JAKARTA, KOMPAS – Para pelaku industri kecantikan dan mode berkolaborasi pada perhelatan Muslim Fashion Festival 2019. Ini merupakan salah satu upaya menjadikan Indonesia sebagai kiblat mode muslim dunia pada 2020.
Perusahaan produsen kosmetik halal Wardah bekerja sama dengan empat desainer dan jenama lokal. Keempatnya Ali Charisma, Restu Anggraini atau ETU, Ayu Dyah Anggraini, serta Ava Prologue.
“Masing-masing (rancangan karya) desainer mewakili make-up look (tampilan riasan) yang berbeda-beda. Ali dengan make-up look Dubai, ETU Jakarta, Ayu Paris, dan Ava Prologue dengan riasan Seoul,” kata Public Relations Manager Wardah Elsa Maharani di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Kreasi riasan tersebut diproyeksikan sebagai inspirasi paduan riasan dengan beragam jenis busana. Kreasi ini diberi tajuk The Unstoppable You.
Menurut Elsa, perkembangan industri kecantikan harus didukung oleh industri lain, salah satunya mode. Di sisi lain, Indonesia dinilai berpotensi menjadi kiblat busana muslim dunia. Pemerintah mencanangkan wacana Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia pada 2020.
Menurut State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019, Indonesia merupakan satu dari 15 negara ekonomi Islam terbesar di dunia. Dari sejumlah variabel penilaian, sektor modest fashion atau pakaian tertutup Indonesia menempati peringkat kedua terbaik dunia (Kompas.id, 22/4/2019).
Menurut State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019, Indonesia merupakan satu dari 15 negara ekonomi Islam terbesar di dunia
Sementara itu, busana muslim tercatat menyumbang 270 miliar dollar AS bagi perekonomian global pada 2017. Kontribusi sektor ini diprediksi meningkat pada 2023 menjadi 361 miliar dollar AS.
“Untuk mencapai cita-cita Indonesia sebagai kiblat busana muslim, kami juga akan terus berkolaborasi dengan desainer-desainer untuk mendukung karya mereka,” kata Elsa
11 karya
Ada 11 busana karya empat desainer yang ditampilkan pada peragaan busana Muslim Fashion Festival 2019. Masing-masing desainer membawa tema berbeda sesuai hasil eksplorasinya.
Desainer Ali Charisma mengatakan, ia membawa tema “Identity” untuk 11 rancangannya. Ini hasil inspirasi kain bermotif tradisional dari suki Dayak di Kalimantan, yakni kain tenun troso.
Busana rancangan Ali ditujukan untuk perempuan berkarakter kuat dan berani tampil beda. Rancangan ini juga dilengkapi sentuhan etnik khas Indonesia.
“Saya ingin mendorong bahwa kain (tradisional) Indonesia bisa diterima secara global. Tampilan karya saya ini feminin, tapi juga bold (berani). Kain tenun ini juga dikombinasikan dengan sejumlah lis berwarna merah dan biru,” kata Ali.
Adapun Restu Anggraini mengangkat tema “Hygee” pada peragaan busana kali ini. Pada tema ini, ia mengedepankan aspek kenyamanan berbusana. Busana karyanya juga menggunakan teknologi antibau, antiair, antiminyak, dan antitanah.
Sementara itu, Ayu Dyah Andari mengusung tema “Rosie”. Tema ini menghadirkan busana bergaya klasik yang terinspirasi dari bunga mawar.
Di sisi lain, jenama Ave Prologue hadir dengan koleksi busana bertajuk “LUMINE”. Busana yang ditampilkan terinspirasi oleh Rumusan Yunani: Gaya Dewi Modern dan Agung.