Pangsa pasar gim yang besar di Indonesia belum bisa ditangkap oleh pembuat gim lokal. Produk gim mereka masih kalah bersaing dengan gim buatan asing.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pangsa pasar gim yang besar di Indonesia belum bisa ditangkap oleh pembuat gim lokal. Produk gim mereka masih kalah bersaing dengan gim buatan asing. Untuk mengubah kondisi itu, dukungan pemerintah dibutuhkan. Kebijakan pemerintah China bisa jadi contoh.
Co-Founder dan Chief Operating Officer Anantarupa Studios Diana Paskarina diskusi berjudul “Potensi Industri Game untuk Ekonomi Negara”, di Jakarta, Minggu (3/11/2019), mengatakan, belum ada gim lokal yang mampu bersaing dengan gim buatan asing di pasar dalam negeri apalagi pasar global.
Di dalam negeri, berdasarkan data Global Games Market Report 2018, pendapatan Indonesia atas gim mencapai Rp 16 triliun. Namun, khusus pendapatan gim lokal hanya 0,2 persen dari angka tersebut.
Padahal pangsa pasar gim di dalam negeri sangat besar, dan terus meningkat jumlahnya. “Ada banyak data soal jumlah pemain gim di Indonesia. Hingga kini, diperkirakan ada 60 juta pemain gim. Jumlahnya diprediksi meningkat menjadi 100 juta pada 2020,” kata Diana.
Menurut data dari Newzoo, Indonesia memiliki 34 juta pengguna gim pada 2014 dengan total konsumsi sebesar 181 juta dollar AS atau setara sekitar 2,5 triliun. Pada 2019, angkanya naik menjadi 82 juta pengguna gim dengan nilai konsumsi 1,13 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 15,8 triliun.
Dukungan dari pemerintah untuk membangun industri gim dalam negeri dinilai Diana masih lemah.
Dukungan yang diharapkan di antaranya dukungan biaya, pembentukan sumber daya manusia yang kompeten, hingga promosi di tingkat nasional dan internasional.
Dukungan lain menurut Diana, bisa diberikan dengan penggunaan gim lokal dalam dunia pendidikan.
“Pemerintah China pada 2017 memblokir masuknya gim dari Korea Selatan. Itu karena produk ekspor utama Korsel adalah gim, bahkan 11 kali lipat dari ekspor K-pop. Gim adalah produk ekspor budaya terbesar Korsel. Ini bentuk dukungan pemerintah China terhadap ekosistem gim di negaranya,” katanya.
Sekalipun dihadapkan pada masih lemahnya atensi pemerintah pada industri gim dalam negeri, Diana bersama beberapa pelaku industri kreatif tidak menyerah. Mereka mencoba menggenjot industri gim lokal dengan membuat gim MOBA (Multiplayer Online Battle Arena).
Gim yang diberi nama “Lokapala” ini diklaim menjadi gim e-sport pertama yang dibuat di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Konsep gim tersebut berangkat dari unsur budaya, sejarah Nusantara. Sejumlah karakter pun diadaptasi dari mitologi Indonesia.
Ilustrator dan pendiri Caravan Studios, Chris Lie, mengatakan, ini pertama kalinya dia mengerjakan proyek gim berbasis sejarah dan budaya lokal. Tokoh-tokoh pada gim dibuat dengan memadukan unsur budaya dan fantasi.
“Sudah ada 16 karakter yang selesai dikerjakan. Karakter-karakter itu akan terus bertambah nanti,” kata Chris.