Lebih dari 3 Juta Pelaku UMKM Indonesia Manfaatkan Pemasaran Digital
Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM didorong untuk memasarkan produknya melalui platform digital. Selain memperluas jangkauan pasar, pemasaran digital bisa menumbuhkan ekosistem dagang yang kompetitif.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM didorong untuk memasarkan produknya melalui platform digital. Selain memperluas jangkauan pasar, pemasaran digital bisa menumbuhkan ekosistem dagang yang kompetitif.
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ada 6,3 juta pelaku UMKM di Indonesia. Sekitar 50 persen dari angka itu disebut telah memanfaatkan platform digital untuk berjualan, yakni 3,79 juta pelaku.
Kepala Subdit Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi, dan Perdagangan Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Suwarno di Jakarta, Rabu (19/6/2019), mengatakan, peluang pengembangan UMKM secara digital terbuka lebar. Ini didukung pula oleh pergeseran perilaku konsumen yang kini menggemari belanja daring.
”Internet bukan hanya sarana berkomunikasi, tetapi juga sarana pengembangan usaha pelaku UMKM. Ini peluang emas di masa revolusi industri digital,” katanya.
Hal tersebut disampaikan pada konferensi pers kompetisi wirausaha The Big Start (TBS) Season 4 oleh platform belanja digital, Blibli.com. Hadir pula dalam acara ini Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Eddy Siswanto, Deputy Chief Marketing Officer Blibli.com Andy Adrian, dan Senior Vice President Trade Partnership Merchant Sales Operation and Development Blibli.com Geoffrey Lew Dermawan.
Eddy Siswanto mengatakan, UMKM berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi. Sektor UMKM berkontribusi 60,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Peran UMKM dinilai bisa lebih optimal dengan media digital.
Jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 adalah 143, 26 juta orang. Dari angka itu, persentase penggunaan internet untuk berjualan daring ialah 16,83 persen. Angka ini paling kecil dibandingkan pemanfaatan internet di bidang ekonomi lainnya, seperti mencari harga, belanja daring, dan transaksi perbankan. Data tersebut dihimpun dari laporan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017.
”Sementara itu, per Mei 2019, ada sekitar 7.000 industri kecil menengah yang sudah melakukan pemasaran daring di beberapa marketplace. Angka ini masih relatif rendah,” kata Eddy.
Komitmen usaha
Kemudahan berdagang melalui platform digital harus dibarengi dengan komitmen para pelaku usaha. Komitmen tersebut mencakup, antara lain, kemauan melanjutkan usaha, inovasi, dan kreativitas.
Andy Ardian mengatakan, ada tujuh tantangan yang menghambat pelaku UMKM. Tantangan itu ialah pasar, jaringan, sistem teknologi, pengetahuan bisnis, platform daring, kreativitas dan inovasi, serta pendanaan.
”Kami menjawab tantangan pendanaan melalui penyelenggaraan The Big Start untuk wirausaha atau creativepreneur. Kami akan melakukan kurasi dan yang terpenting adalah kami mencari pelaku UMKM yang berkomitmen,” kata Andy.
Komitmen dinilai sebagai modal awal untuk menjalankan UMKM yang berkelanjutan. Pasalnya, banyak pelaku UMKM yang berhenti di tengah jalan. Menurut catatan Blibli.com, perbandingan UMKM yang tumbang dan bertahan ialah sekitar 60 persen banding 40 persen.
”Kami juga akan fokus membenahi permasalahan dan kekurangan para pelaku UMKM yang telah kami kurasi. Komitmen usaha akan terlihat seiring berjalannya waktu,” kata Geoffrey Lew Dermawan.