Unjuk Kemandirian Industri Motor Taiwan
Taiwan sebagai salah satu pusat industri kendaraan roda dua terus berusaha menunjukkan eksistensinya dengan visi yang jelas dan misi yang strategis. Selain tetap berusaha menjadi raja di negeri sendiri, ekspansi industri sepeda motor Taiwan terus berkembang ke negara tujuan ekspor dengan jargon kualitas Made in Taiwan atau MT yang selalu dibanggakan.
Babak industri sepeda motor domestik Taiwan, yang dimulai sekitar 1950, diawali kerja sama dengan berbagai produsen ternama Jepang, seperti Honda, yang melakukan transfer teknologi. Kini hanya ada satu komponen yang belum dapat diproduksi oleh Taiwan, yaitu cip detektor konsumsi bahan bakar. Artinya, industri sepeda motor Taiwan telah mampu memproduksi 99 persen komponen dengan klaim kualitas yang dapat bersaing dengan mentornya, Jepang.
Dewan Pengembangan Perdagangan Eksternal Taiwan (Taitra) rutin menggelar pameran dagang tahunan yang menyuguhkan enam pameran sekaligus (6-in-1). Taitra pada tahun ini kembali mengundang Kompas untuk menengok salah satu pameran itu, yaitu Taiwan Motorcycle 2019, yang digelar di TaiNEX 2 Nangang Exhibition Center Hall 2, Taipei, 25-27 April 2019.
Taiwan Motorcycle menjadi ajang promosi di 385 stan yang diikuti 155 peserta dari Taiwan, Jerman, China, Indonesia, Malaysia, Hong Kong, Swedia, dan Italia. Beberapa pabrikan sepeda motor, seperti BMW, Husqvarna, dan Italjet, ikut bergabung dalam pameran yang pada tahun ini merupakan pameran ke-14. Peserta lokal Taiwan lebih didominasi produsen komponen substitusi (aftermarket) dan aksesori untuk sepeda motor skuter matik, skuter elektrik, dan sepeda listrik.
Produsen sepeda motor lokal yang berpartisipasi justru sedikit karena penjualan sepeda motor di dalam negeri Taiwan dipandang sudah cukup baik sehingga tidak perlu lagi berpromosi. Populasi sepeda motor Taiwan yang mencapai 12 juta unit, kini sudah jenuh, sehingga industri ini membidik pasar ekspor.
Itu sebabnya raja produsen sepeda motor Taiwan, Kymco, pun tak tampak di ajang ini. Selain itu, sebagian produsen suku cadang ada yang lebih memilih bergabung ke pameran Taipei Automotive Part and Accessories (AMPA) 2019 dalam paket pameran multievent ”6-in-1” itu.
”Ini (Taiwan Motorcycle) mungkin bukan pameran besar. Sebagian partisipan memilih mengikuti pameran Taipei AMPA. Tak mengapa karena Taiwan Motorcycle ini memang lebih fokus pada mempromosikan parts dan aksesori,” tutur Deputi Direktur Eksekutif Departemen Pameran Taitra, Mario Tsai, pada kesempatan wawancara di sela-sela pameran.
Menurut Tsai, banyak perusahaan Taiwan sulit menembus pasar ekspor ke Asia Tenggara yang sudah dikuasai pabrikan Jepang. Oleh karena itu, mereka berinovasi mencari celah pasar dengan memproduksi komponen aftermarket yang belum diproduksi sebelumnya.
Variasi industri komponen Taiwan yang telah komplet ini memerlukan strategi pemasaran yang spesifik agar dilihat secara global. ”Sebanyak 90 persen dari peserta lokal Taiwan lebih fokus mengincar pasar global dengan bergabung di sini,” kata Tsai, menambahkan.
Taitra sebelumnya gencar mempromosikan acara ini ke Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara. Sebelumnya, Taitra berpromosi di Jepang, Malaysia, Filipina, Dubai (Uni Emirat Arab), Bulgaria, dan Brasil. Langkah-langkah ini bertujuan meningkatkan manfaat pameran dan memperluas peluang bisnis.
