Sederhana nan Elegan
Kesederhanaan tidak berarti menjadi remeh di tangan Ivan Gunawan. Hal itu terlihat pada koleksi busana Ramadhan 2019 karya Ivan. Desainer yang juga pembawa beragam acara televisi itu merancang dan memproduksi koleksi terbarunya lewat dua lini busana, Mandjha Hijab dan Khalif Men’s Wear.
Setidaknya ada 120-an tampilan busana yang disuguhkan Ivan dalam peragaan busana tunggal bertajuk ”Nostalgia”. Acara itu dia gelar dengan konsep unik. Aula Livespace di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (20/3/2019), disulap menyerupai hutan saat musim gugur.
Setidaknya ada tujuh tonggak pohon kering bercabang didirikan di sejumlah sudut area landas peraga. Permukaan lantainya ditebari daun-daun kering, seolah terserak begitu saja.
Menurut Ivan, ia mengambil konsep kolosal untuk peragaan busana kali ini. Konsep panggung hutan di musim gugur itu terinspirasi peragaan busana kelas dunia, Fall-Winter 2018/2019, oleh Chanel di the Grand Palais, Paris, awal Maret lalu.
Secara rinci terdapat 60 set busana wanita berlabel Mandjha, 40 set baju pria berlabel Khalif, dan 20 set busana yang menggabungkan kedua lini, menggambarkan harmoni tampilan keluarga. Untuk menjaga eksklusivitas rancangannya, Ivan hanya memproduksi masing-masing 200 potong.
Desain yang sederhana, tetapi elegan dan punya sisi glamor menjadi ciri utama rancangan Ivan, terutama pada koleksi-koleksi busana muslim Mandjha.
Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menaikkan derajat kesederhanaan tadi menjadi beberapa tingkat lebih tinggi. Nuansa elegan dan glamor bisa ditambahkan ke dalam desain pakaian yang simpel, antara lain dengan padu padan warna dan motif tertentu.
Selain itu, dengan kreatif, Ivan juga memanfaatkan permainan embellishment atau pemanis tambahan, baik berupa bordir maupun elemen tambahan lain seperti manik mutiara. Ivan juga bermain dengan teknik lipatan sebagai variasi.
Tidak rumit
Selain simpel, elegan, dan bernuansa glamor, Ivan berprinsip seluruh pakaian hijab rancangannya, terutama di lini Mandjha Hijab, tidak rumit dan merepotkan saat dipakai. Dia bahkan adakalanya menambahkan bahan karet pada bagian pergelangan busana hijabnya.
Tujuannya tentu saja untuk memudahkan si pemakai, terutama saat bergerak atau ketika, misalnya, akan berwudhu. Dengan begitu orang tak perlu lagi mengenakan tambahan manset lantaran khawatir bagian lengan tangannya terlihat ketika sedang bergerak atau mengangkat tangan.
”Aku paling enggak suka perempuan berhijab, tetapi pakaiannya didobel-dobel dengan manset. Terlihatnya malah ribet dan mengganggu,” ujar Ivan.
Ivan juga memilih untuk tidak memuat corak tertentu yang menggambarkan makhluk bernyawa, seperti bentuk manusia atau hewan, pada rancangannya.
Ivan bercerita, secara garis besar tema ”Nostalgia” yang ditawarkan dalam peragaan busana ini terinspirasi oleh perjalanan liburannya ke luar negeri.
Kali ini, selain menyerap inspirasi dari beragam arsitektur bangunan bersejarah di beberapa negara di Eropa yang dia datangi, Ivan juga banyak mendapat inspirasi dari suasana dan warna-warna musim gugur.
Warna-warna khas musim gugur, terutama warna daundaun kering, menginspirasinya untuk menggunakan beberapa jenis warna rempah, seperti mustard, warna oranye, biru tua, dan marun, ke dalam beberapa rancangan, mulai dari gaun, tunik, luaran atau outer, serta scarf atau syal.
”Dalam rancanganku sekarang ada yang menggunakan outer dari bahan tweed berbahan serat wol. Aku terinspirasi melihat orang-orang di Eropa saat musim gugur yang berangin kencang, banyak memakai luaran berbahan tweed dari wol,” ujar Ivan.
Dalam beberapa rancangan koleksinya, Ivan memadukan luaran blazer tweed berwarna pastel, dengan blus berbahan halus dalam warna lebih gelap di bagian dalam. Warna senada dengan bagian blus juga diterapkan untuk kerudung, tetapi dengan paduan warna cerah dan tambahan pemanis motif bunga.
Untuk celana panjang, desain Mandjha kali ini menampilkan beberapa pilihan warna dan bahan. Pada satu tampilan, Ivan menggunakan bahan renda brokat bermotif bunga, daun, atau abstrak, berwarna agak gelap atau warna tanah. Bagian dalam celana longgar ini diberi tambahan vuring.
Sementara untuk desain gaun berpakem syar’i, Ivan mengunggulkan rancangan berwarna putih tulang polos. Untuk mempercantik, Ivan memadupadankannya dengan syal bermotif atau selendang dengan pemanis di bagian belakang.
Selain putih polos, beberapa gaun oleh Ivan juga ditambahi pemanis (embellishment) yang bersentuhan etnis berupa bordiran dengan benang warna warni pastel ataupun perak serta tambahan sejumlah elemen seperti butiran mutiara atau bahan lainnya.
Bagi mereka yang suka dengan kain bermotif ramai, Ivan juga merancang gaun jilbab berkonsep monogram dan motif tulisan ”Ivan Gunawan Mandjha”. Salah satu desain gaun tersebut juga dipercantik dengan tambahan kerut di pergelangan tangan.
Sementara untuk desain baju muslim pria di bawah lini ”Khalif”, beberapa desain yang menonjol dan menjadi primadona di edisi kali ini adalah atasan berpotongan koko dalam gaya kasual. Koleksi baju koko, terutama yang berlengan panjang, mendapat sentuhan patchwork di bagian lengan, dengan pilihan warna yang cocok dan sedikit tambahan motif.
Baju-baju koko itu dipadupadankan dengan beberapa jenis celana panjang, baik celana chino yang lentur, celana 7/8, celana khaki, atau ada juga yang tampak berdesain kantong mirip celana kargo.
Untuk melengkapi, Ivan juga mendesain pilihan-pilihan aksesori tambahan, seperti topi berbahan denim, linen, dan poliester, serta sarung tenun dengan pita berlogo ”Khalif”.