Puncak Magis Tomohon
Tomohon dikenal dengan perayaan Tomohon International Flower Festival yang cantik. Namun, tak perlu menunggu festival bunga digelar. Kapan pun hati ingin mengunjunginya, kota pegunungan ini selalu menjanjikan keindahan.
Sepanjang tahun, Tomohon, Sulawesi Utara, selalu menyuguhkan kesejukan dan keindahan pemandangan pertemuan gunung dan laut dari puncak bukit-bukit. Petualangan di kota kecil ini akan berbuah pengalaman menikmati keindahan mengesankan.
Petualangan bagi penikmat puncak dapat dimulai di kawah Gunung Mahawu saat matahari masih berada di ufuk timur. Dari Manado, perjalanan sejauh 29 kilometer dapat ditempuh dengan mobil atau sepeda motor hingga ke gerbang kawah di kawasan hutan produksi Rurukan, Kecamatan Tomohon Timur.
Dari gerbang kawah itu, rangkaian 200 anak tangga dengan pegangan di tengah memudahkan pendakian ke puncak gunung api strato ini. Jalan menanjak itu mungkin membuat napas terengah-engah, tetapi nyaris tak ada keringat karena udara yang sejuk dan pepohonan rapat yang memberi keteduhan.
Kegigihan menaklukkan tanjakan lereng akan diganjar pemandangan magis kawah di ketinggian 1.324 mdpl. Hijau rerumputan di bibir kawah berangsur berganti dinding kawah abu-abu. Semakin turun ke dasar, rerumputan hilang berganti tanah vulkanik.
Semburat hijau sulfur di dasar kawah Mahawu tampak seperti bubuk warna yang teraduk dengan abu-abu cerah tanah vulkanik. Setelah letusan pusat terakhir pada 1904, hanya kepulan asap belerang yang terlihat di kawah tersebut pada 1990. Sebelum kemudian mengering menjadi cekungan kosong saat ini.
Ada guratan huruf-huruf di dasar kawah. ”Dulu, banyak warga yang turun ke dasar kawah. Namun, bisa saja masih ada gas belerang yang membahayakan. Jadi, jalan ke bawah sudah kami tutup semua,” kata Robbi (51), salah satu pegawai Resor Pengelolaan Hutan Tomohon.
Cahaya mentari dari timur menyinari Manado di balik kawah. Gedung dan Jembatan Soekarno yang ikonik tampak seperti miniatur. Pulau Manadotua yang bersebelahan dengan Pulau Bunaken di kejauhan dari puncak itu tampak seperti batu di permukaan air dangkal.
Di sisi kiri, menjulang Gunung Lokon, menyambung dengan Gunung Empung dengan Kota Tomohon di kakinya. Gunung Klabat di Minahasa Utara berikut perairan Kota Bitung ada di sisi kanan. Kawah Mahawu adalah teater raksasa yang menampilkan lukisan panorama surealis pertemuan gunung dan laut di kawasan itu.
Untuk melihat lebih jelas keindahan ciptaan ilahi itu, ada jalan setapak 1,5 km yang melingkari bibir kawah. Tepat di seberang pos pengamatan pertama, pemandangan akan dipercantik oleh sebentuk puncak Gunung Soputan di sisi barat, sementara Kota dan Danau Tondano tampak di sisi timur. Inilah puncak dunia.
Kebun bunga
Puas dengan kawah, padang rumput hijau dan hamparan kebun bunga menanti di puncak Tetetana, Kumelembuai, 10 menit dari kawah Mahawu. Di sana, Manado, Pulau Manadotua, Bunaken, dan Gunung Klabat terasa kian dekat. Perbukitan Manado dan Minahasa Utara tampak menjorok ke permukaan laut di depan mata.
Pemandangan indah dan embusan angin kencang di puncak Tetetana memberi kesejukan bagi jiwa insan kota yang penat. Hamparan padang rumput hijau berpadu dengan langit biru di pagi yang cerah.
