Film Gulali Trio Dara Jagoan
Tiga gadis tangguh terbaru, Charlie’s Angels; Sabina Wilson (Kristen Stewart), Elena Houghlin (Naomi Scott), dan Jane Kano (Ella Balinska), masih bergumul dengan komplotan yang hendak menguasai perangkat mutakhir.
Jeda dua dasawarsa menjadi tolok ukur Hollywood menampilkan tiga gadis tangguh terbaru, Charlie’s Angels. Pemeran, riasan, pakaian, dan kendaraan dibuat makin kinyis-kinyis. Kemasan film itu sama manis meski repetisinya tergambar kental.
Charlie’s Angels kali ini menarasikan sepak terjang Sabina Wilson (Kristen Stewart), Elena Houghlin (Naomi Scott), dan Jane Kano (Ella Balinska).
Dibandingkan dengan dua film terdahulunya, Charlie’s Angels dan Charlie’s Angels: Full Throttle, Sabina dan rekan-rekannya masih bergumul dengan komplotan global yang hendak menguasai perangkat mutakhir.
Di Rio de Janeiro, Brasil, Sabina harus meladeni bualan perayu ulung, Jonny Smith (Chris Pang). Lazimnya seri tersebut, Sabina menyamar dan menggoda Jonny saat makan malam. Bersama Jane, Sabina lalu sukses meringkus Jonny.
Adegan-adegan komikal kembali mewarnai alur. Sabina masih saja ngocol- ngocol di sela membekuk sembilan pengawal Jonny, demikian pula dengan Jane dan Elena dalam rentetan baku hantam selanjutnya.
Elena awalnya bukan Angels, sebutan untuk agen-agen partikelir yang dipekerjakan Townsend Agency tersebut. Ia bekerja sebagai peneliti dan kreator Calisto, gawai yang dapat menghasilkan energi besar, tetapi belum sempurna karena bisa menyebabkan kerusakan otak.
Charlie’s Angels arahan sutradara Elizabeth Banks mengubah sedikit pakem soal film yang sudah menjadi waralaba tersebut.
Atasan Elena, Peter Fleming (Nat Faxon), tak peduli. Ia berambisi menguasai Calisto untuk menjualnya. Calisto hendak dijadikan mesin pembunuh untuk memicu stroke sehingga kematian korban-korbannya dianggap wajar.
Alhasil, rebutan Calisto antara Angels, Peter, dan dedengkot-dedengkot lain beserta begundalnya tak terelakkan. Kekisruhan semakin rumit ketika John (Patrick Stewart), eks Bosley atau letnan yang mengatur Angels, ikut-ikutan meraup keuntungan.
Bidadari-bidadari Charlie juga harus menghadapi pembunuh bengis, Hodak (Jonathan Tucker). Algojo berdarah dingin dengan wajah nyaris tanpa ekspresi itu piawai memanfaatkan senjata, gawai, dan kendaraan untuk menghabisi lawan-lawannya.
Charlie’s Angels arahan sutradara Elizabeth Banks mengubah sedikit pakem soal film yang sudah menjadi waralaba tersebut. Banks turut berperan sebagai Bosley. Edgar (Djimon Hounsou), Bosley lain, meramaikan film yang berdurasi hampir dua jam itu. Dalam film-film sebelumnya, hanya satu Bosley yang mendampingi Angels.
Asal-usul
Charlie’s Angels berasalusulkan tayangan televisi yang disiarkan selama lima tahun hingga 1981. Pemeran trio dara jagoan itu berganti-ganti. Komposisi paling terkenal, Jill Munroe (Farrah Fawcett) bersama Sabrina Duncan (Kate Jackson) dan Kelly Garrett (Jaclyn Smith), menawarkan roman detektif segar di antara serial saat itu dengan mayoritas pria-pria perkasa, seperti The Six Million Dollar Man, Kojak, atau Starsky & Hutch.
Gadis-gadis jelita dengan dandanan glamor memikat generasi baby boomers yang setia mengintil acara mereka. Model rambut Fawcett yang bergelombang, lebat, dan berkilau digandrungi kaum hawa. Gaya tersebut mendunia, bahkan masih kerap diingat sampai sekarang.