Kualitas global
Elsa Chen, anggota staf Taitra pendamping rombongan jurnalis dari Italia, Jepang, dan Indonesia, mengarahkan tur pameran ke sejumlah partisipan yang dianggap mewakili sektor industri roda dua Taiwan dengan standar kualitas global.
Pertama, kami menuju stan Chian Yie International Co Ltd, pemegang merek aksesori NCY, yang merupakan produsen aksesori dan suku cadang merek TDR di Indonesia. Stan ini memajang beragam suku cadang kompetisi, seperti suspensi, knalpot, rem, dan modifikasi aksesori kosmetik.
Sejumlah model skuter yang populer di pasar global, termasuk di Indonesia, seperti Yamaha N-Max dan Honda PCX, yang tidak masuk pasar Taiwan, sengaja diimpor untuk diproduksi part modifikasinya di laboratorium litbang Chian Yie. Hal ini menunjukkan keseriusan NCY untuk membidik pangsa pasar ekspor NCY yang mencapai 70 persen. Indonesia menjadi negara tujuan ekspor terbesar ketiga.
Produsen spidometer aftermarket Acewell Meter menonjolkan kelebihan produknya dengan memajang spidometer di dalam akuarium. Varian produk spidometernya cukup lengkap, dari yang bergaya klasik analog yang bercampur dengan display digital hingga spidometer digital penuh dengan beragam menu informasi yang lengkap.
Sektor kaki-kaki diwakili produsen ban merek GMD dengan segmen pasar skutik lokal yang didominasi ukuran kecil, sepeda motor listrik merek Gogoro yang sangat terkenal di Taiwan, sepeda listrik, dan kursi roda elektrik (e-mobility) khusus difabel dan lansia. Ukuran-ukuran ban produk GMD yang menggunakan bahan karet dari Indonesia ini memang sangat spesifik, ukuran yang tidak dilirik banyak produsen ban lain.
Produsen Long In Tech juga sangat percaya diri memperkenalkan produk digital video recorder (DVR) dengan sistem online car tracking berteknologi 4G-LTE yang telah digunakan kepolisian Taiwan, Amerika Serikat, dan Eropa. ”Produk kami selain mengandalkan teknologi informasi terkini untuk konektivitas, juga tetap menjaga kualitas gambar dengan saturasi dan detail yang mengagumkan,” ujar Joanna Chen dari Long in Tech sambil menunjukkan detail angka pelat nomor pada hasil perekaman video saat malam hari yang masih terlihat jelas meskipun tertutup bayang-bayang.
Diterima Eropa
Salah satu stan yang mencuri perhatian adalah produsen gravity casting khusus aluminium Ming Ming Aluminium Co Ltd yang memproduksi lengan ayun untuk sepeda motor premium Ducati Panigale, Multistrada, Scrambler, dan Triumph Tiger sebagai komponen bawaan pabrik atau original equipment manufacturer (OEM).
Selain itu, produsen ini juga membuat rangka untuk sepeda motor besar ternama Eropa yang tidak bersedia disebut namanya. Produk Ming Ming yang telah diterima sebagai subkontraktor OEM oleh perusahaan sekelas Ducati pastinya menunjukkan kualitas yang dapat diterima di Benua Eropa.
Sektor perlengkapan penunjang berkendara diwakili produsen helm HengDa Racing Ltd yang mengusung merek THH. THH memiliki kapasitas produksi 1 juta helm per tahun yang memenuhi standar sertifikasi ECE, DOT, SNELL, dan JIS dan telah menembus pasar Asia dan Eropa.
Begitu pula produk kostum balap (racing suit) merek SPRS yang kami datangi, produknya telah menembus pasar Asia Tenggara, China, Meksiko, India, dan Chile, dan digunakan salah satu tim balap di ajang Asia Road Racing Championship (ARRC).
Satu-satunya peserta dari Indonesia diwakili PT Maju Gilang Persada yang memproduksi lampu modifikasi LED dan produk kabel peningkat tenaga sekaligus penghemat bensin Accent Wire.
”Pameran yang pertama kali kami ikuti di luar negeri ini untuk mencari celah pasar ekspor,” kata Giman, Managing Director PT Maju Gilang Persada, yang bercerita bertemu distributor produknya dari Filipina, Malaysia, dan Vietnam dalam ajang pameran itu.