Musim Ramah Lingkungan
Kesadaran terhadap isu lingkungan tahun ini kian membetot perhatian dalam segala ranah, tak terkecuali mode. Hal ini juga tecermin pada rancangan Nonita Respati melalui labelnya, Purana, untuk koleksi musim semi/musim panas 2019 yang bertajuk ”Summer Romance”.
Ketika membuat pola baju dan memotong kain, pasti ada sisa guntingan yang dibuang. Tanpa pengelolaan, sisa potongan kain itu hanya menjadi sampah yang mengotori lingkungan.
”Jadi sisa-sisa potongan kain itu saya manfaatkan untuk aksen pada rancangan, seperti aplikasi tempelan atau ruffle di bagian dada,” ujar Nonita, saat peragaan busana, Senin (11/2/2019), di Jakarta.
Aplikasi itu, antara lain, diterapkan pada gaun panjang berwarna moster (mustard) dengan tumpukan lipatan kain yang menyilang pada bagian dada. Atasan dengan warna-warna dasar, seperti hitam dan putih, juga diberi aplikasi tempelan untuk membuatnya tampak lebih bervolume.
Atasan ini mudah dipadu-padankan dengan bawahan seperti rok atau celana yang sudah dimiliki. Atasan putih dengan ruffle pada bagian dada yang dipadukan dengan rok putih misalnya, terlihat anggun.
Gaun panjang warna biru tua, juga dengan aplikasi ruffle pada bagian dada, diberi aksen potongan kain panjang berbentuk garis-garis tipis warna putih pada separuh bagian bawahnya. Sementara atasan ruffle berwarna hitam berpadu manis dengan celana panjang longgar dari bahan denim.
Tak hanya pada atasan, potongan kain juga diaplikasikan pada koleksi celana. Potongan kain yang panjang dengan warna kontras diterapkan sebagai aksen mengikuti garis celana panjang pada bagian tepi sehingga mempercantik tampilan.
Nonita menuturkan, dalam beberapa koleksi sebelumnya, dia juga telah bergerak ke arah rancangan yang ramah lingkungan. Misalnya dalam penggunaan bahan kain atau pewarna kain yang memakai bahan ramah lingkungan.
Ini terlihat dalam koleksi musim semi/musim panas 2018 bertajuk ”Intropical”. Dalam koleksi tersebut, Purana menggunakan bahan alami, seperti linen, katun, dan tenun. Nonita, yang juga seorang penyelam, menghindari penggunaan material yang mengandung poliester karena memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk hancur dan terurai ketika sudah tidak dipakai atau dibuang.
Pewarna alam didapat dari pohon tarum, daun ketapang, mahoni, daun mangga, secang, dan bixa atau galinggem. Penggunaan pewarna alam dari tumbuh-tumbuhan juga dilakukannya dalam koleksi yang digelar pada Fashion Nation 2018 bertajuk ”IndigoBlu”. Koleksi ini juga memanfaatkan kembali bahan-bahan sisa yang dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru dan bernilai tinggi.
Kolaborasi
Meneruskan ”tradisi” kolaborasi dengan seniman lokal yang sedang naik daun dalam pertunjukan tahunan, Purana kali ini menggandeng Ruth Marbun atau lebih dikenal sebagai Utay, perupa. Utay telah memamerkan karyanya di sejumlah kota besar dunia, seperti Osaka, Kyoto, Sydney, dan Melbourne.
Nonita, selaku Direktur Kreatif Purana, menuturkan, kolaborasi itu menghasilkan dua ilustrasi yang diberi nama ”Rotan” dan ”Tumbuh”. ”Kami mengangkat tema wanita Indonesia, terutama daya bertahannya. Wanita Indonesia ditaruh di mana pun bisa bertahan dan punya daya juang,” kata Nonita.
