”Skullbreaker challenge” adalah lelucon digital yang bermula di aplikasi TikTok, dan dimainkan oleh tiga orang. Dua orang yang berdiri mengapit seorang pemain yang mencoba melakukan lompatan vertikal setinggi-tingginya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW JERSEY, SABTU — ”Skullbreaker challenge”, aksi lelucon digital yang semula viral di aplikasi TikTok, dinilai sangat membahayakan. Sejumlah laporan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa lelucon ini telah mengakibatkan beberapa anak terluka dan terpaksa dirawat di rumah sakit.
Dikutip dari Fox5, Sabtu (15/2/2020), keluarga Shenker yang menetap di Cherry Hill, Camden, New Jersey, mengatakan, pada akhir Januari lalu, anak mereka terpaksa dirawat di rumah sakit karena mengalami trauma di bagian kepala.
”Dia tergeletak di lantai, tidak bereaksi terhadap apa pun. Pihak sekolah harus menelepon ambulans dan membawanya ke rumah sakit,” kata Stacy Shenker. Dia menambahkan, anaknya dan dua teman anaknya sebelumnya mencoba memainkan kembali sebuah lelucon yang mereka lihat di aplikasi TikTok.
Pada dasarnya, skullbreaker challenge adalah lelucon digital yang bermula di aplikasi Tiktok, dan dimainkan oleh tiga orang. Dua orang yang berdiri mengapit seorang pemain mencoba melakukan lompatan vertikal setinggi-tingginya. Sedangkan orang ketiga, berada di tengah, menyusul melompat ketika kedua rekannya sudah kembali menjejakkan kakinya di lantai.
Ketika orang ketiga mencoba melakukan lompatan, saat itulah kedua orang lainnya menendang kakinya dari bagian betis. Ketidakseimbangan itulah yang membuat orang ketiga kemudian membentur lantai dengan posisi telentang. Anggota tubuh yang pertama membentur lantai biasanya kepala dan punggung.
Kejadian inilah yang membuat putra Stacy yang masih berusia 13 tahun menjalani perawatan di rumah sakit Universitas Cooper di Camden, New Jersey. Si anak diduga mengalami gegar otak akibat benturan keras di batok kepala bagian belakang.
Mark, suami Stacy, menyatakan, lelucon digital seperti itu sangatlah tidak lucu dan membahayakan. ”Anak-anak bisa menirunya dan membuat mereka dirawat di rumah sakit. Bahkan, bukan tidak mungkin, mereka bisa tewas karena lelucon seperti itu,” kata Mark.
Kondisi yang sama menimpa seorang anak di Ozark, Alabama. Bocah laki-laki berusia 12 tahun ini terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit lokal karena lengan kanannya patah setelah memainkan skullbreaker challenge bersama dua temannya.
Dikutip dari situs WTVY, Teri Smith, ibu sang bocah laki-laki tersebut, mengatakan, dari nama lelucon tersebut, terlihat ada kesengajaan mencelakai tengkorak seseorang yang menjadi korbannya.
”Dari tujuannya memang ditujukan untuk membuat seseorang jatuh terlentang, membuat tengkorak seseorang terluka, bahkan retak,” katanya.
Menurut Teri, kini sang anak masih harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya. Dengan kondisi tangan kanan masih dibalut, butuh berminggu-minggu bagi sang anak untuk pulih.
”Karena dia menulis dengan tangan kanan, kemungkinan dia akan sulit menulis dan melakukan kegiatan lainnya,” kata Teri.
Dengan kejadian ini, Teri berharap anak-anak dan orangtua sadar bahwa lelucon digital ini berbahaya untuk ditiru. Apalagi ketika korban jatuh telentang di lantai ataupun membentur benda keras lainnya.
Petugas kepolisian di wilayah Ozark, Letnan Jessie Kellum, mengatakan, jika orang-orang yang terlibat dalam permainan ini dinilai lalai dan mengakibatkan orang lain terluka, bukan tidak mungkin akan menghadapi tuntutan hukum.