Agar Tetap Aman Pelesiran di Tengah Pandemi Covid-19
Meski wabah Covid-19 tengah merebak, menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi), perjalanan dengan pesawat tetap aman dilakukan. Syaratnya, penumpang harus sehat saat bepergian.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·5 menit baca
Hari Kamis (12/3/2020) waktu Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), penyebab penyakit Covid-19, sebagai pandemi global. Semua negara bersiaga. Bandara sebagai gerbang keluar-masuk negara dijaga. Amankah pelesiran saat dunia tengah waspada?
Suasana di salah satu sudut Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (12/3) sore, sempat riuh. Sejumlah petugas karantina kesehatan siaga setelah thermal scanner berbunyi ”bip, bip, bip!” Artinya, alat tersebut mendeteksi orang atau benda bersuhu lebih dari 38 derajat celsius.
”Yang di belakang berhenti dulu!” seru salah seorang petugas. Semua orang yang sedang berbaris untuk diperiksa mendadak waswas. Petugas lanjut bertanya, ”Apa ada yang bawa air panas? Yang pakai jaket, coba jaketnya dilepas dulu.”
Mereka bernapas lega setelah petugas turun tangan. Rupanya, thermal scanner mendeteksi suhu tinggi dari air panas yang dibawa salah satu orang. Seorang lain yang berjaket kulit dinyatakan sehat setelah suhu badannya diperiksa dengan termometer serupa pistol.
”Mungkin dia kepanasan karena pakai jaket kulit. Setelah dilepas, suhu badannya normal,” kata petugas yang mengenakan masker dan sarung tangan lateks itu.
Orang-orang di barisan itu kebanyakan adalah warga negara Indonesia yang terbang dari Korea Selatan. Mereka harus melewati area karantina kesehatan yang dilengkapi thermal scanner dan termometer setelah mendarat. Mereka juga wajib menyerahkan surat keterangan sehat dari Korsel. Beberapa dari mereka tidak memiliki surat yang dimaksud.
Petugas lalu mengerahkan mereka ke ruang karantina untuk membuat laporan. Mereka juga diberi kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card/HAC) terbitan Kementerian Kesehatan.
”Kartu ini jangan sampai hilang! Masa berlaku kartu dua minggu sejak hari ini. Kalau nanti batuk atau demam tinggi, langsung ke dokter,” kata petugas karantina kepada orang yang tidak membawa surat keterangan sehat.
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan pasien Covid-19 terbanyak. Ada 7.869 kasus per Kamis pukul 18.40 dengan korban meninggal dunia sebanyak 66 orang. Pemerintah setempat pun memerintahkan 2,5 juta penduduk kota Daegu untuk tinggal di rumah.
Sementara itu, China yang menjadi pusat merebaknya SARS-CoV-2 perlahan bangkit. Pada 10 Februari 2020, tercatat ada 2.478 kasus baru setiap hari. Jumlahnya menurun signifikan dua pekan kemudian menjadi 409 kasus per hari. Pada Rabu (11/3/2020), jumlahnya tinggal 7 kasus baru per hari (Kompas, 12/3/2020).
Aman jika sehat
Selain mengunci wilayah yang terjangkit Covid-19, sejumlah negara juga membatasi penerbangan dari dan ke wilayahnya. Kendati demikian, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) beserta sejumlah instansi menyatakan bahwa perjalanan dengan pesawat aman dilakukan. Syaratnya adalah penumpang harus sehat.
”Kalau Anda sakit, jangan paksakan diri untuk terbang. Dengan ini, potensi infeksi bisa diminimalkan. Kami ingin membangun kepercayaan masyarakat bahwa mereka tidak akan terinfeksi saat terbang,” kata Ketua Umum Perdospi Wawan Muliawan.
