Berburu Inspirasi di Akhir Pekan
Rutinitas acap kali membuat kinerja dan semangat beraktivitas turun. Kegiatan monoton membuyarkan kreativitas. Hal ini membuat generasi muda beramai-ramai melepas penat dengan mencari inspirasi pada akhir pekan. Anak muda di Jakarta tidak perlu khawatir karena setiap akhir pekan bisa berburu inspirasi ke berbagai tempat.
Pada akhir pekan, berbagai acara, seperti festival musik, festival budaya, ataupun seminar, bisa menjadi pilihan. Akhir pekan ini, Pekan Kebudayaan Nasional di Kompleks Istora Senayan, Jakarta, yang menampilkan pameran dan pertunjukan, dapat dinikmati masyarakat hingga Minggu (13/10/2019). Warna-warni ekshibisi perwakilan daerah menjadi latar berfoto pengunjung.
Tidak sekadar memajang karya, pameran yang berlangsung selama tujuh hari itu juga mengajak pengunjung berinteraksi langsung dengan pegiat budaya. Dengan biaya nol rupiah, pengunjung memiliki hak istimewa untuk menikmati budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke dalam satu tempat. Budaya yang terkesan kuno dikemas secara menarik sehingga menjadi magnet bagi pengunjung.
Pada akhir pekan lalu, acara tahunan Synchronize Festival dan Ideafest digelar untuk memenuhi hasrat penggemarnya masing-masing. Kedua acara menawarkan kegiatan padat inspirasi dengan kemasan terkini.
Synchronize Festival sukses digelar pada Jumat-Minggu (4-6/10) di JiExpo Kemayoran, Jakarta. Memasuki tahun keempat penyelenggaraannya, festival ini menyuguhkan sekitar 100 pertunjukan musik dari berbagai genre yang datang dari dekade 1970-an sampai 2000-an.
Sudah pasti penonton yang datang beragam. Penggemar musik bergenre pop, R&B, rock & roll, blues, folk, jazz, punk, heavy metal, hip hop, reggae, metalcore, death metal, indie pop, bossanova, dan dangdut berbaur menjadi satu. Semua berpesta tanpa ada gesekan. Semua bisa memilih apa yang mereka sukai.
Beragam kesukaan, beragam pula pakaian yang dikenakan untuk menonton festival. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian yang nyaman, seperti jins belel, kemeja kotak-kotak, serta baju hawaii yang dipadu dengan sneakers dan topi.
Florentia Natalie, mahasiswi Jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan, tertarik mengunjungi Synchronize Festival karena deretan musisi yang dihadirkan komplet. Bagi dia, aktivitas bernyanyi dan berinteraksi dengan musisi idola menjadi pelepas penat yang ampuh.
”Musisi yang ingin saya lihat penampilan langsungnya ada di sini. Kalau nyanyi bareng langsung, rasanya lebih mengena, jadi lebih senang dan bebas saja gitu,” ujar Florentia.
Deretan musisi yang dipersembahkan memang tak selalu baru, sebut saja Navicula atau Danilla yang sudah manggung sejak Synchronize Festival edisi perdana. Namun, festival tersebut selalu berhasil membawa kejutan bagi para penonton, seperti Didi Kempot dan kolaborasi Oom Leo Berkaraoke yang diisi musisi seperti Radja, Setia Band, Wali, dan Babang Andika di tahun ini.
Kejutan itu yang terus menjadi magnet bagi pengunjung, salah satunya Dewi Nila, mahasiswi yang baru lulus dari Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanegara. Dewi setia mengunjungi festival itu sedari tahun 2017. Ia mengaku tetap menikmati perhelatan musik tersebut karena suasananya yang selalu menghibur.
”Musisi itu, kan, punya karya baru terus, ya. Jadi, enggak bosan sebenarnya. Kadang lagunya sama, tetapi dia bawainnya beda, jadi bawa suasana beda juga,” ujar Dewi, Jumat (4/10).
Musisi yang tampil di Synchronize Festival tak hanya memikat warga Indonesia yang datang dari berbagai kota. Faiz, mahasiswa Universiti Kebanggaan Malaysia, bahkan rela terbang ke Jakarta dan menyaksikan musisi Indonesia bersama teman-temannya. Bagi Faiz, menonton musisi yang tampil sembari mencari barang-barang yang langka ditemukan di Malaysia menjadi motivasi untuk datang ke sebuah festival musik.
”Keramaian dan lingkungan yang ada di festival musik ini pastinya beda dengan di Malaysia. Saya ingin merasakan suasana festival musik di Jakarta. Saya juga menabung untuk membeli merchandise yang hanya ada di sini,” ungkap Faiz.
Menjaring ide
Jika Synchronize Festival menjadi kegiatan luar ruang yang memancing inspirasi, Ideafest hadir dengan menjadi titik kumpul tokoh inspiratif dari berbagai bidang. Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), acara yang dihelat pada Kamis sampai Minggu (3-6/10/2019) mengangkat tema ”Age Of Pride”.
Harga tiket yang tidak murah dianggap sebanding dengan pembicara yang dihadirkan. Mereka meliputi mulai dari menteri hingga influencer. Semua hadir untuk membahas topik-topik menarik seputar kehidupan. Hal ini dirasakan Revilia Sastradiredja, mahasiswi Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung. Sebagai insan yang lekat dengan industri kreatif, inspirasi dan eksplorasi ide adalah sangat berharga.
”Harga Rp 1 juta menurutku cukup sebanding dengan inspirasi yang aku dapat. Kemarin, aku ikut konferensi bersama Griselda Sastrawinata, desainer dari Disney. Aku jadi tahu proses panjang industri animasi itu seperti apa,” ucap Revilia.
Lain halnya dengan Rosa Cindy, karyawan swasta, yang awalnya tak berniat datang ke Ideafest 2019. Melihat acara tahun lalu, Cindy merasa kurang puas dengan acara yang sudah digelar sejak 2011 itu. Namun, berbekal niat menjalani akhir pekan produktif, ia datang ke Ideafest 2019.
”Awalnya, saya agak malas datang karena tahun lalu ramai dan kacau banget. Namun, saya pengin melakukan hal produktif. Kalau ikut, kan, saya dapat ilmu baru. Kebetulan ada kelas yang kelihatannya seru, jadinya datang, deh,” ujar Cindy.
Ideafest menghadirkan kelas-kelas dengan kuota sesuai luas ruangan. Pengunjung juga tidak bisa mendaftar terlebih dahulu untuk mengikuti kelas tersebut. Semuanya memiliki sistem first come first serve. Maka, bisa terjadi pengunjung tidak kebagian tempat meski sudah lama mengantre.
”Paling berkesan itu kelas State of Indonesia: What The Hell is Going On? dan kelas Marchella FP. Di situ, saya dapat afirmasi kalau saya juga bisa berkarya lebih dari kemampuan yang saya punya gitu,” ucap Cindy.
Begitu banyak cara memanen inspirasi agar kumandang kreativitas tetap bergema di kepala. Hidup sudah selayaknya bebas dari penjajahan rutinitas, dengan mencari pengalaman baru yang menjernihkan pikiran.
(SIE)