”Mangan Ndisik Ndak Edan”
Bagi angkatan baby boomers dan generasi X, menyantap beragam masakan yang menenteramkan atau comfort food ala rumahan di restoran ini rasanya seolah pulang kampung. Pulang ke kampung orangtua atau kakek-nenek, terutama di desa-desa di daerah Jawa Tengah, lalu disuguhi masakan kegemaran masa kecil.
Sayangnya, beberapa macam menu khas itu sudah jarang bisa ditemui lagi saat ini. Apalagi di kota-kota besar macam Jakarta. Kalaupun pulang ke kampung, orangtua atau kakek-nenek sudah terlalu sepuh untuk berlelah-lelah di dapur memasak seperti dahulu.
Padahal, beberapa jenis menu makanan sangat ngangenin alias bikin kangen. Sebut saja seperti botok kelapa parut dan ikan teri atau beragam jenis osengan, macam oseng mercon, kikil, hingga osengan sayuran, macam jamur, pare, dan daun pepaya.
Belum lagi sayur lodeh atau sayur asem yang nikmat dan cocok pula dipadukan dengan menu cumi cabe ijo. Juga di tengah dominannya waralaba ayam bersalut tepung ala junk food asal Amerika Serikat, hidangan ayam goreng lengkuas pasti sangat menggoda.
Apalagi menu empal gepuk yang pastinya bercita rasa khas lezat manis berempah, dengan serat dagingnya yang mudah sekali disuwir.
Ada juga berapa jenis lauk khas Jawa Tengah lainnya, macam telur dadar mumbul. Telur dadar khas kuliner Jawa Tengah ini cara menggorengnya unik. Telur dikocok, dibumbui, lalu digoreng dalam minyak panas berlimpah sampai mekar.
Walau lezat, gurih, dan bikin nagih, telur dadar mumbul itu sulit dikategorikan sebagai makanan sehat karena mengandung banyak minyak. Namun, urusan makanan sehat sepertinya masih bisa ditunda besok.
Yang penting, mulai September lalu, segala macam kekangenan akan masakan rumahan dulu bisa sedikit terobati. Tinggal datang saja ke Restoran Mbok Ndoro di kawasan kongkokekinian terbaru, M Bloc.
Beragam menu makanan rumahan tersaji secara prasmanan di restoran. Awalnya. sekitar tahun 2013 lalu, Mbok Ndoro populer sebagai tempat makan lesehan di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta. Menurut Mega Dyah Utami, Corporate Marketing and Branding AR Hospitality, perusahaan operator Mbok Ndoro, saat itu, mereka juga berpromosi lewat akun media sosial, seperti Twitter.
Sejumlah tag line berbahasa Jawa yang lucu terpampang di beberapa sudut dinding. Seolah mengajak para pelanggan untuk belajar menikmati hidup. Beberapa tag line, seperti ”Lemu Pangkal Sugih”, ”Kumpul Ora Kumpul Sing Penting Wareg”, atau ”Mangan Ndisik Ndak Edan”, membuat pengunjung tertawa dan rileks sejenak jelang menyuap makanan atau menunggu pesanan hidangan ala carte siap.
Bagi pencandu karbohidrat, ada dua pilihan nasi ditawarkan di sini. Nasi dari beras putih biasa dan dari beras merah. Ada juga mi, bihun, atau bahkan mi lethek khas Jawa Tengah yang terbuat dari tepung tapioka.
Dengan konsep prasmanan, para pelanggan bisa mengisi piringnya sesuai keinginan. Nasi bisa divariasikan dengan sebanyak mungkin lauk yang tersedia. Kalau mau kalap, ya, sah-sah saja mengisi piring dengan seporsi atau malah setengah porsi nasi ditambah tiga atau lima macam lauk.
Saling menguatkan
Sang chef, Bayu Budi Hartanto, merekomendasikan beberapa varian teman nasi. Salah satunya nasi merah dengan sayur pecel, ayam goreng lengkuas, cumi cabe ijo, dan sosis Solo. Sebagai peningkat selera, chef Bayu juga menambahkan dua tusuk sate kikil dan telur puyuh bacem.
Pastinya saat dicoba, setiap lauk yang sebetulnya punya aroma dan cita rasa kuat tak saling bertabrakan dan bahkan malah saling menguatkan. Gurih cumi beraroma khas cabe ijo menjadi semakin nikmat saat berpadu dengan rasa gurih manis potongan telur puyuh bacem dan irisan sosis Solo.
Sementara suwiran daging ayam goreng lengkuas, yang kriuk di bagian luar namun empuk di bagian dalamnya, tercecap cocok saat masuk mulut. Nasi merah, daging ayam, berpadu dengan sayur dan bumbu pecel. Sedikit menyusup gurih berlemak sate kikil bumbu bacem yang pastinya terasa manis.
”Sebelum digoreng, ayamnya dibumbui, lalu diungkep terlebih dahulu selama beberapa jam,” ujar chef Bayu.
Lebih lanjut, pada varian pilihan kedua, chef Bayu memadukan seporsi nasi putih dengan oseng mercon, pepes botok berisi parutan kelapa, petai cina, dan ikan teri. Juga ditambah lauk oseng sayur daun pepaya, sosis Solo, dan telur dadar mumbul. Rasa pedas dan gurih potongan daging di oseng mercon kali ini mendominasi.
Jika masih kurang, chef Bayu masih memberi pilihan beberapa jenis sate, mulai dari sate usus, ati ampela, sosis gulung telur, udang, kikil, jamur, hingga sate kulit ayam. Ada juga tempe mendoan, tempe dan tahu bacem, bakwan jagung, empal gepuk, rendang daging sapi, atau pilihan sambal goreng.
Tak heran, harga per porsi makanan bisa sangat beragam, dengan rentang harga Rp 30.000 hingga Rp 70.000, biasanya sudah termasuk minuman. Total harga itu tergantung berapa banyak lauk-pauk yang dipilih. Harga juga berbeda untuk menu-menu ala carte, seperti bakmi dan bihun, baik digodok maupun digoreng, tengkleng sapi, nasi goreng, dan gado-gado.
Untuk minuman, Mbok Ndoro juga memberi banyak pilihan khas wedangan, macam wedang uwuh, jahe, kunyit asem, gula asem, atau juga wedang tape ijo.
Selain menu-menu lezat, suasana interior restoran yang ditata sedemikian rupa memang semakin menguatkan kesan seolah makan dan pulang ke rumah keluarga sendiri. Bisa bikin kita betah berlama-lama. Apalagi ditambah bentuk dan struktur bangunan M Bloc yang berbentuk bangunan lama, hal itu semakin menambah kesan dan nuansa tempo dulu.
Setiap hari Minggu, menurut Mega, Mbok Ndoro juga menyediakan beragam jenis bubur alias jenang khas camilan Jawa Tengah. Jajanan jenang tersebut bisa ditemui pagi.
”Kami biasa setiap hari Minggu buka lebih pagi dan cuma menjual penganan ringan jenang tadi,” ujar Mega.
Jadi, tunggu apa lagi?