Di Jakarta memang baru segelintir spa yang menawarkan tradisi hammam ini, salah satunya Arabella Spa Hammam & Coffee di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Farah Spears, sang pendiri, mengatakan, kecintaannya pada moroccan hammam berawal ketika dirinya masih menjadi pramugari dan kerap melanglang buana ke banyak negara. Salah satu pramugari rekannya berasal dari Maroko dan kerap menjalani hammam.
”Kulitnya glowing, saya penasaran waktu dia bilang sering hammam. Jadi, saat ke Maroko, saya cari tahu, langsung deh cinta banget,” ujar Farah yang kulitnya terlihat licin bersinar.
Moroccan hammam sebenarnya adalah hammam maghrabi, yakni tradisi yang tersebar di neger-negeri Timur Tengah, yang bermanfaat membersihkan kulit (mati), melancarkan aliran darah, relaksasi otot, meredakan nyeri, dan menyegarkan tubuh. Salah satu kekuatannya adalah penggunaan black soap atau sabun hitam yang dibuat dari tetumbuhan di kawasan Timur Tengah.
Setelah penguapan, kita berbaring di meja marmer, lalu tubuh dibaluri sabun hitam sembari dipijat seluruh tubuh. Setelah dibasuh dengan air hangat, kita berendam dalam air larutan garam laut.
Tahap penting berikutnya adalah eksfoliasi. Kita kembali berbaring di meja marmer, lalu dengan sarung tangan yang terbuat dari serat pohon kessa, seluruh tubuh digosok perlahan. Anda akan takjub melihat begitu banyaknya kotoran kulit mati yang berhasil terangkat.
Inilah bedanya dengan lulur, yang ketika digosok, kulit mati bercampur dengan adonan lulur sehingga tidak terlihat.
(SF)