Bagai di Semesta Lain
Masuk ke dalam area pertunjukan seni interaktif berteknologi digital kreasi dari Teamlab asal ”Negeri Sakura”, Jepang, memang memberi pengalaman unik tersendiri. Rasanya seperti masuk ke dalam dunia baru ala film-film layar lebar fiksi sains Hollywood macam ”Avatar” (2009).
Berbagai gambar berbentuk tanaman dan hewan tampak bergerak ke sana kemari di atas dinding dan lantai ruangan di wahana Graffiti Nature: Lost, Immersed, and Reborn. Hewan-hewan dan tanaman digital itu akan berubah bentuk saat pengunjung mencoba menyentuh atau memijaknya.
Jika pengunjung pun hanya berdiam diri, dari sekitar kakinya kemudian muncul bermekaran bunga-bunga digital, yang kemudian akan berpencaran saat si pengunjung melangkahkan kakinya. Banyak kupu-kupu juga mendatangi bunga-bunga tersebut.
Setiap hewan dan tanaman yang berbentuk gambar animasi dua dimensi itu memiliki corak dan pola unik tersendiri dengan warna sangat cerah yang terasa memanjakan mata. Semua gambar bergerak itu berasal dari sejumlah mesin proyektor yang terpasang di langit-langit ruangan dan dilengkapi dengan teknologi sensor gerak.
Alat sensor itulah yang memungkinkan setiap gambar digital bergerak tadi berubah bentuk atau warna saat dikenai interaksi oleh pengunjung. Seekor kadal besar atau buaya, misalnya, akan seolah pipih terpijak lalu mati.
Sementara wahana Animals of Flowers, Symbiotic Lives menampilkan animasi hewan-hewan kaki empat besar berbentuk seperti gajah, macan, dan rusa besar berjalan pelan di dinding.
Tubuh hewan-hewan besar itu terbentuk dari bunga-bunga kecil yang akan buyar beterbangan jika pengunjung menyentuh gambar animasi digital itu sampai sang hewan menghilang. Setelah bunga-bunga menyebar, hewan-hewan tersebut juga akan hilang.
Dalam wawancara dengan sejumlah wartawan media massa dan para bloger, Selasa (18/6/2019), Direktur Utama Teamlab Kids Akitae Matsumoto menyebut, teknologi digital yang diaplikasikan dalam bentuk wahana hiburan kali ini memungkinkan para pengunjung berinteraksi.
”Teknologi digital ini memungkinkan beragam instalasi seni berevolusi tanpa batas dan bergerak bebas sekaligus berinteraksi dengan pengunjung dan lingkungan sekitar. Hal itu menghadirkan momen unik yang mengubah aktivitas kreatif individu menjadi kreatif dan kolaboratif,” ujar Akitae.
Karya lintas bidang
Ada setidaknya lima wahana instalasi interaktif yang dibangun di area seluas 2.000 meter persegi yang mulai 20 Juni hingga 20 Desember 2019 bisa didatangi para pengunjung di pusat belanja Gandaria City, Jakarta Selatan. Acara tersebut menyasar segmen anak dan keluarga, terutama saat mengisi musim liburan sekolah kali ini.
Setiap karya seni yang ditampilkan di setiap wahana dibuat sedikitnya oleh 600 anggota tim di Teamlab yang masing-masing berlatar belakang bidang berbeda, mulai dari matematikawan, arsitek, ahli animasi dan program computer generated image (CGI), seniman, musisi dan ahli tata suara, tata cahaya, hingga pemrogam komputer.
Setiap karya seni digital dan animasi yang kemudian dipajang di setiap wahana merupakan karya kolektif yang rata-rata membutuhkan waktu satu tahun dalam pengerjaannya. Sayangnya Akitae menolak menyebut seberapa mahal biaya yang diperlukan, termasuk dalam menyediakan teknologinya.
”Mengapa pertunjukan (karya seni) ini kami buat interaktif? Sebab, teknologinya saat ini memungkinkan untuk itu. Jika Anda membuat konsep atau proyeknya 20 tahun lalu mungkin belum bisa karena teknologinya belum ada,” ujar Akitae.