Puncak Tetetana seakan tak pernah kehabisan warna. Di kanan bukit dengan kontur menurun, ada lahan bunga yang bisa jadi spot foto apik untuk pamer liburan. ”Ada bunga hortensia, kana, marigold, alamanda, labender, mayana, asoka, dan krisan,” kata salah satu pegawai, Agus (38), sambil menyirami bunga.
Warna-warni bunga semakin indah dengan latar miniatur kota, sawah, dan hutan nun jauh di bawah bukit. Namun, primadona di puncak Tetetana adalah Gunung Klabat. Pemandangan sosok gunung itu membangkitkan imajinasi tentang negeri dewa-dewi dengan hamparan awan sirus yang menggantung rendah di atasnya.
Danau belerang
Kembali ke pusat kota, ada baiknya singgah di Rumah Kopi Hok Lae di Jalan Raya Tomohon. Rumah kopi ini adalah kedai sederhana di Tiongkok dengan lantai plester dan bangunan kayu. Gerry (41) adalah generasi ketiga penerus kedai ini.
Kopi hitam robusta bisa jadi teman rehat. Tanpa gula, rasa kopi yang tebal di lidah tidak terlalu pahit. Pia atau biapong (bakpao) dengan resep rahasia opa dan oma Gerry juga wajib dicoba.
Lepas rehat, Danau Linow di Lahendong, Tomohon Selatan, adalah destinasi berikutnya. Perjalanan ke danau itu dari pusat kota Tomohon hanya memakan waktu sekitar 20 menit.
Orang-orang kerap mengatakan danau ini bisa berubah warna dilihat dari sudut-sudut berbeda. Namun, secara umum, air danau ini berwarna hijau toska. Dengan perbukitan di sekitarnya, Danau Linow layaknya sebuah mangkok yang penuh. Pertemuan pepohonan perbukitan dengan air danau menyajikan gradasi ragam hijau.
Di salah satu bagian tepi danau, mengepul asap putih dari ceruk gersang yang dikelilingi rumput hijau. Bau belerang menyusupi indera penciuman. Kandungan belerang inilah sumber warna hijau toska Danau Linow. Wilayah Lahendong pun menjadi lokasi wisata sekaligus penyimpan potensi panas bumi.
Hijau Danau Linow dapat dinikmati sambil duduk-duduk di kafe D’Linow, ditemani pisang goreng dan roti bakar. Kafe ini populer di Instagram sebagai lokasi foto dengan pijakan kayu di tepi danau.
Senja damai
Tomohon memang tak hentinya memanjakan mata dengan pemandangan pegunungannya serta hawanya yang menyejukkan jiwa. Wisata bukit di Tomohon akan komplet dengan menyaksikan sang surya kembali ke peraduannya dari Bukit Doa, 20 menit dari Danau Linow.
Sesuai namanya, Bukit Doa adalah bukit untuk menemukan kedamaian batin. Ada Kapel Bunda Maria yang berbentuk setengah tabung di tengah bukit. Di sekelilingnya, bongkahan batu vulkanik tertata rapi di tepi jalan, sementara jajaran pohon cemara yang rapat menjulang tinggi.
Siapa pun boleh masuk kapel untuk sekadar duduk, sesaat melepaskan beban pikiran sambil menatap menembus kaca di belakang altar. Jingga senja perlahan turun, meredup di balik Gunung Lokon.
Di depan kapel, tepatnya di ujung bukit, ada pelataran batu di tengah rerumputan hijau. Siluet Gunung Lokon dan Empung yang saling menyambung dalam kemilau senja adalah suguhan keajaiban yang lain. Dari situ, puncak Gunung Soputan yang menjulang di balik kontur barisan bukit juga tampak keemasan.
”Bukit Doa dibuat sebagai bentuk ucapan syukur. Orang memang datang ke sini untuk menenangkan diri,” kata Johnson (40), salah satu pengelola kapel.
Dari puncak atau bukit mana pun, Gunung Lokon, Empung, dan Soputan selalu tampak. Namun, keindahannya tak pernah menjemukan. Kedamaian, kesejukan, dan keindahan barisan bukit di Tomohon tak pernah ingkar janji.