Salah satu fitur yang berkembang di media sosial adalah video pendek, contohnya Instagram Stories. Video Instagram Stories berdurasi 15 detik. Fitur serupa pun dikembangkan oleh platform digital lain, seperti Facebook.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingginya tingkat konsumsi dan produksi konten video pendek berbanding lurus dengan maraknya penggunaan media sosial. Strategi yang tepat membuat fenomena bermanfaat bagi pelaku usaha untuk pemasaran digital.
”Populasi penduduk Indonesia ditambah dengan pengguna ponsel aktif menghadirkan peluang emas bagi merek dan pemasar. Dalam hal ini, (konten digital berupa) video telah mengalami pertumbuhan pesat,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Mobvista Asia Tenggara Vivi Wong di Jakarta, Kamis (17/10/2019). Dia berbicara dalam diskusi bertajuk ”Revolusi Teknologi Video Pendek: Akankah Mengubah Peta Media Online”.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia mencapai 64,8 persen pada 2018. Jumlah pengguna internet pun bertambah dari 143,26 juta menjadi 171,17 juta orang.
Sementara itu, riset oleh We Are Social dan Hootsuite pada 2017 menyatakan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 130 juta orang.
Salah satu fitur yang berkembang di media sosial adalah video pendek, contohnya Instagram Stories. Sebuah video Instagram Stories berdurasi 15 detik. Fitur serupa pun dikembangkan oleh platform digital lain, seperti Facebook dan Youtube.
Vivi mengatakan, sebesar 62 persen pengguna media sosial di Indonesia menggunakan fitur Instagram Stories untuk menjelajahi konten. Sebanyak 38 persen lainnya menggunakan fitur feed.
Menurut dia, video adalah cara terbaik untuk mendapatkan perhatian audiens melalui teknik bercerita (storytelling).
”Walaupun video adalah cara terbaik, tidak mudah untuk mendapat perhatian publik. Oleh sebab itu, video harus bisa dimengerti, jenaka, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dan menarik. Mencari momen untuk menarik audiens juga penting,” kata Vivi.
Strategi produksi
Menurut Vivi, ada tiga aspek penting untuk membuat video pemasaran sebuah produk. Pertama, mempertimbangkan karakteristik daerah tujuan. Kedua, memperhatikan durasi video dalam penyampaian konten. Ketiga, memasukkan unsur emosional yang bisa menggugah audiens.
Detik pertama dalam video berperan untuk menyampaikan ikon atau visualisasi dari sebuah merek. Detik ke-3 menyampaikan hal yang harus diekspektasi audiens. Detik ke-5 adalah masa puncak (golden second) untuk menyampaikan klimaks suatu konten. Sementara itu, detik ke-9 untuk menyampaikan sorotan, twist, dan/atau kesimpulan.
”Durasi video sangat penting. Lima detik pertama adalah masa paling kritis. Dalam video, biasanya audiens menginginkan aspek emosional yang membahagiakan, enak dipandang, informatif, dan memancing keingintahuan,” kata Vivi.
Pemahaman terhadap karakter pengguna internet pun menjadi penting dalam menyiapkan konten. Menurut data Global Web Index pada 2017, rata-rata penggunaan internet dalam sehari di 34 negara ialah 6,5 jam. Penggunaan internet mencapai 8-9 jam sehari di Thailand, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Di Brasil, penggunaannya bisa lebih dari 9 jam per hari (Kompas, 6/1/2019).
Sasaran audiens
Senior Digital Marketing Manager Traveloka Ananditha Mayasari mengatakan, video yang diunggah harus kreatif, inspiratif, dan berhubungan dengan keseharian agar audiens mau menonton hingga selesai. Banyaknya konten yang diunggah di media sosial per hari membuat audiens menjadi pemilih akan konten yang ingin dikonsumsi.
”Berdasarkan pengalaman saya, audiens lebih ingin terlibat dengan konten berisi cerita dibandingkan konten ’receh’. Kendati demikian, video perlu disesuaikan dengan sasaran audiens,” kata Ananditha.
Head of User and Content Operations Tiktok Indonesia Angga Anugrah Putra mengatakan, video pendek cocok dengan karakter generasi Z yang rentang perhatiannya hanya berkisar 8 detik.
”Itu menjadikan setiap detik dalam video pendek berarti. Ini jadi metode yang efektif, belum lagi orang Indonesia menggunakan media sosial 3,6 jam sehari. Rata-rata, pengguna menggunakan Tiktok selama 39 menit per hari,” kata Angga.