Ini Medan di Mangga Besar, Bung!
Menikmati hidangan lezat lontong sayur khas Medan di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, ternyata tak perlu terikat oleh waktu.
Menikmati hidangan lezat lontong sayur khas Medan di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, ternyata tak perlu terikat oleh waktu. Apalagi jika mampir ke salah satukedai makan kuliner Medan, Medan Pasar Rame,yang memang punya spesialisasi menu itu.
Mau memesan dan menikmatinya untuk sarapan? Boleh. Sebagai santapan berat di kala makan siang? Apalagi. Atau bahkan dikonsumsi saat perut mulai keroncongan menjelang jam makan malam? Atur sajalah. Bebas dan sah-sah saja. Ini kuliner Medan, Bung!
Menurut sejumlah pegawai pelayan di kedai makan ini, mereka memang sudah mulai berjualan sejak pukul 07.00 setiap hari. Pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pembeli malah sudah penuh mengantre sejak pukul 08.00.
”Tapi biasanya orang paling banyak pesan untuk makan siang. Selain lontong kuah lodehnya bisa juga dinikmati bersama nasi. Juga lauk pauk lain. Akan tetapi, orang ke sini hanya untuk mencari menu spesial, ya, lontong sayur medan-lah,” ujar Whini, yang juru masak di kedai itu.
Salah satu yang spesial dari menu itu adalah irisan lontongnya, yang punya diameter lebih besar. Jauh lebih besar terutama jika dibandingkan, misalnya, dengan lontong yang biasa dijual pedagang sate madura.
Tak hanya itu, teksturnya pun lembut dan kenyal. Tidak benyek alias basah, tercium harum, dan bersemu hijau dari pewarna alami, daun suji. Menyantapnya pun terasa lebih mantap di setiap gigitan.
”Memasak lontong yang bagus seperti di sini memakan waktu lumayan lama. Sekitar empat jam. Bahan baku berasnya pun harus yang pilihan agar hasilnya maksimal,” tambah Whini sedikit berpromosi.
Lebih lanjut, irisan lontong tadi hanyalah sepersekian persen dari total kelezatan keseluruhan menu. Seperti juga menjadi ciri khas lain dari lontong sayur medan adalah siraman sayur lodeh berisi irisan nangka muda, kacang panjang, terung bulat, jagung, dan tahu.
Rasa gurih lezat sayur lodehnya masih ditambahi lagi dengan cita rasa khas bumbu tauco, yang terasa ”nyaring” di lidah.
Apalagi kemudian dipamungkasi taburan serundeng kelapa. Parutan daging kelapa tua yang digoreng tanpa minyak (sangrai) berikut bumbu-bumbu hingga berwarna coklat keemasan dan mengeluarkan aroma wangi gurih, memancing rasa lapar.
Setelah irisan tebal lontong ditaruh ke dalam piring lalu disiram kuah dan sayur lodeh, berikut pula taburan serundeng, menu idaman satu ini masih diperkaya lagi dengan beberapa potong lauk. Semisal orak arik tempe, keripik kentang pedas manis, dan juga beberapa macam pilihan protein macam telur, ikan, dan ayam.
Saking banyaknya pilihan lauk lezat yang tersedia, boleh jadi para pelanggan yang datang dengan perut lapar cenderung kalap memilih. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Sesuaikan pilihan dengan ketersediaan dana di kantong. Tentu juga dengan tetap memperhatikan pantangan kesehatan pribadi.
Aneka mi
Selain menu Lontong Sayur Medan, di kawasan Mangga Besar ini juga masih terdapat berderet pilihan kuliner lain, yang juga masih khas Medan. Bagi para penggemar bakmi dan bakso, merek ”Akiaw 99” menjadi salah satu tujuan favorit jika tengah mampir ke ruas jalan satu ini.
Lokasi kedai berjualannya tak terlalu jauh dari ”Medan Pasar Rame”. Hanya terpaut beberapa ratus meter saja dan masih berada di sisi jalan yang sama. Hidangan bakmi, bakso, dan daging kuah kaldu di tempat ini sudah bisa dibeli sekitar pukul 15.00 hingga malam sampai sehabisnya.
Menurut Akiaw (78), pemilik kedai bakso dan bakmi ini, ada tiga pilihan olahan mi disajikan di kedainya. Selain mi kuning ala hokkien, yang jauh lebih tebal dari mi telur biasa, juga ada mihun putih, dan kwetiau. Kedua jenis mi terakhir berbahan tepung beras. Semuanya bisa dipilih sesuai selera.
