miliar orang di Indonesia, Filipina, Thailand, Singapura, dan India. Menurut Country Head HOOQ Indonesia Guntur Siboro, Indonesia jadi pasar besar bagi industri streaming video. Pasalnya, 60-75 persen layanan (traffic) HOOQ terjadi di Indonesia.
Kerja sama
Tren positif dari kedua layanan beda bidang itu dilihat sebagai peluang kolaborasi. Rabu (13/2/2019), Grab dan HOOQ mengumumkan kerja sama keduanya pada publik di Jakarta. Acara ini juga dihadiri oleh CEO HOOQ, Peter Bithos.
“Kerja sama ini akan menguatkan serta membuat solid peran Grab dan Hooq di masyarakat. Kerja sama kami pun relevan karena kebutuhan masyarakat tinggi. Layanan kami juga bisa jadi one stop service (layanan terpadu satu pintu),” kata Ridzki.
Dengan kerja sama ini, pengguna bisa mengakses konten HOOQ di Grab. Pengguna bisa mengetuk menu baru, yakni “Video” pada beranda Grab. Namun, layanan ini baru tersedia bagi pengguna di kategori Platinum, yaitu pengguna dengan 25.000 poin.
“Akan tersedia layanan serupa bagi pengguna umum. Tunggu saja tanggal mainnya,” lanjut Ridzki.
Konten video juga gratis diakses selama tiga bulan pertama. Selanjutnya, pengguna dapat membayar dengan media pembayaran yang tersedia di aplikasi tersebut. Layanan ini juga akan tersedia di sejumlah negara dalam waktu dekat, yakni Singapura, Filipina, dan Thailand.
Dengan kerja sama ini, pengguna bisa mengakses konten HOOQ di Grab. Pengguna bisa mengetuk menu baru, yakni “Video” pada beranda Grab
Ridkzi mengatakan, ekspansi layanan Grab juga akan dilakukan di masa depan. Pihaknya akan memperluas layanan di bidang medis dan perjalanan (travel) dalam waktu dekat.
“Kerja sama seperti ini memudahkan pelanggan kami. Mereka tidak perlu lagi download (mengunduh) banyak aplikasi. Kini, dengan satu aplikasi, pelanggan bisa menikmati banyak layanan,” kata Guntur.
Beda pendapat
Kerja sama para penyedia layanan beda segmen ini disambut berbeda oleh penggunanya. Ada yang menyambut baik, namun ada pula yang apatis.
Karyawan Jakarta, Fransisca (27) mengatakan, ia tertarik untuk mencoba layanan streaming video di aplikasi transportasi. Menurutnya, layanan baru ini menguntungkan karena ia tidak perlu mengunduh aplikasi tambahan.
“Asal jaringannya lancar (untuk menonton), saya mau menggunakan layanan itu,” katanya.
Sementara itu, Nirmala (26), karyawan yang bekerja di Jakarta termasuk yang apatis. Ia menyatakan tidak tertarik untuk menonton layanan video di aplikasi transportasi daring itu. Menurutnya, ia akan tetap menggunakan Grab untuk kebutuhan transportasi, layanan pesan makanan, dan lainnya.
“Kebetulan saya pelanggan HOOQ, jadi tidak perlu nonton lewat aplikasi lain. Grab ‘kan biasanya untuk transportasi dan belanja,” katanya.
Di sisi lain, Guntur optimistis paduan layanan transportasi daring dan streaming video akan berbuah baik. Untuk saat ini, ia berencana untuk fokus mengembangkan layanan baru ini.