Cerita tentang Anjing Imut
Anjing jenis pom mempunyai mata bulat, hidung kecil, dan tubuh mungil. Bulu-bulunya panjang terurai sehingga tubuhnya terlihat seperti gulungan kapas. Gerakannya lincah dan cekatan.
Anjing jenis pom mempunyai mata bulat, hidung kecil, dan tubuh mungil. Bulu-bulunya panjang terurai sehingga tubuhnya terlihat seperti gulungan kapas. Gerakannya lincah dan cekatan. Sesekali, kedua kakinya terangkat mengajak bermain. Ah, sungguh menggemaskan anjing jenis pom!
Chibi (6) asyik bercengkerama dengan Sciel (4) di Dogs Ministry, Jakarta Utara, Sabtu (29/2/2020), sedangkan Shion (2) hanya duduk diam menatap mereka bermain dari pojok ruangan. Ketiga ”saudara” sepemilik ini adalah anjing jenis pom atau Pomeranian berbulu coklat.
”Sekitar 10 tahun lalu, saya takut anjing. Namun, saya bertemu Chibi yang saat itu dibuang di pos satpam perumahan PIK (Pantai Indah Kapuk). Ketika membuka kandangnya, Chibi langsung melompat ke pangkuan saya terus enggak mau turun. Hati saya langsung kasihan,” kata Eddy Lie, Ketua Indonesia Pomeranian Family sekaligus pemilik Chibi, Sciel, dan Shion.
Eddy melanjutkan, setelah kejadian itu, dirinya memiliki pandangan yang berbeda tentang anjing. Kelucuan dan keimutan anjing pom membuat Eddy jatuh hati terhadap anjing jenis ini. Apalagi, anjing pom memiliki sifat setia dan pintar untuk dilatih trik-trik, seperti bersalaman atau berdiri dua kaki.
”Berkat Chibi, saya juga bertemu dengan istri saya, Wiwin, yang memiliki Sciel, ketika gathering komunitas anjing di Central Park tiga tahun lalu. Kami mengobrol sampai menikah dan punya satu anak,” katanya.
Herryadi (40), anggota Indonesia Pomeranian Family dari Palembang, juga memiliki cerita sendiri awal mula memelihara anjing pom. Herryadi memiliki tiga anjing pom berbulu putih, yakni Mini (3), Amour (3), dan Gigi (3).
”Sebenarnya dari kecil saya suka dan selalu memelihara anjing meski jenisnya beda. Waktu itu anjing peking. Kemudian pada 2017, saya beli anjing pom di Surabaya karena ukurannya kecil dan bulunya bagus,” kata Herryadi yang juga pemilik DHC Barbershop.
Herryadi mengaku, untuk saat ini, dirinya tidak tertarik memelihara anjing atau hewan selain anjing pom. Kelucuan penampilan dan kelincahan karakter anjing pom telah memikat hatinya.
Berdasarkan situs dogtime.com, anjing pom adalah bagian dari keluarga anjing jenis spitz yang berbulu tebal dan panjang. Nama anjing pom diambil dari nama Pomerania, sebuah wilayah antara Jerman dan Polandia.
Polah tingkah lucu
Tidak hanya jenis pom, anjing mungil lain jenis shih-tzu pun tak kalah menggemaskan. Saat menghadiri kumpul komunitas shih-tzu bertajuk Tahun Baru Imlek dan Valentine, Sabtu (22/2/2020), shih-tzu Kodi (3) dituntun masuk ke sebuah kafe. Dengan mengenakan tali, Kodi berjumpa dengan sejumlah anjing shih-tzu lain. Mereka seperti gumpalan kapas lembut yang berjalan ke sana ke mari.
Anjing-anjing lucu itu mengendus sambil mendekati. Sesekali tatapan mata bertemu satu sama lain. Apalagi, ketika Gwen (10) masuk dengan menumpang stroller anjing, sambutan anjing lain membuat riuh. Terlebih ketika Gwen diturunkan ke lantai meskipun Gwen tidak dapat melihat sekitarnya. Gwen hanya terdiam. Namun, jika merasa terganggu, Gwen terlihat galak.
”Enggak perlu takut. Gwen ini sebenarnya baik, hanya karena ada keterbatasan di mata, anak ini merasa perlu defense. Dari Gwen, saya banyak sekali belajar kesabaran, merawat dia sampai tumbuh dengan sehat sampai sekarang ini,” kata Sisca, pemilik Gwen sekaligus Ketua Pecinta Shih-tzu Indonesia (Peshindo).