Selang dua dekade kemudian, giliran generasi X terkagum-kagum menyaksikan polah Natalie Cook (Cameron Diaz), Dylan Sanders (Drew Barrymore), dan Alexandra Munday (Lucy Liu). Berbeda dengan pendahulunya yang lebih menekankan drama, Charlie’s Angels rilisan tahun 2000 semakin meriah dengan elemen humor.
Natalie dan sahabat-sahabatnya berperangai lebih lepas. Mereka tertawa terbahak-bahak, menari, dan merayu. Diikuti Charlie’s Angels: Full Throttle tahun 2003, ketangkasan kawanan itu dilengkapi mobil mentereng, pertarungan sengit, dan baju modis nan seksi.
Charlie’s Angels rilisan tahun 2000 semakin meriah dengan elemen humor.
Lagu-lagu rancak macam ”Barracuda”, ”Independent Woman”, dan ”Baby Got Back” meningkahi aksi Angels. Dalam film kedua, fans Charlie’s Angels tentu masih ingat ketika Natalie, Dylan, dan Alexandra berjoget kompak diiringi lagu ”U Can’t Touch This”. Sangat mengasyikkan.
Publik kepincut lantas berbondong-bondong menonton sehingga Charlie’s Angels menempati peringkat ke-12 film dengan pendapatan tertinggi tahun 2000. Berdasarkan situs ulasan dan pemeringkat film IMDb, Charlie’s Angels meraih 264 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,7 triliun dengan kurs saat ini.
Pertaruhan
Hampir 20 tahun berlalu, Charlie’s Angels teranyar menjadi pertaruhan bagi produser Columbia Pictures menarik generasi milenial. Bintang-bintang utama yang dipasang berusia lebih muda dari versi layar kaca dan film-film sebelumnya.
Kendaraan mewah, lakon jenaka, dan efek spektakuler masih menghiasi film tersebut. Elena yang sehari-hari berkutat dengan eksperimen Calisto terseok-seok mengimbangi kegesitan dua mitranya. Ilmuwan yang culun menghadapi bandit kekar itu spontan mengundang tawa penonton.
Charlie’s Angels terkini didominasi agen-agen anti-kemapanan. Sabina menjadi Angels paling progresif. Potongan rambut pixie berwarna pirang menghadirkan sosok Stewart yang baru dibandingkan dengan peran-peran terdahulunya, terutama dalam rangkaian sinema The Twilight Saga. Sabina tomboi dan sedikit liar meski berasal dari keluarga kaya.
”Perempuan bisa melakukan apa pun,” ujarnya menegaskan kesetaraan jender saat berbincang dengan Jonny yang congkak.
Sementara Jane tak suka terikat aturan. Mantan agen rahasia Inggris itu mewarnai Charlie’s Angels dengan sedikit bumbu asmara kala Sabina menggoda kedekatannya dengan teman sekantor Elena, Langston (Noah Centineo).
Menggoda, legit dengan warna-warni genit, lantas lenyap dengan sensasi menyenangkan yang sedikit membekas.
Scott dengan popularitasnya sebagai Jasmine dalam film Aladdin yang diluncurkan pada pertengahan 2019 turut menaikkan nilai jual Charlie’s Angels. Banks sebagai Bosley perempuan setengah baya yang menawan dan selalu berdandan trendi menjadi terobosan. Peran itu sebelumnya selalu dilakoni laki- laki.
Jangan beranjak pula setelah film usai untuk menonton klip-klip bonus di sela munculnya daftar nama pemain dan kru film. Ariana Grande, Miley Cyrus, dan Lana Del Rey menyemarakkan film itu dengan lagu kolaborasi baru mereka, ”Don’t Call Me Angel”.
Namun, lebih dari itu semua, Charlie’s Angels tak menunjukkan elemen baru yang mengejutkan. Akhir yang tak terduga atau twist memang disuguhkan tetapi tidak memengaruhi film secara keseluruhan. Iterasi yang masih kuat dengan paras menawan, gedebak-gedebuk, dan musik mengentak menjadikan Charlie’s Angels terasa seperti gulali. Menggoda, legit dengan warna-warni genit, lantas lenyap dengan sensasi menyenangkan yang sedikit membekas.
Pada pekan ini, Charlie’s Angels bakal bersaing ketat dengan Ford v Ferrari dan The Good Liar yang sama-sama baru diluncurkan. Unggul atau tidaknya figur-figur cantik itu menyedot penonton, lihat saja nanti....