Pekerja Kantoran Mematahkan Mitos Mengantuk Setelah Olahraga Pagi
Sebagian pekerja kantoran menolak tersandra oleh kesibukan sehingga tidak sempat berolahraga. Demi tubuh yang bugar, bangun lebih awal dan pergi ke pusat kebugaran dilakoni saban pagi.
Tinggal di Jakarta dengan segudang aktivitas tentu menyita waktu dan tenaga. Akan tetapi, sebagian orang menolak tersandra oleh kesibukan dan memilih pergi ke pusat kebugaran saban pagi. Mitos olahraga pagi akan menimbulkan kantuk saat bekerja pun mereka patahkan.
Rudi Haryanto, karyawan salah satu hotel di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020), terburu-buru setelah keluar dari salah satu pusat kebugaran di kawasan Sudirman. Kurang dari lima menit, ia harus sampai di tempat kerjanya yang berjarak sekitar 500 meter dari pusat kebugaran itu.
Rudi mengaku momen tersebut bukan hanya terjadi satu atau dua kali. Sudah sekitar dua tahun ini ia selalu menyempatkan diri fitness sebelum bekerja. Setidaknya hal itu dilakukan empat kali dalam seminggu. Pria asal Bekasi, Jawa Barat, ini rela berangkat dari rumahnya pada pukul 05.30.
Baca juga : ”Crossfit” Digandrungi lantaran Ragam Keuntungannya
Biasanya, ia sampai di kawasan Sahid Sudirman sekitar pukul 06.30 dan langsung fitness selama 45 menit hingga satu jam. Sisa waktu setengah jam biasanya digunakan Rudi untuk mandi sebelum berjalan menuju kantor.
Rudi berolahraga karena ingin menjaga kebugaran tubuh sepanjang waktu. Ia memilih olahraga di pagi hari ketimbang sore atau malam hari karena ingin menghindari kemacetan yang identik dengan polusi udara. ”Kalau kesiangan berangkat, (waktu) habis di jalan karena macet. Mending berangkat pagi langsung sampai, sekalian olahraga,” katanya.
Bagi mereka yang tidak terbiasa, olahraga pagi ditakutkan bakal mengundang kantuk saat bekerja. ”Nyatanya tidak,” tegasnya. Performa kerja Rudi tidak terganggu kendati ia berolahraga di pagi hari. Malah, Rudi merasa lebih segar saat melakukan aktivitas seharian.
Hal yang sama dilakukan Elisabeth Galih, karyawati swasta di salah satu perusahaan asuransi di kawasan Sahid Sudirman Center. Setiap hari ia berangkat dari rumahnya di Tangerang Selatan sekitar pukul 05.30 dan sampai ke tempat kerja pukul 06.00-06.30.
Ia cenderung memilih berangkat lebih pagi dan berolahraga di dekat tempat kerjanya ketimbang berolahraga di rumah lantaran lebih efisien. Elisabeth tak melulu fitness. Sesekali ia joging dari Gelora Bung Karno sampai kantornya.
”Kalau fitness biasanya saya main alat kardio atau treadmill. Tetapi, kalau lagi bosan, biasanya juga joging biar ada variasi,” katanya.
Bagi mereka yang tidak terbiasa, olahraga pagi ditakutkan bakal mengundang kantuk saat bekerja, tetapi nyatanya tidak.
Elisabeth cenderung memilih pagi hari untuk berolahraga karena menganggap kondisi tubuh masih segar. Kalau sore atau malam hari, kondisi tubuhnya sudah menurun. Selain itu, ia enggan berolahraga di malam hari karena tak ingin melewatkan momen berkualitas bersama keluarga, terutama dengan anaknya yang masih berusia satu tahun.
Sejak delapan bulan terakhir, Elisabeth rutin olahraga pagi setiap hari karena ingin tetap bugar dan menjaga bentuk tubuhnya. ”Pertama karena aku enggak mau gemuk. Kalau gemuk, aku susah gerak. Selain itu, aku ingin enggak gampang sakit saja, sih,” ujarnya.
Dua karyawati swasta, Mela Emanuela dan Gerda Silalahi, sejak delapan tahun terakhir juga rutin fitness bersama. Keduanya tertarik olahraga pagi sebelum bekerja ketimbang sore atau malam hari.
