Jika umumnya acara peragaan busana diselenggarakan pada malam hari, Sapto Djojokartiko, seorang perancang busana, memilih untuk membuat acara pada pagi hari. Pertunjukan ini bermandikan cahaya, dalam arti sebenarnya, karena digelar di sebuah kafe yang beratapkan kaca sehingga sinar matahari menjelang siang menembus ke ruangan.