Hangat dan Lezat Berbumbu Jahe
Jahe dipercaya sejak lama memiliki banyak manfaat kesehatan. Bukan sekadar sebagai bahan utama minuman hangat, seperti wedang atau bandrek, sebagai bumbu dapur, jahe juga tak jarang digunakan. Selain menghadirkan sentuhan rasa hangat, aroma jahe juga menambah sedap masakan.
1. Sup ayam jahe
Untuk 10 porsi
Bahan:
- 1 ekor ayam kampung, potong 20 bagian
- 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok teh air jeruk lemon
- 3 siung bawang putih, memarkan
- 1/2 buah bawang bombay, potong panjang
- 10-15 cm jahe, iris
- 100 gram wortel, potong-potong bulat 1 cm
- 25 gram kacang polong
- 1/4 sdt merica bubuk
- 1 sendok teh minyak wijen
- 1 batang daun bawang, potong 1/2 cm
- 1.400 ml air
- 1 sendok makan minyak, untuk menumis
Cara membuat:
1. Lumuri ayam dengan garam dan air jeruk lemon. Diamkan 15 menit. Sisihkan.
2. Rebus ayam. Masak sampai keluar kaldunya. Sisihkan.
3. Tumis bawang putih, bawang bombay, dan jahe sampai harum. Tuang ke dalam rebusan ayam. Masak kembali sampai harum.
4. Masukkan wortel dan kacang polong. Masak sampai setengah matang. Bubuhi garam dan merica bubuk. Masak sampai matang.
5. Menjelang diangkat, tambahkan minyak wijen dan daun bawang. Aduk rata.
2. Nasi tim beras merah
Untuk 2 porsi
Bahan nasi:
- 200 gram beras merah, cuci bersih
- 2 siung bawang putih, memarkan
- 2 cm jahe, memarkan
- 1/8 sendok teh garam
- 800 ml air kaldu daging
- 1 sendok teh minyak wijen, untuk menumis
Bahan tumisan:
- 200 gram daging giling
- 100 gram jamur kancing, iris tipis
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 1/2 buah bawang bombay, cincang halus
- 1-2 sendok makan kecap manis
- 1/4-1 sendok teh kecap asin
- 1/8 sendok teh merica bubuk
- 1/8 sendok teh garam
- 1 buah pekak
- 100 ml kaldu daging
- 1 batang daun bawang, iris halus
Cara membuat:
1. Tumisan, tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum.
2. Masukan daging. Aduk sampai berubah warna. Tambahkan jamur kancing, kecap manis, kecap asin, merica bubuk, dan pekak. Aduk rata.
3. Tuang kaldu. Aduk rata. Masak sampai meresap dan matang. Angkat dan sisihkan.
4. Nasi, tumis bawang putih dan jahe dengan minyak wijen sampai harum. Tambahkan beras dan garam. Aduk rata.
5. Tuang kaldu. Masak sambil sesekali diaduk sampai meresap. Angkat.
6. Masukan tumisan ke dalam pinggan tahan panas. Tutup dengan aron beras merah.
7. Kukus 30 menit di atas api sedang sampai matang.
3. Wedang jahe
Untuk 5 gelas
Bahan:
- 200 gram jahe, bakar, iris
- 2 cm kayumanis
- 1 gram secang
- 200 gram gula aren, sisir
- 2.000 ml air
- 2 sendok teh madu
Cara membuat:
1. Rebus jahe, kayu manis, secang, dan gula aren sampai air menyusut setengah bagian. Saring.
2. Sajikan hangat bersama madu.
Jahe, Obat Alami di Dapur
Di antara berbagai jenis rimpang yang banyak tumbuh di negara kita, jahe salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dapur. Jahe banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional serta makanan dan minuman olahan karena mengandung minyak atsiri yang beraroma khas, menyegarkan, sekaligus berkhasiat menyembuhkan.
Begitu banyaknya manfaat jahe memang bukan sekadar kepercayaan tradisional yang turun-temurun, melainkan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian ilmiah. Rimpang jahe mengandung berbagai minyak atsiri (minyak yang mudah menguap) yang menimbulkan aroma wangi. Zat inilah yang paling berperan di dalam berbagai khasiat jahe.
Di mulut dan kerongkongan, minyak atsiri dapat menimbulkan rasa hangat yang melegakan. Itu sebabnya jahe kerap digunakan sebagai obat tradisional untuk meredakan batuk dan radang tenggorokan.
Sementara di lambung dan usus, minyak atsiri mampu memacu kerja pencernaan. Maka, jahe juga bisa digunakan untuk mengatasi perut kembung dan mual yang terjadi akibat kurang aktifnya sistem pencernaan. Dalam istilah medis, khasiat ini dikenal sebagai ”karminatif”. Secara umum, jahe relatif aman dikonsumsi siapa saja, termasuk ibu hamil dan anak-anak. Itu sebabnya jahe bisa dimanfaatkan untuk mengatasi mual di masa kehamilan.
Secara umum, minyak atsiri dalam jahe memiliki khasiat memperlancar metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh yang lancar akan menjaga daya tahan tetap tinggi. Dengan khasiat ini, jahe bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk flu dan masuk angin, yang umumnya terjadi akibat turunnya daya tahan tubuh.
Minyak atsiri jahe pun bermanfaat mengurangi peradangan (inflamasi). Tak heran apabila orang yang rajin mengonsumsi jahe secara rutin memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan radang sendi.
Di Indonesia, jahe yang paling banyak dimanfaatkan untuk bumbu dapur biasanya dari jenis jahe gajah (yang rimpangnya besar, berwarna pucat, tak begitu pedas) dan jahe yang rimpangnya berukuran sedang, dengan rasa sedikit lebih pedas.
Adapun yang banyak digunakan untuk jamu dan minuman kesehatan biasanya jahe merah (yang rimpangnya kecil-kecil dan sangat pedas). Jika kita ingin mengambil manfaat jahe untuk obat tradisional, sebaiknya menggunakan jahe merah yang mengandung lebih banyak minyak atsiri dan alkaloid.
Jika menggunakan jahe dapur, pilihlah rimpang yang sudah tua dan masih segar (baru dicabut). Jahe yang sudah kering biasanya sudah kehilangan sebagian kandungan minyak atsiri karena minyak ini mudah menguap. Makin tua usia jahe, makin banyak kandungan minyak atsiri dan alkaloidnya. Jahe tua biasanya lebih berserat dan tidak banyak mengandung air.
Oleh karena minyak atsiri jahe mudah menguap, proses memasak berpengaruh terhadap aromanya. Makin lama dimasak, aroma yang tertinggal makin sedikit. Meski mudah menguap akibat panas, minyak atsiri jahe bisa berubah menjadi lebih aromatis saat dipanaskan.
Itu sebabnya jahe lebih wangi ketika dipanaskan. Contoh paling gampang, jahe panggang. Agar memperoleh aroma jahe yang wangi untuk dibuat minuman hangat, kita bisa memanggang jahe lebih dulu di atas bara, lalu dijadikan wedang. Aromanya lebih harum daripada menggunakan jahe segar yang langsung digunakan tanpa dipanggang lebih dulu.