Banyak keindahan tersembunyi di pelosok Nusantara. Tak jarang, tempat-tempat indah nan eksotis di negeri ini berada di kawasan yang masih terisolasi, belum tersentuh pengembangan infrastruktur yang memadai. Butuh usaha lebih untuk mencapainya.
Tak usah jauh-jauh sampai ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, atau Papua. Di Pulau Jawa saja, tempat mayoritas warga Indonesia berkumpul dan berdomisili, masih banyak lokasi indah nan eksotis yang masih tersembunyi. Yang dibutuhkan hanyalah waktu, peta, dan kendaraan yang mumpuni untuk bertualang di segala medan serta kemauan untuk menjelajah lebih jauh.
Apalagi pengembangan infrastruktur jalan tol yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa sangat membantu para penggemar petualangan di alam bebas untuk mencari dan menelusuri keindahan tersembunyi di pulau tersebut.
Hal itu ingin dibuktikan oleh PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) selaku distributor kendaraan penumpang Mercedes-Benz di Indonesia. Roelof Lamberts, President dan CEO PT MBDI, mengatakan, ”Semua model dalam jajaran SUV (sports utility vehicle) premium Mercedes-Benz memungkinkan para penggunanya untuk menjajal gaya hidup yang menarik sehingga bisa menjadikannya pilihan untuk segala situasi.”
Petualangan Seri-G
Selama tiga hari, Mercedes-Benz memberikan kesempatan kepada jurnalis asal Asia Tenggara dan Indonesia mencoba beberapa model SUV premium mereka, mulai dari GLA, GLC, GLE, dan GLS, hingga G-Class, untuk menjelajah lokasi-lokasi eksotis di selatan Yogyakarta dan Ungaran, Jawa Tengah.
Setelah beristirahat di kantor CV Kalimas, salah satu dealer terbesar Mercedes-Benz yang letaknya tak jauh dari Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (13/1/2019), para jurnalis langsung duduk di ”kokpit” SUV yang telah ditentukan. Kompas pada giliran pertama mendapat kesempatan mencoba Mercedes-Benz GLE 400 AMG Line.
Berdua dengan rekan dari majalah MobilMotor, Kompas mencoba keandalan mesin GLE 400 berkapasitas 2.996 cc yang mampu menyemburkan tenaga hingga 333 HP sepanjang perjalanan dari Yogyakarta menuju Pantai Widodaren di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul.
Mobil seharga Rp 1,53 miliar ini dengan mudah bermanuver di jalanan yang cukup padat pada Minggu siang itu. Keluar dari kota dalam kondisi hujan, jalanan yang berkontur perbukitan, dilahap dengan enak.
Peralihan dari mode transmisi otomatis ke manual untuk merasakan tenaga yang lebih saat menanjak atau menyalip dengan mudah dilakukan dengan paddle-shifters di balik lingkar kemudi.
Memasuki jalanan dengan kontur tidak rata dan berbatu- batu saat memasuki Kawasan Pantai Widodaren, pengemudi harus berhati-hati.
Namun, kontur jalanan itu bisa dilalui dengan baik karena pengemudi cukup memutar tombol di konsol tengah, memilih mode berkendara yang dikhususkan untuk jalanan berbatu. Suspensi dan pengatur kecepatan langsung menyesuaikan diri dengan mode tersebut.
Setelah menempuh jalanan berbatu sepanjang 2 kilometer, kami tiba di pinggir pantai berpasir putih yang indah.
”Tidak ada yang menyangka kalau di pelosok Yogyakarta ada pantai sebagus ini. Bertahun- tahun sekolah di Yogyakarta, saya enggak tahu kalau ada pantai sebagus ini,” kata Hari Arifianto, Deputy Director of Marketing Communications MBDI.
Kenyamanan berkendara juga dirasakan saat Kompas berganti mobil ke Mercedes- Benz GLS 400 AMG Line. Mobil dengan panjang bodi mencapai 5,130 meter ini merupakan mobil flagship di antara jajaran SUV Mercedes-Benz.
Dilengkapi mesin V6 yang sama dengan GLE 400, mobil ini enak diajak bermanuver di berbagai medan. Meskipun demikian, dengan panjang bodi lebih dari 5 meter dan lebar hampir 2 meter, pengemudi harus sedikit lebih waspada ketika bergerak di jalanan yang sempit dan padat lalu lintasnya.
Sensasi diesel
Yang paling menarik adalah saat mencoba SUV GLE 250d. Meskipun tidak terlalu lama mencoba, mesin diesel yang disematkan pada SUV senilai lebih dari Rp 1,1 miliar ini mumpuni dan nyaman untuk berkendara.
”Kemampuannya setara dengan SUV besar karena sudah dilengkapi fasilitas off-road yang mumpuni,” kata Hari.
Mesin diesel empat silinder berkapasitas mesin 2.143 cc tersebut mampu diajak bermanuver dengan enak di jalanan kota yang padat. Selain itu, saat melintasi jalanan pedesaan dan pedalaman yang cenderung sempit dan terbatas, mobil yang panjangnya sekitar 4,8 meter dan lebar 1,935 meter ini tidak terlalu gambot untuk diajak bermanuver.
Teknologi mesin diesel terbaru yang disematkan Mercedes-Benz pada tipe ini membuat getaran mesin tidak terlalu terasa di dalam kabin.
Karena itu, kami yang mencoba mengendarainya sepanjang sore menjelang malam hari saat menuju kawasan Borobudur di Kabupaten Magelang cukup terhibur mendengarkan suara Waljinah mendendangkan lagu ”Walang Kekek” yang keluar dari piranti sound system Harman-Kardon Logic yang terpasang di mobil tersebut.