logo Kompas.id
Gaya HidupMembaca Jejak ”Sneakers” di...
Iklan

Membaca Jejak ”Sneakers” di Indonesia

Sejarah sneakers yang digandrungi banyak orang saat ini tak bisa dipisahkan dari penemuan karet vulkanis pada 1893. Di Tanah Air, sneakers pernah mati suri pada 2009 sebelum populer kembali mulai 2015.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t4oXPYOwY3KS54ZEd9SWq4eSVmw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2Faf218b69-63ec-4a8a-bb64-4c2d40ba6e6a_jpg.jpg
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Suasana acara Urban Sneaker Society (USS) 2019 yang diselenggarakan di District 8, kawasan SCBD, Jakarta, pada 8-10 November 2019. Ada lebih kurang 200 stan yang menjual sepatu atau sneakers, pakaian, dan makanan-minuman.

Perhelatan Urban Sneaker Society (USS) 2019 usai Minggu (10/11/2019) malam. Namun, histeria sebagian publik terhadap sepatu atau sneakers tampaknya masih akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan. Sejak populer beberapa tahun lalu, sneakers kini semakin kukuh sebagai aksesori wajib para penyuka mode.

Kelahiran sneakers tidak bisa dipisahkan dari kisah ilmuwan Charles Goodyear yang menemukan karet vulkanis pada 1893. Karet vulkanis dibuat dengan memanaskan karet dan belerang, lalu dicetak dalam cetakan khusus. Selain bisa dicetak ke beragam bentuk sesuai keperluan, karet ini juga lembut dan tahan air.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000