Menurut dia, edukasi dan informasi yang tepat tentang pandemi ini perlu digalakkan. Hoaks akan menimbulkan kepanikan yang tidak perlu. Masyarakat sehat dan memiliki pengetahuan tentang Covid-19 dinilai tidak perlu takut bepergian dengan pesawat.
Hal ini merupakan kesimpulan dari diskusi antara Perdospi dan sejumlah institusi. Beberapa pihak yang hadir antara lain Kementerian Perhubungan, Ikatan Pilot Indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Jaringan Penerbangan Indonesia, dan akademisi.
Kalau Anda sakit, jangan paksakan diri untuk terbang. Dengan ini, potensi infeksi bisa diminimalkan. Kami ingin membangun kepercayaan masyarakat bahwa mereka tidak akan terinfeksi saat terbang.
Kelompok petugas pemantau infeksi juga akan ditempatkan di bandara. Tugasnya adalah berpatroli keliling bandara untuk memeriksa masyarakat. Para petugas adalah dokter spesialis kedokteran penerbangan dan calon dokter spesialis kedokteran penerbangan yang masih dalam masa studi.
”Kami mau menjamin bahwa potensi infeksi bisa diminimalkan. Ide ini akan segera kami ajukan ke otoritas bandara. Kami fokus menerapkan ini di Bandara Soekarno-Hatta terlebih dulu,” kata Wawan.
Ia menyadari, sejumlah orang terinfeksi SARS-CoV-2 tidak menunjukkan gejala sakit. Kendati demikian, ia menilai, upaya penapisan di bandara sudah memadai. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak takut berlebihan.
Kondisi Bandara Soekarno-Hatta pada hari Kamis lebih lengang dari biasanya. Seorang pria kaukasoid dari Singapura mengaku tidak khawatir bepergian ke luar negeri. Ia yakin, Singapura dan Indonesia bisa mengatasi wabah. Selain itu, urusan pekerjaan membuatnya harus bepergian.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melarang turis dari Iran (Qom, Teheran, Gilan), Italia (Lombardy, Veneto, Emilia-Romagna, Marche, Piedmont), dan Korea Selatan (Daegu, Gyeongsang) untuk datang dan transit di Indonesia. Daerah-daerah yang tidak ditandai dari ketiga negara tersebut boleh masuk Indonesia.
Industri penerbangan merugi
Pandemi global ini memengaruhi dunia aviasi. Sejumlah penerbangan internasional dan domestik di beberapa negara dibatalkan. Hal ini membuat industri penerbangan merugi hingga miliaran rupiah.
Kerugian PT Angkasa Pura I mencapai Rp 207 miliar pada periode Januari-Februari 2020. Kerugian untuk setiap penerbangan internasional dan domestik menyentuh Rp 100 miliar per bulan. Ini disebabkan oleh meningkatknya pembatalan penerbangan (Kompas.id, 11/3/2020).
Dari 15 bandara yang dikelola PT AP I, ada 12.703 pembatalan penerbangan yang terdiri dari 11.680 pembatalan penerbangan domestik dan 1.023 internasional. PT AP I kehilangan 1,672 juta penumpang sepanjang Januari-Febriari 2020 yang terdiri dari 1,5 juta penumpang domestik dan 172.000 penumpang internasional.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan sumber pendapatan dari bisnis di luar penerbangan. Ini dilakukan untuk menyiapkan skenario ganti rugi.
Jaga kesehatan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan diri. Tangan harus dicuci secara berkala. Etika batuk dan bersin pun harus dilakukan. Warga yang sakit juga harus mengenakan masker.
SARS-CoV-2 akan menyerang individu yang imunitasnya rendah. Oleh sebab itu, makan makanan bergizi dan olahraga secukupnya disarankan.
Terawan mengatakan, Covid-19 adalah self limited disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Namun, penapisan dan penanganan kasus ini tidak bisa disepelekan. Pasien Covid-19 harus ditangani sejak awal agar tidak mengalami titik kritis, yakni saat virus mencapai paru-paru.