Gim buatan pengembang lokal ternyata hanya mendapat porsi sebesar 0,4 persen dari total gim yang dimainkan di Indonesia. Perlu regulasi dari pemerintah yang dapat memberikan ruang eksposur kepada pengembang gim lokal.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
Senyum kecut tersungging di wajah Arief Widhiyasa, CEO Agate, perusahaan pengembang gim asal Bandung, Jawa Barat, saat ia menunjukkan grafik market share gim Indonesia di depan media dan pegiat esports, Selasa (25/2/2020) siang, di Jakarta. Gim lokal hanya mendapat porsi sebesar 0,4 persen dari total gim yang dimainkan di Indonesia.
”Secara umum produk gim lokal itu, simply, masih kalah saing secara kualitas. Tetapi, ini pekerjaan rumah bagi developer Indonesia untuk bagaimana bisa make a dent di pasar lokal,” ujar Arief.
Tantangan besar tersebut memang harus dihadapi oleh para pengembang gim Indonesia seperti Agate, yang juga baru merilis produk gim terbarunya, Esports King, sebuah gim manajemen tim esports untuk platform Android, bekerja sama dengan tim esports ternama Indonesia, RRQ.
Pada prinsipnya, pada gim ini, si pemain seakan-akan memiliki sebuah tim esports bergenre first person shooter. Pemain harus merekrut pro-player dan menyusun taktik sebelum pertandingan. Pemain pun bisa mengajak pemain lain untuk menduelkan tim masing-masing (mode player-versus-player/PvP).
”Harapannya Esports King bisa menjadi salah satu gim yang populer dipertandingkan dalam berbagai kejuaraan esports,” kata Arief.
Kondisi pengembang gim lokal yang terpuruk ini menjadi ironis mengingat Indonesia adalah pangsa pasar gim terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan data lembaga riset pasar Newzoo, penghasilan industri gim di Indonesia mencapai 1,08 juta dollar AS atau sekitar Rp 15 triliun. Asia Tenggara juga menjadi pangsa pasar gim mobile dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yakni 17,4 persen year-on-year.
Menurut Indonesia Game Association (AGI), pasar gim di Indonesia akan menduduki peringkat kelima terbesar di dunia dengan perkiraan total pendapatan mencapai 4,3 juta dollar AS.
Proteksi regulasi
Salah satu langkah yang dinilai dapat membantu pengembang lokal memanfaatkan ledakan gim adalah regulasi dari pemerintah.
Sejauh ini, gim esports lokal baru mendapat panggung nasional pada Piala Presiden Esports 2020. Dalam kejuaraan ini, gim lokal Ultra Space Battle Brawl diperkenalkan dalam nomor ekshibisi di antara tiga gim utama yang dipertandingkan: gim sepak bola PES2020, gim bergenre shooter Free Fire, dan gim arcade Fruit Dart.
Pada akhir Januari lalu, dalam sebuah jumpa pers jelang penyelenggaraan grand final Piala Presiden Esports 2020, Ketua Panitia Piala Presiden Esports 2020 Giring Ganesha mengatakan, pelibatan gim lokal pada kejuaraan nasional tersebut diharapkan dapat membuka ruang untuk memicu pertumbuhan industri gim Indonesia.
Menurut Ketua Umum Federasi Esports Indonesia Andrian Pauline, perlu sebuah regulasi dari pemerintah yang dapat memberikan ruang eksposur kepada pengembang gim lokal sehingga dukungan dapat diberikan secara konsisten.
Cara ini dapat dilakukan dengan meminta setiap penyelenggara kejuaraan esports untuk menyertakan gim lokal. Menurut Andrian, gim asing yang sudah populer tetap akan menjadi daya tarik utama, tetapi tetap ada ruang untuk pengembang gim lokal.
”Ini bukan soal harga diri bangsa atau apa pun, tetapi Indonesia jangan hanya jadi pasar dan penikmat saja,” kata Andrian.