Pernah mereka berolahraga di malam hari, tetapi akibatnya badan menjadi segar dan sulit tidur.
”Selain itu, kami juga lebih memilih pagi karena kalau sore penginnya cepat pulang untuk mendampingi anak belajar. Selain itu, kami juga selalu bareng biar bisa saling memotivasi,” kata Gerda.
Banyak di perkantoran
Pusat kebugaran atau gym menjadi tempat olahraga yang digemari pekerja kantoran karena banyak terletak di kawasan pusat perkantoran. Selain itu, di pusat kebugaran biasanya juga disediakan tempat mandi.
Tawaran berolahraga di pusat kebugaran dengan berbagai fasilitas ini memberikan pilihan selain joging di area terbuka.
”Orang-orang biasanya latihan pas pagi sebelum berangkat kantor. Kebetulan lokasi gym ini juga berada di area perkantoran,” kata Taufan Tjandra, pelatih crossfit di salah satu pusat kebugaran di Kuningan, Jakarta Selatan.
Manajer sekaligus pelatih kebugaran Odiseus Fitness, Jakarta Pusat, Abraham Lumban Gaol, mengatakan, sebagian besar pekerja kantoran cenderung memilih olahraga pada pagi hari karena waktu yang tersedia relatif pasti, yakni sebelum aktivitas kantor dimulai. Jika sore atau malam hari, jadwal para pekerja kerap berubah lantaran ada rapat atau lembur mendadak.
Bram, panggilan akrab Abraham, juga menduga ada faktor jam biologis yang memengaruhi hal tersebut. Menurut dia, orang yang terbiasa berolahraga pagi akan terus melakukannya setiap pagi. Jika waktu rutinitasnya diubah, dapat berdampak pada mood dan tenaga.
”Kecuali bagi mereka yang sudah terbiasa berolahraga pada jam yang berubah-ubah, biasanya jam biologisnya juga akan menyesuaikan,” katanya.
Menurut Bram, olahraga pagi akan terasa berat bagi orang-orang yang belum pernah melakukannya. Akan tetapi, jika dilakukan secara rutin, yang terjadi sebaliknya. Orang akan merasa badannya lemas dan kaku jika melewatkannya dalam beberapa hari.
”Orang merasa lebih segar karena mereka berkeringat. Dengan berkeringat, racun-racun di dalam tubuh ikut luruh,” ujarnya.
Baca juga : ”Gym” Gratis di Taman Kota Waduk Pluit
Olahraga yang cocok di pagi hari
Menurut dokter spesialis olahraga Michael Triangto dari Slim + Health Sports Therapy, olahraga pada umumnya baik dilakukan pada pagi ataupun malam hari. Sepanjang olahraga pagi dilakukan dengan batasan yang wajar, performa tubuh tidak akan menurun pada saat bekerja.
Oleh sebab itu, lanjut Michael, jenis olahraga yang cocok dilakukan pada pagi hari adalah olahraga aerobik, seperti treadmill, jalan cepat, dan sepeda statis. Jika seseorang tetap ingin berolahraga beban, bisa dilakukan dengan memanfaatkan berat tubuh, seperti push up, sit up, pull up, atau crunch.
Michael mengatakan, jika seseorang berolahraga secara terukur, terprogram, teratur, dan berkesinambungan, generator sel di tubuh menjadi aktif. Hal itu akan memproduksi sumber energi untuk sel, yaitu Adenosina trifosfate (ATP), sehingga membuat badan lebih segar.
”Saat olahraga pagi, metabolisme orang meningkat sehingga menjadi segar. Tetapi tidak boleh berlebihan,” ungkapnya.
Menurut Michael, kadar ATP akan menurun setiap dua hari sehingga perlu ditingkatkan dengan cara berolahraga kembali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan, untuk menjadi sehat, setiap orang perlu melakukan aktivitas fisik terprogram selama 150 menit per minggu.
”Kalau seminggu dilakukan tiga kali, setiap sesinya dilakukan selama 50 menit. Kalau dilakukan selama lima hari, setiap sesi perlu dilakukan selama 30 menit. Sisanya harus digunakan untuk pemulihan,” ujarnya.
Jadi, Anda tim olahraga pagi atau sore/malam?