Strategi Baru Vivo: Dilema S1 dan Z1 Pro
Vivo meluncurkan dua seri ponsel pintar baru untuk pasar Indonesia, yakni S1 dan Z1 Pro. Sama-sama mengincar pengguna muda, pahami perbedaan keduanya.
Dalam waktu berdekatan, Vivo meluncurkan dua seri ponsel baru yang mengincar konsumen muda, yakni S1 dan Z1 Pro. S1 sudah diperkenalkan untuk pasar Indonesia pada 16 Juli, sementara Z1 Pro diperkenalkan pada Senin (5/8/2019) ini.
Keduanya sama-sama mengklaim sebagai produk yang pantas ditimang pengguna muda dan menyesuaikan dengan daya belinya. S1 ditawarkan dengan harga Rp 3,6 juta, sementara Z1 Pro belum diumumkan angkanya hingga tulisan ini dibuat.
Pembaruan: Vivo mengumumkan harga jual Z1 Pro dalam peluncuran hari Senin siang dengan harga Rp 3,1 juta dengan menggandeng Lazada sebagai mitra penjualan.
Dengan strategi peluncuran yang berdekatan ini, besar kemungkinan strategi Vivo untuk mengincar segmen menengah Indonesia dengan menghadirkan dua pilihan sekaligus. Konsep produk yang bergaya disiapkan Vivo untuk S1, sementara konsep ponsel dengan performa untuk anak muda disiapkan untuk Z1 Pro.
Dua seri ini hadir di pasar Asia, seperti India dan China, dengan spesifikasi yang berbeda, mulai dari kapasitas RAM hingga penyimpanan internal. Jika mengacu pada spesifikasi Z1 Pro yang diluncurkan di India, kemungkinan harganya akan terpaut tipis atau bahkan lebih rendah dari S1. Sementara publik di India juga meraba-raba peluncuran S1 pada 7 Agustus bermodal informasi dari Indonesia pada 16 Juli lalu.
Dan dua seri ini memperkaya tawaran lini produk yang dihadirkan Vivo untuk pasar Indonesia yang sebelumnya diperkuat dua seri saja, yakni Y dan V. Seri Y mengincar pengguna yang membutuhkan teknologi yang ditawarkan Vivo dengan harga terjangkau pada 26 Juli memperkenalkan seri Y15 dengan harga Rp 2,5 juta dengan fitur baterai 5.000 mAh, trio kamera, dan layar ”berponi”.
Seri V hingga kini masih menjadi seri andalan Vivo untuk Indonesia. Seri terbarunya adalah V15 Pro yang diluncurkan pada 22 Maret 2019 seharga Rp 5,7 juta. Mengandalkan kamera menyembul (pop-up), V15 Pro memiliki keunggulan pada sensor sidik jari di layar, spesifikasi RAM 6 GB dan penyimpanan internal 128 GB.
https://youtu.be/QhPPFJVG_S0
PR Manager Vivo Mobile Indonesia Tyas Rarasmurti menyebutkan, Z1 Pro hadir sebagai jawaban dari konsumen yang menginginkan produk Vivo yang andal dipakai untuk keperluan seperti bermain gim dan memiliki daya tahan baterai lebih baik. Dia tidak risau dengan kekhawatiran bahwa S1 dan Z1 Pro akan saling memangsa di pasar, terlebih lagi menggerus konsumen seri Y ataupun V.
”Ketika berbicara anak muda, spektrumnya luas. Mulai dari rentang usia hingga preferensi aktivitas, segmentasi-segmentasi inilah yang ingin diisi oleh produk Vivo,” ujar Tyas.
https://anchor.fm/eldidito/episodes/Vivo-S1-dan-Z1-Pro--Apa-Kabar-Seri-Y-dan-V-e4r50e
Namun, benang merah dari semua pengalaman itu, lanjutnya, tetap bermuara pada pengalaman menggunakan kamera, seperti yang sudah digariskan oleh Vivo sejak awal.
Pembeda
Dari lembar spesifikasi, S1 dan Z1 Pro memiliki banyak kesamaan sekaligus sesekali perbedaan. Kondisi inilah yang harus diketahui calon pembeli dalam mempertimbangkan di antara dua seri tersebut atau saat dibandingkan dengan seri dari merek lain.
S1 seperti janjinya, sebagai ponsel yang menyasar anak muda yang ingin bergaya, menghadirkan performa yang memadai untuk berbagai kebutuhan dengan sistem dalam cip (SoC) Mediatek 6768 serta RAM 4GB dan penyimpanan internal 128 GB. Hadir ke pasar Indonesia dengan dua tawaran warna, yakni Cosmic Green dan Skyline Blue.
Sementara itu, Z1 Pro menyodorkan preferensi bagi mereka yang ingin mendapatkan ponsel dengan performa tinggi melalui SoC Snapdragon 712 E didampingi RAM 4 GB dan penyimpanan internal 64 GB. Dua opsi warna yang ditawarkan adalah Sonic Black dan Sonic Blue.
Mana yang harus dipilih?
Keduanya memiliki kesamaan seperti kamera depan 32 megapiksel dan trio kamera berupa kamera utama, kamera lensa ultralebar, dan kamera untuk mengukur kedalaman dengan ukuran megapiksel yang sama. Dari sisi perangkat lunak, sama-sama menjalankan tampilan antarmuka Funtouch OS 9 yang berbasis Android Pie 9.0.
