Perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga tampak pada perilaku mereka saat belanja daring. Laki-laki misalnya, ketika belanja nilai transaksinya bisa tiga kali lipat lebih besar dari perempuan. Adapun perempuan sekalipun tidak besar tetapi frekuensi belanjanya lebih banyak. Untuk merayakan perbedaan itu, pelaku bisnis digital pun menyediakan promo khusus.
Hampir setiap hari Ivanka (23) membuka aplikasi e-dagang di ponselnya. Karyawan di Jakarta ini cukup sering melihat beragam barang yang ditawarkan. Frekuensinya hampir sama dengan scrolling lini masa media sosial.
Walaupun nyaris setiap hari mengecek “lini masa” aplikasi e-dagang, tidak setiap hari pula ia berbelanja. Barang-barang yang menarik perhatiannya ia simpan pada menu “keranjang” untuk dibayar suatu hari nanti.
“Biasanya saya beli produk skin care, make up, dan barang kebutuhan sehari-hari di e-commerce. Beli buah, sayur, dan ikan juga online (melalui aplikasi e-dagang). Minimal belanjanya sebulan sekali,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Sementara itu, Mariano (23) juga mengaku senang berselancar di aplikasi e-dagang. Barang yang dilihat pun spesifik, sesuai dengan hobinya di bidang fotografi. Beberapa barang yang telah ia beli antara lain adalah kotak kedap udara, tiga buah tas kamera, tali kamera, filter lensa kamera, hingga hygrometer untuk mengukur kelembaban udara.
Walaupun sering mengunjungi laman e-dagang, ia pun tidak serta merta membeli barang yang disukai. Biasanya, ia menyiapkan dahulu anggaran yang dibutuhkan untuk berbelanja.
“Cukup sering belanja online. Kira-kira sebulan sekali tergantung pada kebutuhan. Biasanya anggaran yang disiapkan sekitar Rp 500.000, tergantung barangnya juga,” kata Mariano.
Dari cerita Ivanka dan Mariano, keduanya punya sejumlah kesamaan dan perbedaan. Keduanya sama-sama suka menjelajah “lini masa” aplikasi e-dagang. Di sisi lain, keduanya memiliki preferensi barang yang berbeda.
Perbedaan belanja
Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar mengatakan, perilaku berbelanja daring antara laki-laki dan perempuan memang berbeda.
Konsumen laki-laki dinilai lebih tahu apa yang ingin dia beli. Spektrum barang yang dicari pun biasanya lebih fokus pada kategori hobi, seperti otomotif, fotografi, dan olahraga.
Sementara spektrum barang belanjaan perempuan dinilai lebih luas dan beragam sekalipun ada tren yang menunjukkan perempuan cenderung membeli produk kecantikan.
Hal lain yang membedakan, Rezki menambahkan, laki-laki biasanya tidak selama perempuan saat menjelajah aplikasi e-dagang.
“Biasanya, laki-laki juga mencari barang yang lebih spesifik. Jika dicermati, nilai transaksi belanjaan laki-laki pun bisa 2-3 kali lipat lebih besar dari belanjaan perempuan. Namun, secara frekuensi, perempuan lebih banyak (mengunjungi aplikasi e-dagang),” kata Rezki pada acara Nongkrong Bareng Shopee Lewat “BRO CODE” di Jakarta.
Ia mengatakan, adanya tren itu mendorong Shopee menyediakan promo bertajuk “Shopee Men Sale”. Promo ini berlaku pada 1-22 Februari 2019. Para konsumen juga bisa memperoleh uang kembali (cashback) hingga 222 persen. Cashback itu hanya berlaku pada ketentuan yang berlaku.
Rezki menambahkan, pihaknya juga meluncurkan fitur Pasti Ada bagi para konsumen pria. Fitur ini diklaim dapat mewadahi konsumen pria yang memiliki preferensi barang yang spesifik. Para konsumen dapat memesan barang yang diinginkan dan Shopee akan mencarikan barang itu dalam waktu satu hari.
“Sekarang perbandingan konsumen perempuan dan laki-laki kami sekitar 45:55. Melalui promo ini, kami ingin setidaknya menyetarakan perbandingan konsumen kami,” kata Rezki.
Hingga Desember 2018, Shopee tercatat sudah diunduh 74 juta kali. Sementara pada 2018, Shopee membukukan transaksi senilai 1,9 miliar dollar AS pada kuartal pertama. Pada kuartal kedua 2018, nilai transaksinya senilai 2,2 miliar dollar AS dan pada kuartal tiga sebesar 2,7 miliar dollar AS.
Nilai ini hasil akumulasi transaksi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan. (SEKAR GANDHAWANGI)