Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 yang berlangsung pada 28 Februari hingga 1 Maret 2020 memberi inspirasi untuk membangun harapan di tengah merebaknya virus covid-19, tanpa melonggarkan kewaspadaan.
Oleh
Riana A Ibrahim
·3 menit baca
Optimisme patut diteguhkan dalam kondisi global yang menerpa. Gelaran Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 yang tetap berlangsung pada 28 Februari hingga 1 Maret 2020 menjadi gambaran untuk terus bergerak dan membangun harapan di tengah merebaknya wabah penyakit Covid-19.
Berderet artis international dan lokal masih tampil menghibur penonton di Jakarta International Expo Kemayoran. Walau jelang pelaksanaan, salah satu pengisi acara, yakni penyanyi asal Amerika Serikat yang mengusung aliran musik soul dan R&B, Ari Lennox, membatalkan kehadirannya.
Hal ini dikonfirmasi Presiden Direktur Java Festival Production Dewi Gontha. Kiana Lede yang juga berasal dari Amerika Serikat dan bermain di genre soul dan R&B pun didapuk menggantikan penampilan Ari.
Selama dua hari perhelatan, sejumlah panggung tetap dipenuhi audiens, baik dari dalam maupun luar negeri, meski terlihat sebagian menutupi mulut dan hidungnya dengan masker sebagai bentuk antisipasi. Di tiap gerai, hall, tempat berlangsungnya pertunjukan, dan gerai makanan pun disediakan cairan pembersih tangan yang dapat dimanfaatkan para pengunjung.
Kendati demikian, tak satu pun penampil menyinggung secara langsung persoalan wabah penyakit Covid-19 saat beraksi di atas panggung. Dibandingkan hari pertama penyelenggaraan, hari kedua yang jatuh pada Sabtu lebih banyak menyedot animo publik. Bahkan tak sedikit, orangtua yang mengajak anak-anak.
Salah satu penampil pada hari pertama, yaitu mantan VJ MTV Jamie Aditya yang berkolaborasi dengan Ron King Big Band dan telah berulang kali tampil dalam pesta musik jazz tahunan ini, misalnya, melontarkan pertanyaan terkait sepinya penonton.
”Maybe, they’re still stuck in traffic, right? It’s Friday and after office hours. But it’s okay, we’re still singing,” ujar Jamie yang malam itu membawakan sejumlah nomor jazz lawas milik Billie Holiday, Jill Barber, Fats Waller, dan Louis Armstrong dengan aksi teatrikalnya.
Wabah penyakit Covid-19 telah menimbulkan ketakutan publik karena minimnya informasi yang ada, baik terkait pencegahan maupun penanganannya. Mengacu pada pemantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap laporan resmi, pernyataan resmi, dan berita media massa pada 7 Februari 2020, 72 negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan (Kompas, 20/02/2020).
Terbaru, Arab Saudi bahkan menutup akses perjalanan ibadah umrah untuk sementara waktu. Sejumlah acara hiburan di berbagai negara juga dibatalkan, antara lain Festival K-Pop di Los Angeles, Amerika Serikat, April nanti. Kemudian, grup BTS juga mengumumkan pembatalan konser tur Map of the Soul pada April nanti.
”Setelah dari sini, kami akan kembali ke Amerika. Agenda di Filipina ditunda karena isu korona. Tidak hanya kami, tetapi semua pertunjukan di negara itu terdampak,” ungkap salah seorang personel The Jackson, Marlon Jackson, kepada harian Kompas. Sesuai jadwal, Manila menjadi persinggahan dari The Jackson dalam rangkaian The Jackson 5 Final Tour pada 6 Maret nanti.
Lebih ”Ngejazz”
Komposisi penampil tahun ini juga terbilang berbeda. Pianis muda beraliran jazz, yakni Sri Hanuraga yang tampil pada hari pertama dan kedua, mengungkapkan bahwa Java Jazz kali ini terbilang spesial baginya. ”Lebih banyak gig jazz daripada gig pop,” ungkap Aga, sapaan akrabnya.
Jika dicermati susunan artis yang bermain, hal ini memang terbukti. Ajang musik yang telah berusia 16 tahun ini menyuguhkan rasa jazz yang lebih kental pada tahun ini. Sebut saja Paulinho Garcia, Tony Monaco, New York Voices, Michael White, Michael Paulo, dan Gregg Karukass hingga dari dalam negeri, seperti Aga, Gerald Situmorang, Barry Likumahuwa, Cantika, serta maestro seperti Idang Rasjidi.