Kucing-kucing yang Tak Menggigit
Budget besar, bertaburkan bintang ternama, dan kisah legendaris mematri Cats sebagai hiburan tahun baru semata.
Musim panas dan Natal menjadi momentum paling menggiurkan bagi produsen film untuk meraup laba. Cats dirilis pada saat yang tepat, tetapi tak demikian dengan langgam pementasannya. Budget besar, bertaburkan bintang ternama, dan kisah legendaris mematri Cats sebagai hiburan tahun baru semata. Itu saja.
Cats berkisah tentang Jellicle, geng kucing yang berkeliaran di London, Inggris. Victoria (Francesca Hayward), kucing yang dicampakkan pemiliknya dari mobil, bergabung dengan Jellicle. Ia disambut anggota-anggota Jellicle yang mengerumuninya.
Tampilan kucing-kucing digarap dengan halus. Anggaran yang menyentuh setidaknya 90 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,25 triliun juga menyuguhkan sudut-sudut London yang elok. Pelabuhan, kapal tongkang, hingga gang kumuh menjadi latar yang sulit dibedakan antara riil dan komputerisasi.
Kesan awal memang memukau. Segera setelah itu, penonton bakal susah payah mencerna plot yang sarat dengan nyanyian berlirik puitis. ”Seekor kucing butuh nama yang istimewa. Nama yang ganjil. Terlebih lagi, bermartabat. Sebagaimana ekormu berdiri tegak,” ujar kucing-kucing Jellicle.
Cats diangkat dari pertunjukan musikal dengan judul yang sama kreasi Andrew Lloyd Webber. Komposer Inggris tersebut menggubah karyanya berdasarkan kumpulan puisi dalam buku Old Possum’s Book of Practical Cats karangan penyair Amerika Serikat TS Eliot yang diterbitkan pertama kali pada 1939.
Cats menjadi kondang dan dipanggungkan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, opera itu tak dimungkiri kurang dikenal, dibandingkan dengan umpamanya The Phantom of the Opera, Les Miserables, atau The Sound of Music. Walhasil, penonton tertatih-tatih mengikuti alur.
Kucing-kucing terus saja berdansa dan bernyanyi. Tarian mereka tak bisa disangkal cukup memukau. Apalagi, Hayward adalah pebalet profesional. Busana kucing terlihat necis dan gemerlap. Lelucon ringan yang sesekali menyeruak menjadi keunggulan Cats.
Bustopher Jones (James Corden) menjadi elemen humor paling menonjol. Kucing tambun berpakaian perlente itu gemar membual dengan aksen Inggris yang kental. Kontradiksi yang jenaka karena ia gemar mengais sisa-sisa makanan dari tong sampah.
Lazimnya film semua umur, Cats juga diselipi pesan-pesan bijak. Victoria disambut persahabatan hangat teman-teman barunya, antara lain pesulap ramah Mistoffelees (Laurie Davidson), Munkustrap (Robbie Fairchild) yang ringan tangan, serta Cassandra (Mette Towley) dan Demeter (Daniela Norman).
Pesta Jellicle sudah di ambang pintu ketika Victoria datang. Tradisi itu bertujuan memilih seekor kucing untuk pergi ke Heaviside Layer, impian semua kucing. Victoria berjumpa Old Deuteronomy (Judi Dench), figur Jellicle uzur yang disegani, tetapi baik hati.
Sejumlah pesohor papan atas turut pula meramaikan Cats seperti Taylor Swift, pemeran Bombalurina yang mahir bernyanyi; Ian McKellen sebagai Gus, pemain teater; dan Jennifer Kate Hudson pelakon Grizabella, kucing yang dikucilkan.
Kawanan kucing tolong-menolong menghadapi tokoh antagonis Macavity (Idris Elba) dan kaki tangannya, Growltiger (Ray Winstone). Macavity juga berambisi menjadi pilihan Jellicle. Ia menculik dan meringkus beberapa kucing dengan kekuatan sihirnya.
Kucing-kucing berbulu terang dan gelap merepresentasikan pemerannya sehingga lebih mudah dikenali, meski diselubungi riasan hewan. Mereka merangkak, meloncat, dan mendesis dengan natural sambil sesekali saling mengusapkan kepala untuk mengungkapkan kasih sayang.
Victoria menunjukkan afeksinya dengan menemui dan mengobrol dengan Grizabella yang kerap dicemooh Jellicle. Selain itu, Gus yang bernama asli Asparagus menunjukkan semangatnya untuk menjadi memenangi kompetisi meski sudah berumur.
Koreografi Cats mengingatkan keluwesan di Broadway, panggung-panggung tersohor di New York, Amerika Serikat. Lagu-lagu populer bercorak blues, pop, hingga instrumental yang diiringi tarian modern dan klasik, meramaikan film berdurasi sekitar 1,5 jam itu.
Sejumlah penanda Kota London dengan panoramanya turut digambarkan dengan indah. Kucing-kucing hilir mudik di sekitar London Bridge, Trafalgar Square, dan Sungai Thames. Cats menyisipkan pula dialog-dialog yang tersirat agar manusia menyayangi kucing.
Di sisi lain, nada dan sajak yang terus mendayu dengan dialog minim tak ayal membuat letih. Sutradara Cats, Tom Hooper, tampak belum lentur benar mengadaptasikan media yang berbeda, dari operet menjadi film. Adegan-adegan berlalu tanpa cukup waktu untuk menjabarkan nama dan peranan setiap kucing.
Tak urung, meski intinya dapat diikuti, penonton anak-anak bakal kesulitan menangkap kisah Jellicle secara keseluruhan. Intensitas lagu dan tarian tak pelak melemahkan cerita. Sebagian kucing yang memakai baju, tetapi tokoh-tokoh lain tidak mengenakannya juga tampak ganjil.
Sejumlah kucing malah tampak menyeramkan dengan wajah dan tubuh yang masih menyerupai manusia. Selain itu, terdapat adegan yang cukup membuat geli saat kucing gembul Jennyanydots (Rebel Wilson) mengunyah beberapa kecoak. Sementara sejumlah tikus ikut berjoget.
Tekor
Anak-anak kerap spontan bertanya sehingga orangtua bakal kerepotan menjawabnya jika film masih berlangsung. Tak heran, berdasarkan situs Box Office Mojo, Cats tekor dengan penghasilan sejauh ini hanya 42 juta dollar AS atau sekitar Rp 585 miliar.
Sukses gemilang Hooper dalam Les Miselables (2012) yang juga bergenre musikal dan The King’s Speech (2010) tak mampu menolongnya terhindar dari kritik bertubi-tubi. Hooper dalam wawancaranya dengan The Guardian menjelaskan bahwa filmnya baru dituntaskan sehari sebelum dirilis.
”Selesai pukul 08.00,” ujar Hooper dengan wajah terlihat lelah di sela peluncuran Cats di New York, pertengahan Desember 2019. Film dengan kucing-kucing yang kerap menyeringai untuk memamerkan taring dan cakarnya itu seakan tak terasa menggigit.
Cats yang turut mengisi masa liburan kali ini menjadi pilihan meski bukan yang utama di antara Star Wars: Episode IX – The Rise of Skywalker, Jumanji: The Next Level, atau Last Christmas. Penonton berlalu tanpa kesan selain menganggap Cats sebagai tontonan belaka.