PT Suzuki Indomobil Sales memutuskan untuk memunculkan produk penyegaran baru terhadap salah satu mobil terlaris mereka, Suzuki Baleno.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Masih tersisa 10 hari sebelum malam pergantian tahun 2019 menuju ke tahun 2020, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memutuskan untuk memunculkan produk penyegaran baru terhadap salah satu mobil terlaris mereka, Suzuki Baleno. Penyegarannya cukup banyak dan banderol harga Baleno generasi ke-6 ini hanya berselisih Rp 3 juta dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
“Hanya naik Rp 3 juta saja dibanding dengan generasi sebelumnya. Value for money dengan banyaknya fitur yang kami sematkan pada produk ini,” kata Donny Saputra, Direktur Pemasaran Kendaraan Roda 4 PT SIS, dalam peluncuran yang berlangsung di kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Terdapat beberapa penyegaran yang dilakukan oleh PT SIS terhadap Baleno. Pada eksterior, yang paling terlihat adalah perubahan pada grill yang terkesan menjadi lebih tajam sudutnya dan penggunaan lampu utama baru yang sudah berteknologi LED Projector. Pada generasi sebelumnya, lampu utama masih menggunakan teknologi HID.
Penyegaran juga terlihat pada desain baru velg, terutama pada penggunaan velg dua warna (dual-tone). Ban baru berukuran 195/55 R16 juga disematkan pada Baleno anyar ini.
Pada bagian interior, desainer Suzuki memilih melakukan penyegaran dengan memasukkan unsur dua warna, khususnya pada warna jok di kabin depan dan belakang. Sedangkan untuk mesin, Baleno ini tidak mendapat pasokan mesin baru. Baleno masih menggunakan mesin K14B berkapasitas 1.373 cc yang menghasilkan tenaga 92,4 PS pada putaran 6000 RPM.
Dengan beberapa penyegaran ini, Seiji Itayama, Presiden Direktur PT SIS mengatakan, penampilan Baleno kini menjadi lebih premium dan sesuai dengan kehidupan masyarakat perkotaan yang dinamis.
Peluang produksi
Manajemen PT SIS mengakui kalau hingga saat ini Baleno yang beredar di Indonesia masih diimpor dari India. Namun, tidak menutup kemungkinan produk ini diproduksi di fasilitas produksi Suzuki yang ada di Indonesia.
Seiji Itayama mengakan, mereka masih melakukan kajian atas kemungkinan tersebut. Beberapa faktor yang harus mereka hitung agar Baleno bisa diproduksi di Indonesia diantaranya adalah volume penjualan kendaraan dan ongkos produksi.
“Apakah bisa masuk atau tidak, itu masih dihitung. Kalau ongkos produksinya bisa masuk skema cost, bisa saja produk ini dirakit di Indonesia,” kata Itayama.
Donny mengatakan, setiap perusahaan pasti menginginkan produknya bisa diterima konsumen, termasuk Suzuki. Dengan volume tertentu, termasuk angka penjualan yang baik, kondisi itu bisa menciptakan kemungkinan peralihan produksi dari sebelumnya di India ke Indonesia. “Namun, semua itu masih dalam proses studi,” kata dia.