Toyota Bangun Optimisme di Tengah Stagnasi Pasar Otomotif
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pasar otomotif Indonesia yang dinilai makin menantang memunculkan optimisme tersendiri bagi Toyota. Dalam gelaran Telkomsel Indonesia International Motor Show 2019, 25 April-5 Mei 2019, Toyota menorehkan penjualan dengan penerbitan surat pemesanan kendaraan (SPK) sebesar 3.872 unit. Jumlah ini meningkat 16 persen dibandingkan IIMS 2018 yang hanya menorehkan SPK sebesar 3.328 unit.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto dalam acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Kamis (9/5/2019), mengatakan, “Pasar otomotif semakin menantang. Selain bermunculan kompetitor, langkah-langkah strategis ke depan tidak dapat dianggap ringan."
Dari data TAM, lima besar penjualan selama 10 hari pameran otomotif itu masih didominasi mobil tipe MPV dan SUV, yakni Toyota Avanza (1.106 unit), Toyota Rush (821 unit), Toyota Kijang Innova (683 unit), Toyota Calya (498 unit), dan Toyota Fortuner (258 unit). Nilai total transaksi yang dihasilkan mencapai sekitar Rp 1,1 triliun.
Henry mengatakan, respons yang sangat positif dalam Telkomsel IIMS 2019 itu terjadi, karena adanya perkenalan produk-produk baru Toyota sejak awal tahun ini. Hingga akhir tahun 2019, Toyota akan mempertahankan strategi sesuai misi beyond product.
Kemudian, secara beyond technology, Toyota akan terus mengedukasi masyarakat tentang kendaraan masa depan. Sebagai langkah awal berupa kampanye teknologi hybrid, kendaraan yang digerakkan dua sumber penggerak, yakni mesin konvensional dan baterai listrik.
“Sebenarnya perjalanan edukasi hybrid sudah berlangsung sekitar 10 tahun sejak diperkenalkannya Toyota Prius ke Indonesia. Perlahan-lahan, produk lain bertenaga hybrid diperkenalkan yakni Alphard, Camry dan terakhir Toyota C-HR,”kata Henry.
Ekspor naik
Selain pihak PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai distributor resmi kendaraan Toyota di Indonesia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga menyampaikan kinerjanya, terutama terkait ekspor, dalam acara buka bersama tersebut.
Stagnasi pertumbuhan ekonomi global di tahun 2019 yang kurang menguntungkan akibat peningkatan ketegangan dalam perang perdagangan global serta kondisi pasar keuangan yang fluktuatif, menjadi tantangan besar bagi kinerja ekspor otomotif di Indonesia.
Namun, di tengah kondisi tersebut, ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) bermerek Toyota masih menorehkan prestasi positif pada kuartal pertama (Januari-Maret) tahun 2019. Kenaikannya tercatat di level moderat dua persen dengan volume sebesar 46.130 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai sebesar 45.350 unit.
Performa positif kuartal pertama kali ini didukung model SUV Toyota Fortuner yang diproduksi Pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). SUV ini mampu menempatkan posisi sebagai kontributor terbesar di antara jajaran produk lainnya.
Kendaraan yang menjadi favorit di kawasan GCC (Timur Tengah) dan ASEAN ini tercatat menyumbangkan total 11.165 unit atau 24 persen dari total ekspor CBU kendaraan bermerek Toyota.
Selain itu, model SUV kecil Toyota Rush diekspor sejumlah 8.800 unit atau 19 persen dan mobil kota (city car) Toyota Agya diekspor dengan volume 8.600 unit atau sekitar 18 persen.
Model-model CBU bermerek Toyota lain yang diproduksi di Karawang, seperti Vios (5.500 unit), Avanza (5.780 unit), Town Ace/Lite Ace (3.715 unit), serta Kijang Innova, Sienta, dan Yaris dengan total (2.570 unit) juga memberikan andil performa kuartal pertama.
Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN menjelaskan, “Sejak lima tahun terakhir, Fortuner konsisten menjadi model SUV penyumbang terbesar bagi prestasi ekspor Toyota Indonesia. Tahun 2019, Toyota menargetkan pertumbuhan ekspor di atas 5 persen, meski situasi makro ekonomi dunia masih tidak menentu. Saat ini, kami fokus untuk mencari pasar-pasar ekspor non-tradisional baru untuk mencapai target tersebut.”
Selain mengapalkan kendaraan utuh bermerek Toyota, TMMIN turut pula mengirimkan kendaraan setengah jadi (completely knock-down/CKD), mesin utuh, dan berbagai komponen kendaraan. Hingga Maret 2019, TMMIN mengekspor 9.900 unit unit CKD, 25.750 unit mesin utuh bensin, 2.360 unit mesin utuh etanol dan berbagai komponen kendaraan sebanyak 26 juta unit.
Sejak pengapalan perdana pada tahun 1987 hingga saat ini, Toyota menggenapkan angka 1,5 juta unit akumulasi ekspor kendaraan utuh. Estimasi nilai ekspor totalnya mencapai lebih dari 28,8 miliar dollar AS. Hingga kini, produk otomotif dalam negeri mampu menembus lebih dari 80 negara tujuan ekspor di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika.
“Capaian 1,5 juta kumulatif ekspor ini tidak lain didukung oleh kekuatan brand Toyota yang telah terbukti mampu memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai belahan dunia. Kami berharap konsistensi aktivitas ekspor Toyota dapat membantu tercapainya keseimbangan neraca perdagangan nasional di tengah kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan,” ujar Bob. (OSA)