Waktu seakan menjadi bagian penting dalam dunia mode. Rancangan mode dari masa lalu bisa diolah sebagai inspirasi pada masa kini. Mode pada masa kini pun bakal bisa dieksplorasi untuk mode di masa depan.
Dalam konsep waktu inilah, empat desainer menampilkan koleksi rancangan mereka melalui tajuk ”Masa” saat perhelatan Jakarta Fashion Week 2020 persembahan Senayan City. Friederich Herman, Major Minor, dan Sean Sheila x Byo menawarkan ide terkait waktu melalui konsep, bahan, dan siluet busana.
Friederich menggunakan kata kunci utopia, slow future,retro-futurism, uniform dressing, dan Orwell untuk rancangannya. ”Masa depan menjadi inspirasi saya,” ujarnya.
Itulah sebabnya, rancangannya mengeksplorasi dualitas dari masa depan, yang tertata dan yang kacau. Ada padu padan atasan-bawahanyang dapat dipakai berlapis atau dapat dihilangkan untuk memberi kesan yang berbeda. Ada pula kontradiksi dari segi jahitan busana, misalnya atasan dengan dua model lengan, panjang di kanan dan pendek di kiri.
Major Minor mengangkat tema ”Kite” yang menggambarkan kebebasan dan kesenangan layaknya waktu bermain layang-layang. Ragam tampilan mengetengahkan sentuhan feminin dengan loose draping dan potongan gombrang dengan bahan ringan yang membuatnya seakan-akan tersapu angin.
Koleksi ”Kite” hadir dalam palet warna yang variatif, mulai dari pastel lembut, seperti warna persik (peach), hijau mint, kuning pucat, hingga warna pekat, seperti hijau gelap.
Sean Sheila menghadirkan koleksinya dalam introspeksi tentang konsumsi yang berlebihan atau overconsumption yang melanda masyarakat masa kini. Mereka memilih material garmen yang awet dan tahan lama untuk koleksinya agar bisa dinikmati dari waktu ke waktu.
”Kualitas yang ditawarkan lebih baik, prosesnya pun lebih cermat, sehingga ada memori yang tertanam dalam setiap pemakaiannya,” ujar Sean.
Koleksi yang meliputi luaran gombrang, celana longgar, terusan, serta padu padan atasan dan bawahan diberi detail permainan aplikasi tambalan (patch) dan bordir yang menarik. Setiap koleksi dipadukan dengan tas rancangan Byo, mulai dari tas jinjing atau tote bag, tas genggam atau clutch, hingga tas selempang atau sling bag.
Yang menarik, tas karya Byo memanfaatkan bahan dari tas-tas yang sudah tidak laku di pasar loak. Bahan tersebut didesain ulang dan diberi sentuhan pola geometris dan warna menyala sehingga lahir model baru yang menawan. Cara ini, menurut perancang Byo, Tommy Ambiyo, menjadikan tas tersebut tidak lekang waktu. (FRO)