Namun, selain pilihan tiga macam mi tadi, yang menjadikan hidangan-hidangan di kedai ini tak kalah istimewa adalah bakso serta daging berkuah kaldu sebagai sajian utama. Irisan-irisan daging sapi serta kuahnya tak hanya terasa gurih, tetapi juga tercecap sedikit manis.
Walau tak merinci, menurut Akiaw, rasa manis irisan daging sapi itu berasal dari gula pasir, yang memang sengaja ditambahkan. Selain itu, masih tanpa merinci teknis serta takarannya, irisan daging sapi juga diberi tepung sagu.
Tak heran jika irisan daging terasa lembut, manis, bersari, terasa tebal, tetapi tak berlemak. Hidangan pesanan favorit di kedai ini, menurut Akiaw, adalah kwetiau bakso dan daging. Baik mi, mihun, atau kwetiau, semuanya disajikan dalam mangkuk terpisah dari kuah dan baksonya.
Ada juga tambahan bawang goreng yang berlimpah, serta irisan daun bawang yang ditempatkan dalam mangkuk berbeda. Selain bakso daging sapi versi polot dan berurat, pelanggan juga bisa memesan bakso ikan sebagai alternatif pilihan .
”Saya berjualan di sini sudah dari tahun 1980-an. Waktu itu masih di gerobak. Biasanya sekarang paling banyak orang suka memesan yang kwetiau. Saat didatangi para pembeli sudah langsung ramai, padahal kedai baru saja dibuka sekitar pukul 15.00. Semakin malam pembeli semakin ramai datang.
Selain bakmi dan bakso kuah khas Medan, para pencinta kuliner terutama peranakan dari ibu kota Sumatera Utara ini juga bisa mencoba beberapa jenis masakan lain. Namun, patut diperhatikan pula tidak semua pedagang makanan khas Medan di area Mangga Besar ini menyajikan masakan berkategori halal.
Tak ada salahnya jika ditanyakan terlebih dahulu ke penjual, yang dengan sukacita akan menjelaskan, seperti dilakukan kedai Kwetiaw Akang. Salah satu pilihan yang patut dicoba di Kwetiaw Akang, yang berdiri sejak tahun 1960 itu, antara lain kwetiau goreng spesial dengan tambahan daging kepiting.
Menurut Riang sang juru masak di kedai ini, tambahan daging kepiting sebetulnya bersifat opsional. Pada dasarnya hidangan kwetiau yang ditawarkan di tempatnya adalah kwetiau sari laut (seafood), baik dalam versi goreng maupun kuah.
Tanpa ditambahi potongan daging kepiting pun kwetiau yang disajikan sudah penuh berisi beberapa potong udang gemuk dan bakso. Sajian kwetiau goreng spesial yang dipesan pun masih diperkaya lagi dengan taoge, sayuran, serta telur bebek.
Penggunaan telur bebek ini lah yang diklaim sebagai khas Medan. Rasanya pun memang terbilang jauh lebih gurih dan kaya ketimbang menggunakan telur ayam biasa. Selain tambahan seafood, pelanggan juga bisa memesan kwetiau dengan daging sapi sengkel dan hepia alias bakwan udang yang diiris kecil.
Hampir semua kedai makanan khas Medan di sepanjang Jalan Mangga Besar ini juga menyajikan sejumlah minuman khas segar. Beberapa seperti teh liang dan air jali. Keduanya biasa disajikan manis dan dingin, dengan tambahan es batu.
Walau menggunakan istilah teh liang, minuman khas Medan satu ini tidak dibuat dari daun teh, melainkan lima macam herbal khas China. Beberapa seperti kayu manis, tanaman krisantemum, dan alang-alang. Aroma herbalnya memang khas dan kuat, serta diyakini berkhasiat untuk pengobatan panas dalam.
Sementara air jali terbuat dari air rebusan daun pandan, yang ditambahi dengan biji jali alias barley. Biji barley tersebut harus terlebih dahulu direndam agar menjadi empuk. Tanaman penghasil biji-bijian barley memang tumbuh di Medan.
Tanaman barley Medan disebut-sebut berkualitas lebih baik dengan buliran lebih besar daripada yang diproduksi di China. Biji-bijian ini diyakini sangat berkhasiat mengendalikan kolesterol dan gula darah.