Berakhir Pekan Bersama Vespa GTS Super 150 ke Cisarua
Kehadiran versi terbaru New Vespa GTS Super 150 i-get ABS yang diluncurkan pada 2017 lalu menjadi momentum bagi PT Piaggio Indonesia untuk menunjukkan eksistensi Vespa di pasar kelas premium.
Oleh
Riza Fathoni
·6 menit baca
Kehadiran versi terbaru New Vespa GTS Super 150 i-get ABS yang diluncurkan pada 2017 lalu menjadi momentum bagi PT Piaggio Indonesia untuk menunjukkan eksistensi Vespa di pasar kelas premium. Pada tahun 2019 ini, GTS yang dikenal dengan ciri khas bodi yang paling gambot di antara varian Vespa yang lain dipercantik dan diperkaya dengan beberapa fitur baru. Kami berkesempatan untuk membawa si bongsor ini berkendara ke Cisarua pada akhir pekan awal Juli lalu.
PT Piaggio Indonesia menyediakan 8 unit Vespa GTS 150 i-get ABS dan 8 unit Vespa Primavera dan Sprint yang berbodi lebih kecil untuk 16 awak media yang turut serta sehingga perjalanan kami masing-masing mencicipi perbandingan antara GTS 150 dan kedua ”adik”-nya yang berdimensi lebih ramping.
Rombongan Media Riding Experience mengawali perjalanan dari Starbuck Kemang, Jakarta Selatan, menuju Restoran Teras Dara di kawasan Tanah Sereal, Kota Bogor. Bodi besar GTS yang memiliki dimensi panjang 1.950 milimeter dan lebar 740 milimeter ini memang tergolong gambot jika dibandingan dengan Vespa Primavera S 150 i-get ABS (panjang 1.850 mm, lebar 680 mm) atau Sprint S i-Get ABS (panjang 1.863 mm, lebar 695 mm).
Perjalanan Kompas diawali dengan menunggangi Vespa Sprint terlebih dahulu. Setelah check point pertama di Kota Bogor yang ditempuh dengan jarak 49 kilometer selama sekitar 1,5 jam dari Kemang, barulah sensasi pengendaraan dengan GTS 150 dapat dirasakan.
Lebih nyaman
Sensasi pertama yang dirasakan adalah perbedaan pengendalian setang GTS Super yang awalnya terasa lebih berat dan seakan limbung dibanding Sprint. Menurut Technical Trainer Manager PT Piaggio Indonesia Yudi Riswanto, gejala ini terasa karena ukuran karet ban depan yang lebih lebar (120/70 R12) dan velg sedikit lebih lebar dan membulat dibanding Sprint/Primavera.
Kesan pengendalian di awal memang terasa lebih lincah adik-adiknya, apalagi merasakan langsung setelah pindah jok. Setelah mengendarai dan beradaptasi beberapa saat, gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Bahkan, saat diuji lepas setang pun tetap stabil. Pengendalian GTS yang lebar ini ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Penggunaan ban yang besar memang untuk mengimbangi tenaga dan tekanan bodi yang lebih besar dibanding adik-adik GTS di jajaran Vespa.
Babak kedua perjalanan touring inilah yang benar-benar menguji kemampuan manuver GTS di tengah kemacetan parah mulai dari Tajur hingga pemberhentian akhir di Cisarua. Kepadatan lalu lintas akhir pekan di rute menuju puncak ini menjadi kesempatan baik untuk mengetes manuver bodi gambot motor.
Meliuk-liuk di kemacetan parah arus lalu lintas Jalan Raya Puncak, motor rakitan Vietnam ini masih tetap lincah. Jarak sumbu roda sepanjang 1.350 milimeter tidak membuatnya sulit untuk menikung patah. Menikung kecepatan tinggi dengan posisi bodi miring pun bukan masalah. Hanya saja, kita perlu lebih berhati-hati dengan bodi lebarnya agar tidak bersenggolan dengan kendaraan lain saat manuver di tengah kemacetan.
Sesekali saat tersedia celah di tengah kemacetan memberi ruang untuk mengetes akselerasi GTS. Jarak Kota Bogor menuju titik finish di Pine Forest, Pesona Alam Cisarua, sepanjang 29,5 kilometer ditempuh dalam waktu 2 jam menembus kemacetan parah yang membuat anggota rombongan banyak terpisah. Kami sempat harus berhenti dua kali untuk menunggu rekan-rekan lain agar tidak terlalu jauh berpencar.
Mesin baru
Basis mesin Vespa GTS Super 150 i-Get diambil dari Piaggio Medley, tetapi dengan sistem manajemen mesin yang sedikit berbeda untuk mengimbangi bobot GTS yang lebih berat. Selain itu, posisi dudukan gearbox juga lebih mundur dibandingkan Medley.
