Honda Ramaikan Pertarungan Mobil ”Hybrid” dan Listrik
Honda kian serius bertarung di pasar kendaraan hibrida dan kendaraan listrik murni alias battery electric vehicle (BEV).
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·4 menit baca
Honda kian serius bertarung di pasar kendaraan hibrida dan kendaraan listrik murni alias battery electric vehicle (BEV). Sebelumnya, Honda terkesan santai menghadapi persaingan kendaraan elektrik dan hanya serius menggarap kendaraan bermesin hibrida.
Isyarat tersebut itu muncul dalam pameran otomotif Tokyo Motor Show 2019, akhir Oktober lalu. Keseriusan Honda ditandai peluncuran perdana All New Honda Fit bermesin hybrid dan perkenalan mobil Honda e yang merupakan kendaraan elektrik murni.
Presiden Direktur dan CEO Honda Motor Company Takahiro Hachigo dalam sambutan di Tokyo Motor Show mengatakan, Honda telah menyempurnakan teknologi hybrid dengan sistem dua motor. Sistem ini membuat mesin hybrid bisa diaplikasikan pada kendaraan kecil.
Mesin hybrid teknologi terbaru yang diberi nama e:HEV itu akan masuk ke pasar dengan produk All New Fit dan All New Accord yang akan dipasarkan di Jepang awal 2020.
Menurut Hachigo, mobil hybrid dengan teknologi e:HEV akan menjadi tulang punggung penjualan mobil listrik Honda. Honda menargetkan penjualan mobil listrik (hybrid dan elektrik murni) sebanyak dua pertiga dari total penjualan pada tahun 2030.
”Honda akan mulai menjual Honda e di Jepang tahun 2020. Honda e adalah kendaraan urban yang berorientasi masa depan dan diharapkan meningkatkan potensi kehidupan masyarakat. Honda e adalah model mobil listrik yang dibangun berdasarkan visi kami mengenai bagaimana mobil seharusnya dirancang 10 tahun kemudian,” kata Hachigo.
Honda e dilengkapi Honda Personal Assistant yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang mampu menyampaikan informasi sesuai kebutuhan. Namun, Hachigo tak menjelaskan spesifikasi dan daya jelajah Honda e itu.
Honda juga akan bertarung di segmen sepeda motor listrik murni dengan meluncurkan skuter dua roda Benly e dan skuter tiga roda Gyro e yang didesain untuk keperluan bisnis. Kedua skuter ini menggunakan Honda Mobile Power Pack, yakni baterai yang mudah dibongkar pasang atau ditukar (swap) di stasiun pengisian kendaraan listrik.
Berbagi platform
President of Honda R&D Asia Pacific Nobuyuki Aoyama menambahkan, untuk mencapai target dua pertiga penjualan mobil listrik pada 2030, Honda menawarkan produk yang tepat dengan mengacu pada infrastruktur, regulasi, dan kebutuhan konsumen di setiap negara.
”Honda akan memperkenalkan arsitektur kendaraan listrik murni (BEV) yang memungkinkan berbagi basis kerangka untuk kendaraan-kendaraan Honda. Selain meningkatkan efisiensi suku cadang dan perakitan, arsitektur BEV juga memungkinkan pembangunan produk yang lebih fleksibel,” ujar Aoyama.
Untuk teknologi hybrid, kata Aoyama, Honda akan memperluas aplikasi sistem hybrid dari kendaraan besar, kendaraan sedang, dan kendaraan kecil. Honda juga akan menggunakan teknologi plug in hybrid sebagai bagian utama teknologi mobil hybrid Honda.
Masalah infrastruktur
Meski telah siap menggarap pasar mobil hybrid dan BEV di dunia, konsumen Indonesia tampaknya masih harus menunggu kehadiran mobil-mobil Honda berteknologi ini.
Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor (agen pemegang merek mobil Honda di Indonesia) Takehiro Watanabe di sela-sela Tokyo Motor Show 2019 mengungkapkan, pihaknya masih menunggu regulasi dari Pemerintah Indonesia terkait mobil hybrid maupun BEV. ”Kami menunggu kebijakan pemerintah (Indonesia), misalnya soal pajak atau kebijakan lainnya. Sekarang kebijakan itu belum ada,” katanya.
Menurut Watanabe, Honda sebenarnya memiliki banyak pilihan teknologi, baik mesin hybrid maupun listrik murni. Teknologi yang terbaik untuk Indonesia bergantung pada bagaimana kebijakan pemerintah.
Ia mengatakan, Indonesia masih memiliki masalah infrastruktur yang kurang mendukung penjualan mobil listrik murni. ”Dari sisi tersebut, konsumen di Indonesia belum siap untuk mobil listrik murni karena suplai energi masih jadi persoalan,” ucapnya.
Sebaliknya, kondisi infrastruktur di Jepang sangat mendukung mobil listrik. Dalam perjalanan dari Tokyo ke Nagano, Kompas berbincang dengan seorang pemilik mobil listrik murni yang sedang mengisi daya listrik mobilnya di tempat istirahat jalan tol.
Menurut Yoshida, pemilik mobil itu, biaya operasional mobil listrik lebih hemat seperlima daripada mobil bermesin konvensional. Mobil listrik cocok untuk bepergian jarak dekat, tetapi untuk jarak jauh mesin konvensional lebih nyaman. ”Saya membayar biaya pengisian daya 8 yen per menit. Biasanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mengisi daya sampai penuh. Dengan kondisi baterai penuh bisa menempuh jarak 200 km,” katanya.
Lokasi pengisian daya mobil listrik sudah banyak di Jepang. Melalui aplikasi Google Maps, dapat terlihat lokasi-lokasi stasiun pengisian mobil listrik.
Khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar mobil listrik Eropa, Honda bekerja sama dengan Vattenfall, perusahaan pemasok energi milik Pemerintah Swedia. Vattenfall akan menyediakan tarif listrik fleksibel dan titik pengisian daya mobil listrik Honda di Eropa.
Layanan tersebut akan tersedia di Inggris dan Jerman pada 2020 dan akan diperluas ke negara Eropa lainnya. Vattenfall akan memasang titik pengisian daya domestik Honda Power Charger dengan output maksimum 7,4 kW atau 22 kW. Melalui pengisian daya 22 kW, pemilik Honda e dapat mengisi daya hingga kapasitas 100 persen dalam 4,1 jam.
”Kolaborasi ini adalah pilar utama untuk mewujudkan bisnis manajemen energi kami untuk Eropa. Bermitra dengan Vattenfall akan memungkinkan kami menyediakan teknologi pengisian biaya yang efektif untuk pemilik kendaraan listrik, dengan tetap memaksimalkan penggunaan energi terbarukan,” ujar Pemimpin Proyek Manajemen Energi Honda Motor Europe Jorgen Pluym.