Akhir 2018 lalu, varian terbaru Mercedes-Benz C-Class generasi W205 diluncurkan di pabrik Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Untuk pertama kali, varian Mercedes-Benz C 200 dibekali mesin yang sekilas tak menjanjikan, yakni empat silinder 1.500 cc.
Oleh
Dahono Fitrianto
·4 menit baca
Akhir 2018 lalu, varian terbaru Mercedes-Benz C-Class generasi W205 diluncurkan di pabrik Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Untuk pertama kali, varian Mercedes-Benz C 200 dibekali mesin yang sekilas tak menjanjikan, yakni empat silinder 1.500 cc.
Walau dilengkapi turbo dan sistem hibrida ringan (mild hybrid) EQ Boost, mesin berkapasitas setara dengan rata-rata mobil hatchback Jepang yang dipasarkan di Tanah Air itu tetap memunculkan keraguan akan performanya. Itu sebabnya, Kompas memutuskan menjajal performanya di trek jarak jauh saat mendapat kesempatan menguji C 200 baru ini, awal April 2019.
Kita simak sejenak spesifikasi mesin berkode M264 ini di atas kertas. Ini adalah mesin baru di keluarga mesin bensin Mercedes-Benz yang memiliki empat silinder berkapasitas 1.5 liter (1.497 cc) dengan dorongan tenaga dari turbo gulungan ganda (twin-scroll turbocharger).
Mesin ini mengeluarkan tenaga 184 HP pada putaran mesin 5.500-6.100 rpm dan torsi puncak 280 Nm di rentang putaran 3.000-4.000 rpm. Untuk menjembatani kekurangan tenaga mesin hingga tendangan tenaga turbo mencapai titik optimal, mesin ditopang sistem motor elektrik 48 volt yang memberi dorongan tenaga 14 HP saat diaktifkan. Tenaga disalurkan melalui sistem sabuk (belt driven) pada motor starter/alternatornya.
Sebagai perbandingan, pada C 200 versi sebelumnya yang menggunakan mesin empat silinder 2.0 liter (1.991 cc), tenaga maksimumnya 181 HP dengan torsi puncak 300 Nm sudah bisa dipetik pada rentang 1.250-4.000 rpm. Dengan kata lain, walau hanya 1.500 cc, mesin baru ini menjanjikan tenaga setara dengan mesin lama yang 2.000 cc, ditambah janji konsumsi BBM yang lebih efisien.
Bagaimana pembuktiannya di jalanan?
Jujur saja, di tahap awal, nama C 200 masih mengecoh pikiran karena selama berpuluh tahun nama ini diperuntukkan khusus bagi C-Class bermesin 2.000 cc. Ada ekspektasi tenaga mesin 2.000 cc yang keluar begitu gas diinjak.
Akan tetapi, pada C 200 baru ini, terasa bagaimana tenaga mesin agak sedikit tertunda untuk tersalur penuh, terutama saat kondisi mengemudi tak memungkinkan untuk mengegas hingga putaran tinggi, misalnya di tengah kepadatan kota.
Lebih dalam
Wajar saja mengingat torsi puncak baru tercapai di putaran mesin cukup tinggi, yakni 3.000-4.000 rpm. Hanya, saat gas diinjak lebih dalam dari posisi normal, indikator EQ Boost di panel instrumen menyala merah, menandakan sistem motor listrik aktif dan mendadak ada dorongan tenaga pada mesin.
Sebaliknya, saat pedal gas dilepas dan terjadi deselerasi, indikator tersebut akan berwarna biru, yang artinya sedang terjadi pengisian ulang baterai melalui pengereman regeneratif.
Saat melintasi Tol Trans-Jawa menuju Cirebon dan dilanjutkan ke Semarang, 4-5 April 2019, laju New C 200 ini baru bisa dikembangkan lebih leluasa. Walau memang selalu pedal gas harus ditekan lebih dalam dari biasanya.
Meski demikian, kedigdayaan mesin Mercedes-Benz tetap tak bisa dimungkiri di tol ini. Apalagi dengan memasukkan mode berkendara ke Sport+, saat akselerasi menjadi lebih spontan dengan sedikit sentuhan di pedal gas. Tanpa bersusah payah dan ngotot, jarak Cirebon-Semarang dituntaskan dalam waktu kurang dari dua jam.
Selain itu, mobil ini juga terasa kompak dan ringan sehingga lincah dikendalikan dan feeling mengemudi cepat didapatkan. Hal tersebut membuat mengendarai C 200 baru ini terasa menyenangkan.
Perubahan interior
Rasa menyenangkan untuk perjalanan jauh makin maksimal dengan berbagai perubahan di interiornya, yang memadukan cita rasa elegan khas Mercedes-Benz dengan kecanggihan teknologi. Walau belum secanggih adiknya, A-Class terbaru, panel instrumen C-Class saat ini sudah menggunakan layar digital beresolusi tinggi dengan ukuran 12,5 inci.
Tampilan panel instrumen ini bisa diubah-ubah dalam tiga tema, yakni Classic, Sport, dan Progressive. Akses mengubah tampilan ataupun pilihan menu di panel instrumen baru ini bisa dilakukan dengan panel sentuh (touch pad) di roda kemudi, seperti pada sedan-sedan S-Class dan E-Class.
Selain itu, layar monitor utama di tengah dasbor juga baru, kini dengan ukuran 10,25 inci berformat 16:9 dengan resolusi 1.920 x 720 piksel. Layar ini menampilkan berbagai fitur dan setting mobil, termasuk hiburan, navigasi, dan pengaturan ambient lighting dengan pilihan 64 warna.
Penggunaan telepon seluler (ponsel) ataupun gawai juga dipermudah dengan adanya fasilitas catu daya nirkabel serta peranti interkoneksi Apple Carplay dan Android Auto. Begitu ponsel dihubungkan ke kabel USB, sebagian menu ponsel langsung tampil di layar monitor utama mobil.
Sedan kompak seharga Rp 865 juta (off-the-road) ini kini juga dilengkapi berbagai fitur keselamatan aktif, seperti pemantau titik buta pengemudi (Blind Spot Assist), Active Parking Assist, dan Active Brake Assist. Fitur terakhir ini akan otomatis mengerem mobil saat mendeteksi ada obyek di belakang atau depan mobil pada kecepatan rendah.
Dari sisi tampilan luar, lampu depan yang sudah menggunakan teknologi High Performance LED tampil sangar dengan delapan kotak LED yang berderet dua susun. Di bagian belakang juga ada akses lampu belakang yang membentuk huruf C.
Memang ada berbagai fitur modern yang baru ada di varian C 300 AMG Line. Namun, sebagai sedan premium entry level, C 200 baru ini menawarkan keseimbangan antara rasa elegan dan kecanggihan teknologi masa kini.