Kapasitas mesin 155,1 cc empat langkah silinder tunggal empat katup berpendingin radiator yang lebih besar dari GTS sebelumnya dengan generasi teknologi i-Get terbaru. Getaran mesin dengan tarikan torsi 13,5 Nm pada 6.750 rpm dan daya maksimum 14,5 HP pada 8.250 rpm ini terasa halus.
”Mesin (i-Get) ini sudah dijalankan lebih dari 1 juta kilometer sebelum dirilis dijadikan produksi umum, dan motor yang aktif sekarang dipakai oleh rider-rider pabrik itu untuk dilihat mana yang rusak dan lain sebagainya,” ungkap Yudi. Pengujian mesin i-Get secara kontinu ini berlaku untuk semua line-up Vespa.
Generasi mesin baru GTS Super dengan kapasitas lebih besar ini membuat tarikan lebih responsif dibanding GTS dengan mesin sebelumnya meskipun akselerasi awalnya terasa kalem di putaran bawah. Hal ini karena torsi puncak baru didapat pada putaran menengah (6.750 rpm). Baru di pelintiran gas menengah ke atas penyaluran tenaganya lebih terasa.
Fitur yang menarik adalah idle start stop engine yang dapat diaktifkan dan dinonaktifkan melalui sakelar di setang bagian kanan. Kelebihan fitur ini lumayan efektif untuk menghemat bahan bakar. Kapasitas tangki 7 liter pun cukup ideal untuk perjalanan jauh.
Penyegaran fitur
Desain jok GTS Super kini lebih pendek menjadi sepanjang 790 centimeter dibuat lebih meruncing di bagian ujung sehingga posisi pengendara tidak telalu mengangkang. Pengendara dengan tinggi 164 cm masih harus jinjit saat menapak kedua kaki.
Jika ingin merasakan kenyamanan saat perjalanan jauh, pengendara tinggal mundur untuk menikmati jok bagian tengah yang lebih lebar dan lebih nyaman meskipun busanya masih terasa sedikit keras. Posisi pengendaraan yang tegak tetapi rileks membuat pengendara tak lekas lelah baik untuk dalam kota maupun jarak jauh.
Kelebihan bodi yang lebih besar membuat stabilitas lebih terjaga di kecepatan rendah ataupun kencang. Kontribusi stabilitas motor yang signifikan juga disumbang oleh suspensi depan yang mengadopsi lengan ayun tunggal dengan pegas helikal dan peredam kejut hidrolis tunggal. Terbukti saat menghajar jalan berkerikil terasa sangat beda dibanding Primavera atau Sprint.
Adapun suspensi belakang menggunakan hidrolis ganda dengan empat tingkat setelan kekerasan juga membuat pengendara dan pembonceng motor lebih nyaman. Kedua suspensi ini terasa jauh lebih nyaman dibanding Primavera atau Sprint.
Fitur lain yang menjadi standar skuter premium juga telah tersedia di GTS Super ini, seperti soket terminal untuk mengisi baterai ponsel di dalam bagasi tameng depan. Satu lagi kelebihan fitur dari motor Italia ini adalah sistem starter elektriknya yang halus. Menyalakan mesin Vespa ini sehalus saat akselerasi awal setelah idle stop bekerja di jalan dan fitur ini yang membedakan dengan kelas Vespa yang lain.
Satu lagi yang menarik adalah remote yang memiliki tombol bike finder. Responsnya berupa kedipan dua lampu sein tanpa bunyi klakson. Selain itu, remote canggih ini juga memungkinkan kita membuka jok dalam posisi kunci kontak dicabut.
Dari segi tampilan, GTS terbaru kini memiliki mata yang lebih elegan dengan lampu depan full LED dengan partisi yang membagi lampu bundar tersebut atas bawah untuk jauh dekat. Demikian juga lampu belakang LED dengan aksen lingkaran yang simpel.
Gaya hidup
Bicara soal Vespa adalah bicara soal gaya hidup yang telah melintasi beberapa dekade generasi. Segala ikon Vespa dan perniknya yang melegenda telah melekat di diri pengendaranya, membudaya dan mendunia. Hal ini pula yang menjadi ambisi PR and Communication Manager PT Piaggio Indonesia Robby Gozal dalam mengembangkan pasar Vespa di pasar Indonesia.
”Penginnya sih orang yang sudah mature, sudah naik motor besar, jika ingin naik scooter, pilihannya Vespa sehingga waktu akhir pekan mereka touring dengan motor besarnya, saat harian ataupun butuh motor matik, ya, mereka akan pilih Vespa,” ungkapnya di sela-sela waktu santai setelah kami selesai touring di Cisarua.
Optimisme ini menjadi bekal unutk memasarkan New Vespa GTS Super 150 i-get ABS yang dijual seharga Rp 58 juta (on the road Jakarta) yang saat ini sebaran peminatnya didominasi di kawasan Jabodetabek. (RIZA FATHONI)