Tingkah pola kelucuan juga diperlihatkan Bernard (1) yang datang bersama Jocelyne. Berlari ke sana kemari, mengendus sudut-sudut ruangan, bahkan meminta camilan. Ah, camilannya ikan kering. ”Iya, Bernard suka banget makan ikan kering,” kata Jocelyne, bocah SD yang datang bersama Bernard.
Di sana ada Lusy (2,5), yang hari itu memakai pakaian anjing bermotif Imlek warna merah. Anjing itu berbulu lembut dan menggemaskan. Billy, sang pemilik Lusy, menceritakan, ia menyisir bulu Lusy setidaknya sehari sekali agar lembut. Ia juga memberi obat cacing setiap tiga bulan sekali.
Sebelum diadopsi oleh Billy, Lusy kemungkinan diberi makan sembarangan. Buang air besarnya terlihat ada butir-butir kecil seperti biji cabe. Sejak dirawat oleh Billy, Lusy kini semakin terawat. Ia juga melatih Lusy agar tidak mengganggunya saat makan. ”Anjing tahu, kok, kalau kita kasih tahu baik-baik,” ujar Billy, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.
Pertemuan anjing shih-tzu yang dihadiri sekitar 30 anjing pun semakin semarak. Semua peserta asyik mengikuti permainan sederhana yang melibatkan seluruh anjingnya. Sebagian pemilik mendandani anjingnya dengan baju khusus anjing. Ada pula yang menguncir rambut anjingnya hingga terlihat cantik.
Keluarga
Tidak hanya anjing pom dan shih-tzu, semua anjing sebetulnya juga bisa diperlakukan sebagai bagian keluarga. Eddy mengatakan, tidak sedikit waktu, energi, dan ongkos terkuras untuk memelihara anjing dengan baik. Pemilik anjing pom, misalnya, perlu memberi makan dan vitamin, memandikan, serta menyisir bulu mereka secara teratur.
Ketika bepergian keluar rumah, misalnya, Eddy juga menyiapkan perlengkapan seperti tisu dan air minum. Pemilik anjing pom juga perlu menyediakan dana darurat untuk ke dokter karena anjing pom rentan sakit atau terluka.
”Punya anjing itu seperti punya anak, kita harus telaten dan teliti. Mereka juga seperti manusia, kalau tua juga ada yang kena penyakit stroke, jantung, dan diabetes. Saya juga awalnya enggak percaya juga,” kata Eddy.
Eddy menambahkan, pencinta anjing tidak hanya memelihara, tetapi juga merawat anjingnya. ”Kalau dihitung-hitung, saya bisa menghabiskan Rp 500.000 sampai Rp 600.000 per bulan untuk makanan, vitamin, dan mandi dua anjing. Itu di luar biaya ke dokter kalau sakit, vaksin, dan lain-lain,” katanya.
Namun, pengorbanan itu setimpal dengan kebahagiaan yang diperoleh. ”Waktu saya sakit, Brunella yang ada di samping menunggui saya gitu, benar-benar tidak bergerak. Anak saya malah di kafe sama teman-temannya. Kalau saya pulang, dia (Brunella) ikutin,” ujar Meiliana sambil tersenyum.
Indonesia Pomeranian Family adalah salah satu komunitas pencinta anjing di Indonesia. Komunitas menjadi wadah berbagi kebahagiaan dan kiat memelihara anjing pom. Berdiri sejak 14 Februari 2018, komunitas beranggotakan 66 orang dari sejumlah kota, seperti Jakarta, Palembang, Bandung, dan Semarang.
Menurut Eddy, komunitas berupaya untuk berkontribusi bagi kesejahteraan anjing tanpa melihat jenis atau ras. Salah satunya adalah dengan mendonasikan makanan kepada tempat-tempat penampungan anjing secara teratur dua kali setahun, tepatnya pada perayaan Hari Natal dan Tahun Baru Imlek.
”Kami berusaha membantu anjing lain yang membutuhkan bantuan. Contohnya, kami mengumpulkan dana membantu seekor anjing kampung bernama Brownie yang lehernya sobek di Tomang,” katanya.
(ELSA EMIRIA LEBA/STEFANUS OSA)