S1 bisa menjadi pertimbangan jika pengguna menginginkan ponsel untuk menikmati konten yang memanjakan mata. Semua tidak lepas dari penggunaan layar Super AMOLED dengan resolusi 1080 x 2340 piksel. Dengan kapasitas penyimpanan internal 128 GB, ponsel tersebut bisa dipergunakan sebagai perangkat hiburan bergerak dengan penyimpanan file multimedia.
Dengan rasio layar terhadap badan mencapai 90 persen, bagian muka S1 hampir tertutup oleh layar sentuh, menyisakan kamera depan berbentuk huruf V. Sensor sidik jari di bawah layar yang dioperasikan cukup gegas sehingga memunculkan kesan mewah dan kekinian.
Dengan baterai 4.500 mAh, seharusnya tidak perlu terkendala dengan daya tahan ponsel seharian. Fitur Dual Engine Fast Charging memungkinkan ponsel diisi dengan waktu yang lebih singkat.
Calon pengguna yang memiliki preferensi untuk bermain gim di gawai mereka bisa condong ke Z1 Pro. Salah satunya karena SoC Snapdragon 712 AIE yang didampingi dengan fitur Multi-Turbo yang memperbaiki performa saat bermain gim, seperti optimalisasi jaringan, sumber daya komputasi, dan manajemen temperatur.
Baterai yang dimiliki Z1 Pro memiliki spesifikasi 5.000 mAh yang disematkan tanpa mengorbankan dimensi badan ponsel karena ketebalan 8,85 milimeter. Sama seperti S1 yang memiliki teknologi pengisian cepat Dual-Engine Fast Charging, Z1 Pro juga mampu mengisi perangkat lain menggunakan kabel adapter terpisah.
Layar juga menjadi ciri khas yang unik dari Z1 Pro karena tidak menggunakan poni untuk kamera depan, tetapi berupa bulatan hitam di sebelah kiri atas, mirip seperti Galaxy S10 meski lokasinya ada di kanan atas. Meskipun memiliki rasio layar terhadap badan yang sedikit lebih besar, teknologi yang dipakai adalah IPS sehingga reproduksi warnanya kalah dengan S1.
Apabila disederhanakan, S1 bisa dipilih oleh mereka yang ingin ponsel dengan layar yang menampilkan warna lebih baik, memiliki penyimpanan internal lebih besar. Performanya memadai meski terbilang rata-rata untuk seluruh keperluan.
Adapun Z1 Pro dihadirkan kepada mereka yang mendambakan ponsel dengan performa tinggi, terlebih untuk keperluan bermain gim dengan serangkaian fiturnya serta bentuk layar. Kelemahannya adalah faktor penampilan yang kalah dibanding S1 dengan absennya sensor sidik jari di layar.
Beberapa catatan untuk kedua ponsel itu adalah pemilihan kapasitas RAM yang seharusnya lebih besar dari 4GB mengingat kebutuhan aplikasi ponsel yang terus meningkat sehingga berpotensi menghabiskan sumber daya yang tersedia. Vivo Indonesia memiliki otoritas penuh untuk memilih spesifikasi yang mereka boyong ke Indonesia, tinggal pekerjaan rumah untuk mengedukasi konsumen mereka terhadap dua produk ini.
Z1 Pro dengan SoC Snapdragon 712 AIE kemungkinan harus bersaing dengan kompetitor lainnya, seperti Realme X yang memiliki SoC Snapdragon 710 tetapi dengan RAM berkapasitas 8 GB dan penyimpanan internal 128 GB. Itulah mengapa harga jual Z1 Pro akan sangat menentukan daya saing seri tersebut terhadap Realme X yang dijual dengan harga Rp 4,2 juta.
Satu poin tambahan adalah port Micro USB yang masih dipertahankan Vivo untuk Z1 Pro dan S1, cukup disayangkan karena port Type-C sebetulnya bisa memberi manfaat dalam hal koneksi data ataupun daya yang lebih baik. Terlebih mereka juga mengandalkan spesifikasi baterai.
Salah satu pertanyaan yang paling jamak dilontarkan kepada ponsel baru yang diperkenalkan adalah fitur near field communication (NFC) yang kini banyak dipakai untuk kartu nirkontak seperti dompet elektronik. Vivo memilih untuk absen menghadirkan fitur tersebut, salah satu alasannya bisa dimaklumi, yakni menekan harga produksi.
Dari sisi kamera, warna yang dihasilkan dari ponsel S1 relatif lebih matang, sementara Z1 Pro sedikit pucat. Namun, Z1 Pro justru memiliki moda Nightscape untuk mengambil gambar di kondisi rendah cahaya sementara pilihan itu absen di S1.
Dengan memasukkan dua seri baru secara bersamaan, Vivo ingin memberikan opsi baru kepada konsumen mereka. Dengan spesifikasi yang nyaris beririsan, mereka perlu hati-hati dan taktis dalam memperkenalkan agar tidak saling memakan. Pada saat yang sama, tidak meninggalkan dua seri yang sudah ada, yakni Y yang memiliki animo tinggi serta seri V yang menjadi andalan selama ini.
Pilihan ada di tangan konsumen.