Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, menambah satu lagi koleksinya. Sejak Sabtu pekan lalu, pengunjung museum bisa menyaksikan mobil pertama di dunia, Benz Patent-Motorwagen.
Oleh
Dahono Fitrianto
·4 menit baca
Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, menambah satu lagi koleksinya. Sejak Sabtu (8/2/2020) pekan lalu, pengunjung museum bisa menyaksikan satu kepingan sejarah penting dunia otomotif, yakni replika ”mobil” pertama di dunia, Benz Patent-Motorwagen.
Hingga hari Minggu (15/2/2020), koleksi tersebut bisa dijumpai di ruang pamer khusus di lantai dasar Gedung B (gedung baru di sayap utara). Mobil (dalam arti kendaraan yang bisa bergerak sendiri dengan mesin pembakaran internal) beroda tiga tersebut menjadi bagian dari pameran ”Perjalanan 50 Tahun Mercedes-Benz di Indonesia”.
Dalam rangka pameran ini, pihak Mercedes-Benz juga memajang satu truk Mercedes-Benz L911 di halaman museum utama ini. Kendaraan niaga yang populer dengan sebutan truk ”Mercy Bagong” ini adalah kendaraan pertama yang diproduksi Mercedes-Benz di Indonesia pada 1970, tepat 50 tahun silam.
Namun, setelah pameran ini selesai, replika Benz Patent-Motorwagen tersebut akan menjadi koleksi tetap Museum Nasional. Lokasi pamerannya juga dipindah ke lantai dua Gedung B Museum Nasional, tempat koleksi sejarah alat transportasi di Indonesia.
Hal itu karena replika mobil tersebut dihibahkan secara resmi oleh perwakilan Mercedes-Benz di Indonesia. ”Kami sangat gembira dapat mendonasikan replika asli mobil pertama di dunia kepada Museum Nasional Indonesia. Mercedes-Benz telah memainkan peran penting dalam sejarah mobilitas di Indonesia karena mobil pertama yang hadir di Indonesia adalah Benz. Dengan donasi ini, kami mendukung Museum Nasional Indonesia dalam menjalankan misinya untuk mengedukasi mengenai wilayah Indonesia dan sejarahnya,” tutur Choi Duk Jun, Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) dalam siaran pers seusai pembukaan pameran, Sabtu (8/2/2020).
Hadir dalam acara pembukaan pameran itu, antara lain, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dan Kepala Museum Nasional Indonesia Siswanto, beserta pucuk pimpinan empat perusahaan perwakilan Mercedes-Benz di Indonesia. Mereka adalah Patrick Schwind, Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Indonesia; Choi Duk Jun, Presiden Direktur PT MBDI; Jung Woo Park, Presiden Direktur PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI); dan Tim Grieger, Presiden Direktur PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia.
Menurut Siswanto, pihaknya langsung merespons positif saat pertama kali menerima informasi perihal rencana hibah Benz Patent-Motorwagen tersebut. ”Karena ini terkait sejarah teknologi mobil pertama di dunia, makanya kami langsung jawab, ya. Jadi bukan karena ada muatan sponsor dari Mercedes-Benz,” papar Siswanto.
Menurut Kepala Museum Nasional ini, ada empat jalur bagi pihaknya untuk mendapatkan koleksi museum, yakni berupa warisan koleksi museum dari zaman kolonial, membeli sendiri benda-benda yang layak menjadi koleksi museum, barang sitaan negara yang memiliki nilai sejarah dan layak menjadi koleksi museum, serta hibah dari berbagai pihak.
Yang menarik, Benz Patent-Motorwagen ini nantinya akan diletakkan di dekat koleksi museum berupa sepeda beroda tiga dari era kolonial Belanda sekitar abad ke-19. Konstruksi rancang bangun sepeda ini begitu mirip dengan yang digunakan pada Benz Patent-Motorwagen, yang memperlihatkan bagaimana penciptaan mobil pertama adalah evolusi dari kendaraan yang sifatnya lebih primitif kala itu.
Cikal bakal
Benz Patent-Motorwagen adalah kendaraan bermesin pembakaran internal pertama yang dipatenkan Carl Benz (1844-1929) pada 29 Januari 1886 dengan nomor registrasi paten 37435. Dengan berbagai teknologi yang dia miliki, seperti mesin bakar empat langkah (empat tak), karburator, sistem pengapian elektrik, dan teknologi pushrod untuk membuka katup gas buang, kendaraan ini sering disebut sebagai mobil (automobile) pertama dan menjadi cikal bakal pengembangan mobil modern.
Mesin satu silinder dengan kapasitas 954 cc ini menghasilkan tenaga kurang dari 1 HP, tetapi telah mengubah metode mobilitas masyarakat yang selama ini mengandalkan kuda atau kereta uap. Mobil ini diperkenalkan ke publik pertama kali pada 3 Juli 1886 di kota Mannheim, Jerman.
Dua tahun kemudian, istri Carl, Bertha Benz, membuktikan kepada publik bahwa kendaraan baru ini bisa diandalkan untuk perjalanan jarak jauh. Ia bersama dua anaknya, Eugen (15) dan Richard (14), mengendarai Benz Patent-Motorwagen No 3 dari kota Mannheim menuju kota kelahirannya di Pforzheim melalui kota Heidelberg dan Wiesloch, Jerman. Total jarak yang ditempuh pergi-pulang sekitar 180 kilometer.
Sejak saat itu, mobil karya Benz tersebut makin menarik perhatian masyarakat dan Benz pun mengembangkan karyanya dengan mobil-mobil berkemampuan makin baik. Pada 1893, Benz memperkenalkan Benz Victoria, yang memiliki empat roda dengan mesin 2 silinder bertenaga 4,6 PS.
Satu tahun kemudian, atau delapan tahun sejak Benz Patent-Motorwagen dipatenkan, Sunan Pakubuwono X di Keraton Surakarta membeli satu mobil Benz Victoria Phaeton. Sejarah mencatat, inilah mobil pertama yang hadir di Tanah Air.
”Raja Jawa ini membeli mobil jauh sebelum raja-raja di Eropa membeli mobil,” tutur petugas pemandu di Museum Mercedes-Benz di Stuttgart, Jerman, kepada Kompas pada 2018.