Teamlab sudah berpengalaman menampilkan karya seni pertunjukan digital interaktifnya itu, terutama di negaranya sendiri dan di banyak negara lain. Beberapa seperti di Paviliun Jepang di Expo Milano 2015, Italia; Silicon Valley dan New York, Amerika Serikat; London, Inggris; Paris, Perancis; Taiwan; China; dan Singapura.
Teamlab juga punya museum permanen untuk menampilkan karya-karya pertunjukan mereka di Odaiba, Tokyo, dan Toyosu, Tokyo. Tidak hanya itu, beragam karya Teamlab juga menjadi koleksi permanen sejumlah galeri seni, seperti di New South Wales, Sydney, dan Adelaide, Australia; Asian Art Museum, San Fransisco, AS; Borusan Contemporary Art Collection, Istanbul, Turki; dan Amos Rex, Helsinki, Finlandia.
Interaksi pengunjung
Bentuk interaksi pengunjung juga bisa dilakukan dengan cara mewarnai dan menghias sendiri bentuk-bentuk hewan yang akan ditampilkan. Aktivitas itu setidaknya bisa dilakukan di dua wahana, Graffiti Nature: Lost, Immersed, and Reborn dan Sketch Aquarium.
Pada wahana yang disebut pertama, para pengunjung terlebih dahulu diminta memilih lalu mewarnai gambar bentuk-bentuk hewan sesuai keinginan. Setelah diwarnai dengan krayon berwarna yang telah disediakan, gambar itu lalu dipindai.
Hasil pindaian (scan) tadi langsung bisa dilihat dan muncul menjadi bagian dari gambar-gambar animasi digital hewan-hewan yang bergerak ke sana kemari di dalam ruangan wahana. Ada perasaan unik saat melihat sendiri hasil karya yang kita buat menjadi bagian dari pertunjukan dan bahkan bisa diajak interaksi dengan cara menyentuhnya.
”Awalnya saya memulai proyek Teamlab ini sebagai sebuah proyek pendidikan. Saya sendiri adalah seorang ayah. Latar belakang saya ekonomi. Akan tetapi, saya ingin membuat suatu karya di mana anak-anak bisa belajar sekaligus bermain sehingga terpicu kreativitas dan kemampuan kerja tim mereka,” ujar Akitae.
Kreativitas dan kerja tim terpicu ketika anak-anak datang dan menikmati bersama wahana yang ada, termasuk dengan terlibat menggambar atau mewarnai bentuk-bentuk hewan yang kemudian muncul dan dapat dinikmati di dalam wahana secara langsung.
Selain itu, interaksi antara orangtua dan anak juga dimungkinkan terjadi, misalnya saat mereka menikmati salah satu wahana, Light Ball Orchestra, yang menggabungkan unsur benda fisik, dalam hal ini bola besar plastik, yang bisa berubah warna dan mengeluarkan nada-nada indah saat disentuh.
Bola-bola berukuran besar itu diletakkan di lantai dan bebas dimainkan atau digerak-gerakkan, sementara sebagian bola berukuran lebih besar ada pula yang ditempatkan di langit-langit. Untuk bisa menyentuh dan membuatnya berubah warna atau mengeluarkan nada suara indah, anak-anak bisa dibantu oleh orangtua masing-masing.
”Jadi dalam wahana ini orangtua bisa terlibat membantu anak-anak mereka. Menggendong mereka agar dapat menjangkau dan menyentuh bola-bola di langit-langit. Secara filosofis, hal itu diartikan orangtua akan selalu membantu sang anak menggapai apa pun yang dicita-citakan,” ujar Direktur Utama Sorak Gemilang Entertainment Mervi Sumali sebagai penyelenggara.
”Harapannya, pengunjung bisa terinspirasi dan merasakan sendiri interaksi sekaligus ikut terlibat dalam proses co-creation. Dengan begitu, kami sekaligus bisa mengubah cara berpikir orang dalam melihat sebuah karya seni,” ujar Akitae menutup perbincangan.