Tema ”Rotan” hadir dalam warna dasar hijau zaitun. Nama Rotan dipilih berdasar filosofi rotan yang fleksibel dijadikan apa saja. Adapun tema Tumbuh hadir dengan dominasi warna salem dan burgundi. Tema ini menyiratkan kekuatan wanita Indonesia yang bisa terus bertumbuh dalam lingkungan apa pun yang melingkupinya.
Oleh karena ilustrasi buatan Utay sudah sedemikian berwarna, Nonita menampilkan pendekatan yang lebih simpel dalam rancangannya berupa outwear panjang, jumpsuit, wrap dress, sweater, dan summer blazer. Bahan yang dipakai pun nyaman dan berbasis serat natural.
Ilustrasi karya Utay didominasi gambar wajah-wajah di antara beragam bentuk flora, fauna, dan sapuan kuas yang dramatis.
Ciri khas
Mengusung konsep ramah lingkungan dan kolaborasi seniman, koleksi Summer Romance tetap menghadirkan ciri khas rancangan Purana. Rancangan olahan buatan tangan berbahan kanvas sutra organza hadir dalam warna-warna putih, hitam, dan merah yang terinspirasi kultur Jepang. Rancangan tersebut disajikan dalam bentuk volumized top dengan aksen ikat pinggang ala perlengkapan bela diri.
Misalnya dalam jumpsuit berwarna dasar hitam dengan luaran warna merah tua, diberi aksen ikat pinggang putih, senada dengan warna pada celana bagian bawah, yakni merah dan putih.
Ikat pinggang itu tidak hanya dipakai sebagai aksen pada bagian pinggang, tetapi juga sebagai penutup dada, bersilang warna hitam dan putih. Dipadukan dengan celana panjang hitam dan outer yang didominasi warna merah, tampilan terlihat sporty, tetapi manis.
Rancangan yang simpel tetapi anggun hadir melalui gaun panjang hitam berlengan panjang putih, diberi ikat pinggang putih. Sementara untuk tampilan lebih mewah tampak dalam rancangan jumpsuit berwarna dasar hitam dengan luaran berbahan sutra organza warna merah dan putih yang jatuh dengan lembut, lalu diikat dengan ikat pinggang hitam dan putih serupa pita pada bagian depan.
”Semua rancangan dalam segmen ini kami bungkus dalam rangkaian baju yang mudah dikenakan, multi-styling dan multi-sizing. Ini akan memudahkan para pemakainya untuk bergerak leluasa dan nyaman ketika mengenakan dan memadupadankan rancangan tersebut dengan denim atau wastra Nusantara,” papar Nonita.
Ciri khas lain yang nyaris selalu hadir dalam rancangan Purana adalah eksplorasi teknik batik, baik dengan kuas maupun canting. Kali ini ide utamanya adalah sayap kupu-kupu lalu diperbesar atau zoom-in sehingga motifnya langsung menggoda mata.
”Perajin kami sempat mau menyerah karena bidang putih yang sangat besar membuat bidang tersebut rentan retak dan bocor pewarna. Namun, setelah beberapa kali bereksperimen, akhirnya bisa terwujud,” katanya.
Motif sayap kupu-kupu ini hadir dalam bentuk wrap dress, outwear, backless summer dress, multi-style dress, juga sarong pants. Warna yang digunakan didominasi hitam, putih, hijau, salem, dan toska.
Bawahan panjang dengan paduan warna moster dan hijau berpadu anggun dengan atasan lengan panjang warna putih dengan potongan leher tinggi. Celana panjang longgar hitam dengan aplikasi sisa potongan kain memanjang pada salah satu sisi dipadu belt yang dikenakan di dada diberi luaran tanpa lengan hasil perpaduan motif sayap kupu-kupu warna salem dan putih sehingga berkesan kasual.
Rancangan berpalet warna cerah, dengan cita rasa seni, berikut konsep ramah lingkungan ini bisa jadi paket lengkap untuk menyambut musim semi dan musim panas yang berkesan tahun ini.